Humbahas, Sumut [B2B] - Kegiatan pendampingan dan pengawalan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dari Kementerian Pertanian RI pada lahan pertanaman kubis di lokasi Food Estate Humbang Hasundutan [FE Humbahas] mendapati sejumlah tanaman terserang hama plutella xylostella.
Alumni Polbangtan Medan menyadari larva serangga tersebut menyerang tanaman kubis dengan memakan daunnya sehingga disebut hama ulat daun kubis.
Hama plutella xylostella diketahui menimbulkan kerusakan pada semua stadia pertumbuhan tanaman, mulai dari pembibitan, fase pertumbuhan daun, fase pembentukan krop [kepala], sampai fase menjelang panen; bahkan ditemui pada sisa tanaman sesudah panen.
Sebagaimana diketahui, kubis memiliki nilai estetika, sehingga apabila terdapat sedikit kerusakan akan menurunkan kualitas kubis, bahkan jika kerusakan yang ditimbulkan sangat parah, kubis tidak memiliki nilai jual.
Langkah alumni pendamping tersebut sesuai target Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementerian Pertanian terus mendukung upaya dan kegiatan inovatif bagi pengamanan produksi pangan dari gangguan organisme penyakit tanaman [OPT].
"Upaya tersebut guna mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan guna memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat di negeri ini," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, menyampaikan hal serupa. Pertanian harus memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarat. Oleh sebab itu, dalam kondisi apapun pertanian tidak boleh berhenti, pertanian tidak boleh bermasalah. Kita harus tanam, tanam, tanam," katanya.
"Namun, petani juga dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Jangan sampai petani hanya tahu tanam, panen, jual. Petani harus menguasai aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk bagaimana caranya menjaga dan meningkatkan kualitas tanaman," kata Dedi Nursyamsi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan kubis [Brassica oleracea L] merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak dikonsumsi karena berbagai manfaat, serta dikenal sebagai sumber vitamin A, B, dan C, mineral, karbohidrat dan protein yang berguna bagi kesehatan.
"Seperti beberapa jenis sayuran lainnya, kubis memiliki sifat mudah rusak, produksi musiman, dan tidak tahan disimpan lama," katanya.
Sifat mudah rusak ini, tambah Yuliana, dapat disebabkan oleh daun yang lunak dan kandungan air cukup tinggi, sehingga mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman.
"Seiring dengan ditemukannya varietas-varietas baru yang sesuai untuk daerah dataran rendah, kubis mulai ditanam di daerah sejuk dataran tinggi sampai dataran rendah," kata Yuliana Kansrini.
Terkait serangan hama, dia mengingatkan para alumni pendamping Food Estate Humbahas untuk mengutamakan penggunaan pestisida nabati agar ramah lingkungan.
"Apabila kurang efektif dan serangannya terus meningkat, maka dapat menggunakan pestisida kimia, tentunya sesuai prinsip pengendalian hama dan penyakit pada tanaman agar pada saat disemprot bisa efektif dan hama tidak resisten terhadap pestisida," katanya.
Yuliana menambahkan, dari laporan alumni Polbangtan Medan di lokasi FE Humbahas bahwa serangan hama plutella xylostella pada tanaman kubis petani terhitung tinggi dilihat dari banyaknya tanaman petani yang terserang, khususnya Kelompok Tani [Poktan] Sehati.
Serangan hama juga lantaran cuaca tidak mendukung akhir-akhir ini, akibatnya petani kurang intensif melakukan perawatan, hanya mengandalkan pestisida kimia sehingga mempengaruhi hasil produksi.
Ketua Poktan Sehati, Mangandar mengakui bahwa hasil panen kali ini hanya untuk konsumsi petani, karena selain serangan hama merusak nilai jual kubis, harga pasaran kubis saat ini tidak kondusif bagi petani.
Sementara Resti Lumbangaol, anggota Poktan Sehati mengaku meskipun harga pasar saat ini belum menguntungkan bagi petani, namun petani tetap harus menanam agar lahan pertaniannya tetap berproduksi. [ira/timhumaspolbangtanmedan]
Humbang Hasundutan [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.