Kementan Dukung Gapoktan Tani Makmur Balikpapan Kembangkan P4S
Indonesia Binuang`s Agricultural Training Center Support Borneo Farmers

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Minggu, 11 September 2022
BBPP BINUANG: Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi [rompi biru] di lahan pertanian Gapoktan Tani Makmur di Balikpapan Utara didampingi Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati [kaos hijau] dan sejumlah Widyaiswara BBPP Binuang.

Balikpapan, Kaltim [B2B] -  Gapoktan Tani Makmur di Kelurahan Karang Joang, Kota Balikpapan di Provinsi Kalimantan Timur berupaya mengembangkan potensi dan kemampuan menjadi Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya [P4S] didukung sepenuhnya oleh Kementerian Pertanian RI. Kendati demikian, Gapoktan Tani Makmur wajib memenuhi persyaratan sesuai regulasi, bukan sekadar ambisi anggota Gapoktan.

Keinginan dan tekad tersebut dikemukakan Ketua Gapoktan Tani Makmur, Agus Basuki kepada Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi saat berkunjung di lahan pertanian Gapoktan Tani Makmur, Sabtu [10/9].

Kunjungan kerja di Balikpapan yang didampingi Kepala BBPP Binuang, Yulia Asni Kurniawati, Dedi Nursyamsi mengingatkan P4S harus tumbuh dari, oleh dan untuk petani serta masyarakat luas, dengan menekankan pengembangan kemandirian dan keswadayaan petani. 

"Untuk itu, proses penumbuhan P4S dilakukan melalui serangkaian kegiatan bimbingan dan pelatihan untuk memotivasi dan mendorong terbentuknya P4S," katanya.

Dedi Nursyamsi meminta BBPP Binuang selaku Balai Besar Pelatihan Pertanian [BBPP] di wilayah Kalimantan untuk mendampingi dan mengawal Gapoktan Tani Makmur untuk menjadi P4S. 

"Pengembangan kelembagaan P4S ditempuh melalui pengembangan organisasi, manajemen dan administrasi yang menunjang kapasitasnya dalam penyelenggaraan dan atau pelaksanaan pelatihan/permagangan bagi petani dan pengguna jasa lainnya," katanya.

Upaya tersebut sejalan tekad Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengembangkan pertanian maju, mandiri dan modern dalam hal berusaha tani dari hulu hingga hilir, bagi peningkatan kesejahteraan petani.

“Petani tidak akan bisa berkembang apabila berjalan sendiri-sendiri. Petani harus berkelompok atau tim agar lebih kuat sebagai ujung tombak pembangunan pertanian, dengan mengembangkan pertanian dari hulu ke hilir,” katanya.

Agus Basuki mengatakan bahwa Gapoktan Tani Makmur didirikan pada 2007 dengan lingkup kegiatan budidaya tanaman pangan [padi, ubi kayu, jagung]; hortikultura berupa sayuran [tomat, cabai, terong, timun], buah [pepaya, naga merah, pisang], ternak [sapi, kambing, unggas] dan budidaya ikan [lele dan nila].

Gapoktan Tani Makmur juga berhasil mengembangkan budidaya pepaya mini, yaitu pepaya hasil persilangan pepaya Hawai dengan pepaya lokal. Mulai dikembangkan pada 2010 di areal 20 hektar, kini perkebunan pepaya milik anggota sudah mencapai lebih dari 100 hektar.

Kabadan Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang visi dan misi P4S sebagai lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh petani secara swadaya baik perorangan maupun berkelompok. 

"Diharapkan dapat secara langsung berperan aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan SDM pertanian dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat di wilayahnya," katanya lagi.

Pembinaan P4S antara lain melalui bimbingan pelatihan dari aspek kelembagaan, sarana prasarana, ketenagaan, penyelenggaraan pelatihan/permagangan, usaha dan jejaring kerja. 

"Selain itu, pemerintah melakukan kegiatan klasifikasi P4S, guna mendorong pengelola P4S untuk meningkatkan kualitas pelatihan/permagangan secara terus menerus, sehingga P4S mampu menjadi pusat pelatihan pertanian yang berkualitas," katanya.

Sementara Kabalai Binuang, Yulia AK menyoroti tentang pengembangan sarana dan prasarana ditempuh melalui pemenuhan kelengkapan P4S secara mandiri sampai memenuhi standar pelayanan minimal. 

Menurutnya, persyaratan minimal yang harus dipenuhi untuk suatu P4S antara lain mempunyai lahan/kegiatan usahatani/agribisnis/industri perdesaan yang layak dicontoh, ditiru, dan dipelajari oleh petani atau masyarakat lainnya; melayani masyarakat untuk kegiatan magang, berlatih, berkonsultasi, belajar, atau berkunjung; mempunyai peralatan pertanian sederhana, sesuai dengan skala dan jenis usahataninya.

"Memiliki ruang belajar dan sarana akomodasi bagi peserta, baik di rumah petani pengelola maupun di rumah petani lain di sekitarnya; mempunyai fasilitator, baik pengelola P4S sendiri maupun dari dinas/instansi pemerintah/swasta yang terkait," kata Yulia AK.

Tak kalah penting, memiliki kepengurusan P4S yang dilengkapi dengan rincian tugas serta tanggung jawab masing-masing secara jelas; melakukan pembukuan administrasi umum P4S, antara lain: buku tamu; inventarisasi barang; buku agenda surat masuk dan keluar; buku daftar peserta pelatihan; stempel; buku notulen rapat.

Persyaratan minimal lainnya, kata Yulia AK, buku daftar petani/ kelompoktani binaan; buku nota kerjasama/kemitraan dan buku administrasi keuangan, buku kegiatan; memiliki materi/modul pelatihan/permagangan sesuai dengan bidang usaha yang diunggulkan, baik berkaitan dengan agribisnis berbasis tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, peternakan maupun pertanian terpadu; mempunyai rencana kegiatan pelatihan/permagangan tahunan; memiliki papan nama P4S dengan alamat lengkap. [agus/timhumasbbppbinuang]


Balikpapan of East Borneo [B2B] - The role of agricultural training in Indonesia such as the Agricultural Training Center of Indonesia Agriculture Ministry across the country so the ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of agricultural training, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through agricultural training, we connect farmers with technology and innovation so that BBPP meet their needs and are ready for new things," Limpo said.

TERKAIT - RELATED