Optimalkan Lahan Rawa, Petani Muda Banjar Raup Laba Jutaan Rupiah dari Cabai
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s SMKPPN Banjarbaru

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Selasa, 19 Maret 2024
SMKPPN BANJARBARU: Ma´rof Al Furqon, petani muda Kalsel yang sukses mengoptimalkan lahan rawa [ke-3 kiri] bersama Kepala SMKPPN Banjarbaru, Budi Santoso [tengah] membuka Sosialisasi Optimalisasi Lahan Rawa didampingi Project Manager PPIU Kalsel, Angga Tri AP [kiri].

Banjar, Kalsel [B2B] - Regenerasi Petani dan penumbuhan jiwa wirausahawan muda pertanian menjadi fokus Kementerian Pertanian RI, salah satunya dengan Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS] yang merupakan kerjasama dengan International Fund for Agricultural Development [IFAD].

Selain itu, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman juga menggagas strategi untuk memacu produksi tanaman pangan guna menjaga ketahanan pangan nasional.

"Fokus utama adalah memanfaatkan potensi lahan rawa dan pengelolaan sumber air yang efisien," katanya.

Tentunya, kata Mentan Amran, langkah tersebut harus diiringi optimalisasi pemanfaatan lahan untuk pertanian, termasuk lahan-lahan rawa yang sebelumnya dianggap tidak produktif. Kendati demikian, untuk mencapai target tersebut, menuntut adanya kolaborasi, utamanya peran pemuda.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa saat ini menuntut hadirnya sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian nasional.

“Sudah saatnya pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya sehingga pertanian ke depan menjadi pertanian modern," katanya.

Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, ungkap Dedi Nursyamsi, juga berorientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus wirausahawan muda bidang pertanian tapi jumlahnya harus terus dipacu baik kuantitas maupun kualitasnya.

Upaya Kementan didukung SMK-PP Negeri Banjarbaru selaku Unit Pelaksana Teknis [UPT] Kementan bidang pendidikan di Provinsi Kalimantan Selatan mendukung program tersebut, salah satunya melalui Sosialisasi Optimalisasi Lahan Rawa kepada petani, sekaligus panen raya cabai besar di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Senin [18/3].

Hadir pada kegiatan sosialisasi, Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso menekankan pentingnya mengubah mindset dalam mengelola potensi pertanian untuk dapat mengoptimalkan hasil produksi dalam pertanian.

"Dengan pendekatan yang tepat dan penerapan teknologi yang canggih, lahan-lahan yang tadinya dianggap tidak produktif dapat menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan bagi petani dan masyarakat sekitar," katanya didampingi Angga Tri Aditia Permana, Project Manager Provincial Project Implementation Unit [PPIU] Program YESS Kalsel.

Sistem Surjan
Ma´rof Al Furqon, petani muda Kalsel yang sukses mengoptimalkan lahan rawa di sekitar lingkungannya adalah  petani muda berusia 24 tahun asal Kabupaten Banjar. Dia berhasil mengembangkan pertanian hortikultura di lahan rawa yang semula sulit dimanfaatkan.

Selaku salah satu Penerima Manfaat [PM] Program YESS Kalsel, Ma´rof Al Furqon menerapkan metode budidaya dengan sistem Surjan. Ternyata, sistem tersebut mampu mengoptimalkan lahan rawa untuk budidaya 7.000 pohon cabai besar bersamaan dengan padi lokal unggul.

"Penerapan sistem Surjan lebih menguntungkan dan efektif, karena bisa mengoptimalkan lahan dengan menanam dua  jenis tanaman dan mendapat dua keuntungan," katanya.

Pemilihan sistem Surjan, ungkap Ma´rof, juga meminimalisir risiko kerugian, karena jika salah satu tanaman gagal panen, tanaman lainnya dapat menutupi biaya olah tanah.

Bahkan hingga saat ini, dia mengaku hasil panen cabai yang telah diraih mencapai sekitar 720 kg cabai merah besar, dengan omset sekitar Rp36 juta. Potensi omset diperkirakan meningkat hingga Rp90 juta pada akhir panen.

Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru, Budi Santoso mengapresiasi capaian Ma´rof Al Furqon melalui sistem Surjan padi dengan cabai secara agribisnis menguntungkan.

"Kita perlu merangkul konsep kemandirian pangan untuk keluarga dan masyarakat secara keseluruhan, mengingat potensi lahan dan lingkungan kita di Kalsel yang begitu luas untuk pertanian,” harapnya.

Budi menambahkan, kisah sukses Ma´rof Al Furqon dapat menjadi inspirasi bagi petani lainnya untuk terus menggali potensi lahan rawa.

“Ini adalah langkah maju dalam menjawab tantangan ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan di Kalimantan Selatan,” ungkapnya lagi.

Tampak hadir para petani, penyuluh serta instansi terkait seperti Kepala BPP Sungai Tabuk, Camat Kabupaten Sungai Tabuk, Dinas Pertanian Kabupaten Banjar dan Bappeda Kabupaten Banjar. [Tim Ekpos SMK-PPN Banjarbaru]


Banjarbaru of South Borneo [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.

TERKAIT - RELATED