Bondowoso, Jatim [B2B] - , Kementerian Pertanian RI dalam hal ini Polbangtan Malang mendukung kegiatan Temu Teknis 'Pemantapan Peran dan Fungsi Penyuluh Pertanian dari BPP KostraTani' di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur, Senin [23/8] yang dihadiri 36 penyuluh dari BPP Congkrong meliputi penyuluh Kecamatan Curahdami, Grujugan dan Maesan.
Kegiatan tersebut bertujuan meningkatkan fungsi dan peran penyuluh pada Balai Penyuluhan Pertanian selaku Komando Strategi Pembangunan Pertanian di kecamatan [BPP KostraTani]. Temu Teknis diinisiasi oleh Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan [Dispertapang] Pemkab Bondowoso.
Temu Teknis dibuka oleh Plh Kepala Dispertapang Bondowoso, Ir Ayib Rasidi dengan menghadirkan narasumber Dr Ir Suhirmanto, M Si dan Dr Budi Sawitri, SST, M Si dari Polbangtan Malang.
Upaya tersebut sejalan dengan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo pada kemampuan penyuluh selaku pendamping dan pengawal pelaku utama dan pelaku usaha pertanian.
"Penyuluh harus mampu menggambarkan keadaan terkini, tujuan yang akan dicapai, masalah yang dihadapi, dan rencana kegiatan penyuluhan secara partisipatif, sehingga mendorong petani terus mengupayakan peningkatan produktivitas dan hasil produksi pertanian," kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Kementan terus berupaya meningkatkan peran BPP berbasis IT terhubung ke pusat data pertanian di Jakarta, Agriculture War Room (AWR), untuk melaksanakan lima tugas, fungsi dan peran BPP selaku KostraTani.
"Hal itu sesuai instruksi Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa BPP melaksanakan peran KostraTani sebagai pusat data dan pusat gerakan pembangunan pertanian, sehingga dapat mendukung petani meningkatkan produktifitas pertanian," katanya.
Selain fasilitas teknis dan dukungan pemerintah pusat dan daerah, kata Dedi Nursyamsi, BPP KostraTani harus didukung semangat penyuluh. Artinya, penyuluh meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mendukung pembangunan pertanian di era digital.
Temu teknis yg dibuka oleh Plh Kadistanpang Bondowoso Ayib Rasyidi yang menegaskan bahwa BPP KostraTani merupakan pusat kegiatan pembangunan pertanian tingkat kecamatan, yang merupakan optimalisasi tugas, fungsi dan peran BPP dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
"Aktivitas penting di BPP KostraTani adalah update data, yang akan menjadi dasar perencanaan kegiatan, sehingga harus diperbarui setiap saat," katanya.
Kedua narasumber dari Polbangtan Malang fokus pada penyampaian materi tentang peningkatan kapasitas penyuluh dalam pelaksanaan penyuluhan dan peran BPP dalam pelaksanaan KostraTani.
"Penyuluhan sebagai proses pembelajaran, tujuan utamanya adalah perubahan perilaku, harus dilandaskan pada perencanaan program penyuluhan berbasis kebutuhan petani" kata Budi Sawitri.
Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan tidak hanya dilakukan di wilayah petani, juga di BPP, sehingga peran BPP sebagai pusat pembelajaran dapat dioptimalkan.
"Perencanaan yg baik berbasis pada single data pada BPP, akan sangat mempengaruhi hasil dan dampak penyuluhan. Itulah mengapa penting menyajikan data dalam sebuah informasi yg mudah dipahami dan dibaca. Hal ini mengindikasikan bahwa kompetensi penyuluh dalam mengelola BPP selaku KostraTani menjadi penting untuk ditingkatkan dan dikembangkan.
Pada kegiatan tersebut Suhirmanto menegaskan bahwa fokus pengembangan pertanian menuju ke maju, mandiri, dan modern yaitu mekanisasi dan penelitian, produksi dan produktivitas, biaya rendah dan ekspansi pertanian.
Tugas kostratani, menurut Suhirmanto, pendataan dan penguatan data potensi pertanian level kecamatan, penguatan pos penyuluhan desa, penguatan kelembagaan petani dan KEP, pengusulan anggaran, fasilitasi kemitraan, dan pengawalan, pendampingan dan penyusunan rencana program" ujarnya saat pemaparan.
"BPP Kostratani tidak dapat berjalan sesuai tupoksinya tanpa didukung oleh SDM yg mumpuni, oleh karena itu perlu menyiapkan SDM penyuluh melalui kegiatan temu teknis.
"Menyiapkan SDM penyuluh dalam pemantapan BPP Kostratani di Congkrong menjadi tujuan utama dalam pengembangan pertanian, memang pada faktanya masih ada keterbatasan anggaran dalam fasilitasi BPP dan kesejahteraan penyuluhnya. Namun di jajaran dinas, masih terus berupaya untuk hal tersebut," kata Ayib. [timhumaspolbangtanmalang]
Bondowoso of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.