Padang, Sumbar [B2B] - Sekolah Menengah Kejuruan Pertanian Pembangunan Negeri [SMKPP N] Sembawa unit Pelaksana Teknis [UPT] Pendidikan Kementerian Pertanian [Kementan] ikut memeriahkan acara Pekan Nasional [Penas] Kontak Tani dan Nelayan [KTNA] ke XVI di Padang Sumatera Barat.
Menteri Pertanian [Mentan] Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Penas Petani Nelayan XVI harus menjadi bagian strategis dari upaya konsolidasi bersama dalam menjaga ketahanan pangan nasional ditengah ancaman krisis pangan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa Penas Petani Nelayan XVI merupakan ajang silaturahmi akbar pertani dan nelayan seluruh Indonesia dan juga forum unjuk gigi inovasi dan teknologi pertanian.
"Pada PENAS Petani Nelayan XVI akan ada berbagai macam acara para petani nelayan untuk unjug gigi menampilkan berbagai macam inovasi teknologi. Disini petani tidak hanya akan menampilkan teknologi inovasinya, akan tetapi juga ada produk-produk pertaniannya, baik yang dalam bentuk natural maupun olahan. Bahkan `Smart Farming` sudah muncul di PENAS Petani Nelayan XVI," ujar Dedi.
Pada kegiatan Gelar Teknologi [Geltek] SMK SPP Negeri Sembawa menampilkan inovasi alat pertanian hasil dari kreatifitas siswa SMK PP Negeri Sembawa yang dibuat untuk membantu kegiatan dalam budidaya tanaman bagi siswa ataupun bagi petani yang ingin memanfaatkan Hand Sprayer bekas/rusak ataupun sudah tidak bisa digunakan kita modifikasi dan diperbaiki kita gunakan untuk pemupukan tanaman dilapangan.
Tampak kunjungan dari peserta PENAS yang ingin mengetahui inovasi kreativitas siswa ini berkunjung stand geltek SMKPPN Sembawa.
Kepala SMKPPN Sembawa Yudi Astoni menyampaikan inovasi alat yang dipamerkan pada kegiatan Gertek yaitu ada dua diantaranya Alat Penugal Pupuk Tanaman [Alpukta] yang dibuat dari hand sprayer bekas dan alat perangkap hama (Light Trap).
Aris Pujianto sebagai petugas lapangan yang bertugas dalam geltek menjelaskan untuk Alpuktan bisa digunakan untuk kegiatan usaha tani dan digunakan untuk pemupukan pada tanaman jagung, yang selama ini dilakukan secara manual ditaburkan dengan tangan dan harus membawa ember dan pengaplikasian penaburanya masih membungkuk sambil jalan, dan apabila dilakukan dalam skala luas membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak sehingga biaya yang dikeluarkan cukup tinggi.
"Sehingga perlu ada inovasi baru yang dapat membatu memudahkan petani dalam pengaplikasian pupuk dilapangan." ujar Aris
"Kedua yaitu alat perangkap hama [Light Trap] dimanfaakan untuk pengendalian hama padi ataupun hama yang menyerang tanaman hortikultura sebagai contoh wereng coklat, wereng punggung putih, lembing batu, pelipat daun dan penggulung daun dan anjing tanah, alat ini diaplikasikan pada malam hari untuk menarik hama pada malam hari berdatangan karena adanya Cahaya sehingga hama mendekat apabila hama panas hama jatuh di baskom yang sudah diisi air sehingga hama terperangkap tidak bisa terbang." jelas Aris
"Manfaat dari penggunaan kedua alat ini yaitu untuk meningkatkan efektifitas kerja, mengefesienkan waktu dan biaya pemeliharaan dan pengendalian tanaman sehingga mampu menekan biaya seminim mungkin dan meningkatkan produktifitas hasil dan harga jual yang tinggi." tambah Aris.
Padang of West Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.