Tudang Sipulung, Petani CSA Pinrang Tingkatkan Kemampuan Baca Iklim
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Selasa, 07 Mei 2024
PROGRAM SIMURP: Mattiro Bulu merupakan salah satu dari empat kecamatan di Kabupaten Pinrang yang menjadi lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA]. Kecamatan lain adalah Watang, Mattiro Sompe dan Lanrisang.

Pinrang, Sulsel [B2B] - Kemampuan petani membaca iklim menjadi salah satu faktor penentu peningkatan produksi pertanian, karena setiap musim tanam selalu dipengaruhi kondisi iklim sehingga petani beserta penyuluh pertanian didampingi lurah dan kepala desa.

Seruan tersebut dikemukakan Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Pinrang, Rapi Kebo di Pinrang, Selasa [7/5] dalam arahannya kepada petani dan penyuluh serta seluruh kepala desa di Kecamatan Mattiro Bulu.

Diketahui, Mattiro Bulu merupakan salah satu dari empat kecamatan di Kabupaten Pinrang yang menjadi lokasi kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA]. Kecamatan lain adalah Watang, Mattiro Sompe dan Lanrisang.

Inovasi CSA diusung Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP]. CSA pada dasarnya pendekatan pada pengembangan strategi pertanian untuk mengamankan ketahanan pangan berkelanjutan dalam menghadapi kondisi perubahan iklim.

"Setiap musim tanam akan selalu dipengaruhi oleh kondisi iklim, untuk musim tanam April hingga September 2024, perlu dilakukan percepatan pengolahan dan pertanaman," kata Rapi Kebo pada kegiatan Tudang Sipulung tingkat Kecamatan Mattiro Bulu yang dihadiri oleh seluruh lurah dan kepala desa, perwakilan petani dan penyuluh.

Dia mengingatkan, percepatan pengolahan dan pertanaman perlu dilakukan, karena El Nino menurut data Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika [BMKG] akan datang lebih cepat atau sekitar bulan Mei 2024.

Rapi Kebo yang hadir mewakili Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, A Tjalo Kerrang, menambahkan perlunya dilakukan pertanaman serentak oleh para petani untuk menghindari gagal panen yang disebabkan oleh adanya serangan hama. Pertanaman serentak akan mengurangi dampak dari serangan hama.

Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada jajarannya segera mempercepat tanam padi. Guna mengejar ketertinggalan produksi yang sempat tertinggal pada musim sebelumnya.

"Situasi pangan kita secara nasional sedang tidak baik-baik saja. Ini akibat El Nino panjang sejak 2023 dan berimbas hingga 2024," katanya.

Mentan Amran menambahkan, sektor pertanian pada 2023 mengalami kemunduran musim tanam karena lahan persawahan kering kerontang. 

Hal tersebut didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders.

"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.

Sementara itu, Yonas dari Bidang Penyuluhan Distanhorti menegaskan keutamaan menggunakan varietas yang sesuai dengan lahan petani dengan tetap memperhatikan ramalan cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.

"Pemilihan benih dan varietas yang tepat dan sesuai dengan kondisi iklim akan menjadi faktor utama dalam meningkatkan hasil produksi petani, termasuk penggunan pupuk yang tepat dosis dan tepat waktu," katanya.

Amirullah, Koordinator POPT Kabupaten Pinrang mengatakan bahwa pestisida bukan menyelesaikan masalah petani, karena ada ekosistem yang harus dijaga.

"Penggunaan pestisida yang berlebihan akan merusak keseimbangan ekosistem sekaligus mempengaruhi hasil produksi," katanya.

Kepala UPTD Alitta Carawali mengatakan pada musim tanam ini, bencana kekeringan dan kekurangan air bisa teratasi, dan kondisi panen untuk kecamatan Mattiro Bulu yang berada di wilayah UPTD Alitta Carawali luas panennya sudah mencapai 90%.

"Diharapkan, El Nino tidak terjadi karena akan menjadi masalah bagi kita semua," katanya. [hartati/timsimurpkementan]


Pinrang of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.

TERKAIT - RELATED