Pasuruan, Jatim [B2B] - Mochammad Priyono, petani milenial asal Kecamatan Tosari di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur menekuni perbenihan kentang sebagai penangkar benih, mendukung pengembangan sentra kentang bagi para petani disekitar Gunung Bromo, yang dikenal sebagai suku Tengger.
Priyono secara intensif mengembangkan pembenihan kentang melalui kultur jaringan yang dilakukan di unit produksi miliknya, mendukung warga Tengger mengembangkan potensi pertanian di lahan berhawa dingin tersebut.
Secara khusus, Priyono kepada Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana di Bromo, Sabtu [23/4] mengapresiasi dukungan Kementerian Pertanian RI, khususnya Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services [YESS] sehingga dirinya mendapat peluang sebagai penerima Hibah Kompetitif Program YESS.
Hibah Kompetitif, kata Priyono, membuatnya yakin dan bertekad bulat mengembangkan usaha perbenihan kentang yang melibatkan sekitar 30 petani dari delapan desa di Kecamatan Tosari, yang bekerjasama dengannya sebagai penangkar benih.
Upaya dan komitmen Priyono serta dukungan Polbangtan Malang dan YESS sejalan harapan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa petani milenial harus terus didorong dan digerakkan oleh berbagai pihak sebagai wujud regenerasi pelaku pertanian menuju pertanian maju, mandiri dan modern.
"Dorong dan dampingi petani milenial karena di pundak mereka kemajuan pertanian nasional menuju swasembada dan ketahanan pangan dapat dicapai," kata Mentan Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa sebagai wujud regenerasi petani, petani milenial harus melakukan terobosan inovasi dalam upaya peningkatan produktifitas usahanya.
"Berbagai upaya dapat dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan dan kesiapan sumberdaya di sekitarnya. Penggunaan teknologi adaptif lokasi, harus diintroduksi kepada para petani milenial agar diperoleh hasil yang maksimal," katanya.
Dengan demikian, kata Dedi Nursyamsi, produktifitas usaha akan meningkat dan tentu berpengaruh terhadap pendapatan para petani di sekitar, sebagai bagian dari upaya resonansi keuletan dan kesuksesan petani milenial.
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mendorong Priyono bersama petani mitra maupun binaannya untuk meningkatkan kapasitas produksi, agar lebih banyak petani yang terlibat mengembangkan potensi produksi kentang.
"Kapasitas produksi masih dapat ditingkatkan agar kebutuhan petani dapat dipenuhi lebih banyak," Setya BU seraya menyampaikan harapan Mentan Syahrul dan Kabadan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi.
Priyono mengakui dukungan Hibah Kompetitif YESS bagi pemberdayaan pemuda pelaku pertanian, dirasakannya sangat bermanfaat bagi dirinya maupun petani Tengger.
Menurutnya, khusus di Kecamatan Tosari, saat ini terdapat lebih 150 orang calon penerima manfaat [CPM] dari Program YESS yang akan diikutsertakan dalam berbagai pelatihan pemberdayaan yang dilaksanakan oleh program YESS.
Mobilizer YESS untuk Kabupaten Pasuruan mengakui dukungan pemerintah daerah dan penyuluh Kecamatan Tosari juga sangat baik mendukung suksesnya Program YESS di Pasuruan.
Informasi tersebut diamini oleh tiga fasilitator muda YESS, yang merupakan warga Tengger yang menyertai kunjungan Tim Polbangtan Malang dipimpin Direktur Setya BU. [timhumaspolbangtanmalang]
Pasuruan of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, so the Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.