Kebumen, Jateng [B2B] - Kegiatan Rembug Tani menjadi salah satu agenda pelatihan dari Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] untuk mendorong petani menerapkan Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] pada 24 kabupaten di 10 provinsi wilayah kerja Program SIMURP.
Kegiatan Rembug Tani mengusung teknologi CSA digelar oleh Kementan bersama SIMURP di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah yang diikuti oleh Kelompok Tani [Poktan] Karya Mina di Desa Argopeni, Kecamatan Ayah, belum lama ini.
Puluhan petani anggota Poktan Karya Mina antusias mengikuti Rembug Tani plus kursus bertajuk Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] tentang pembuatan dan penerapan pupuk Tricho Kompos, salah satu pupuk organik kompos mengandung cendawan antagonis Trichoderma sp.
Semua bahan organik dalam proses pengomposannya ditambahkan trichoderma, yang fungsinya dekomposer bahan organik, sekaligus sebagai pengendali Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] penyakit tular tanah seperti sclerotium sp, phytium sp, fusarium sp, phytoptora sp dan rhizoctonia sp.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo agar pemerintah daerah mendukung petani didampingi penyuluh mendukung dan menyukseskan Genta Organik.
"Kami harapkan kepada gubernur, bupati/walikota, dan kepala dinasnya untuk turun tangan secara maksimal. Karena gerakan ini tidak akan berhasil tanpa kebersamaan," kata Mentan Syahrul.
Menurutnya, Genta Organik menjadi ´energi baru´ dalam menghadapi tantangan pertanian ke depannya, utamanya terkait dengan pupuk. Menjaga kesuburan tanah itu sangat penting dan menjadi kewajiban petani maka kewajiban pemerintah pusat dan daerah melatih petani.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi menambahkan penyubur tanah bukan hanya pupuk kimia juga pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah.
"Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa buat sendiri asalkan ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan gara-gara pupuk mahal kita diam," katanya.
Kendati demikian, Dedi Nursyamsi menegaskan Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kimia. Pupuk anorganik masih boleh digunakan, dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.
"Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamanya ada pupuk organik, pupuk hanyati, pembenah tanah dan pemupukan berimbang," katanya lagi.
Upaya tersebut sejalan tujuan Program SIMURP yang membidik modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi lintas kementerian dan lembaga yang melibatkan Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri [Kemendagri] dengan target lokasi Daerah Aliran Sungai [DAS].
Pembuatan dan Pemakaian
Penyuluh pada Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Ayah, Sugeng Haryadi mengurai manfaat Tricho Kompos yang mengandung unsur hara makro dan mikro; memperbaiki struktur tanah; memudahkan pertumbuhan akar tanaman, dan menahan air; meningkatkan aktifitas biologi mikroorganisme tanah yang menguntungkan; dan sebagai pengendalian OPT penyakit tular tanah.
Penyuluh Sugeng Haryadi mengelaborasi langkah-langkah pembuatan Tricho Kompos, dengan mempersiapkan sejumlah alat dan bahan-bahan seperti starter jamur Trichoderma sp 250 gram/1 liter air; serbuk gergaji, arang sekam, daun-daun kering, sisa sayuran, maupun bahan-bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat kompos; pupuk kandang [sapi, kambing atau ayam] 100 kg; dedak halus 2 kg; gula merah 0,5 kg/tetes tebu 0,1 liter; kapur dolomit secukupnya; gembor/sprayer penyiram air; cangkul; EM4 0,1 liter; air secukupnya dan terpal.
"Cara pembuatannya, campurkan bahan pupuk kompos dan pupuk kendang dan aduk sampai rata, kemudian ratakan diatas tanah dengan ketebalan 20 cm, lalu taburkan dedak halus," katanya.
Sugeng Haryadi menambahkan, langkah berikutnya taburkan kapur dolomit di atasnya kemudian larutkan gula merah/tetes tebu dan EM4 dengan 10 liter air diaduk hingga rata. Siramkan secara merata laritan EM4 dengan gula merah/tetes tebu di atas campuran pupuk kompos dan pupuk kandang menggunakan gembor, aduk-aduk menggunakan cangkul sampai merata, lalu tutup rapat menggunakan plastik atau terpal sekitar tujuh hari.
"Setelah tujuh hari, plastik penutup dibuka, masukkan biang atau bibit Trichoderma sp sebanyak 250 gram kemudian diaduk kembali. Tutup kembali plastik penutup dan biarkan kurang lebih 21 hari," katanya lagi.
Setelah 21 hari jamur Trichoderma sp sudah tumbuh, yang ditandai munculnya benang halus berwarna putih pada media kompos, itulah yang dimaksud dengan pupuk Tricho Kompos dan siap digunakan.
"Aplikasi pupuk Tricho Kompos pada tanaman dengan cara taburkan secara merata pada lahan sebelum ditanam sebagai pupuk dasar. Taburkan secukupnya pada lubang tanam dan ditutup dengan tanah," kata Sugeng Haryadi. [timsimurpkementan]
Kebumen of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.