Ruben Pata Sambo, Kontras akan Bawa Kasusnya ke Madrid
Ruben Pata Sambo, Kontras will Bring His Case to Madrid

Reporter : Rusdi Kamal
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Sabtu, 15 Juni 2013
Ruben Pata Sambo (Foto: tribunnews.com)

Malang (B2B) - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) bakal mengangkat kasus korban salah tangkap ke dunia internasional. Ruben Pata Sambo, 72 tahun, dan anaknya, Markus Pata Sambo, warga Jalan Merdeka No 96 Buntu Mamullu, Kelurahan Tondo Mamullu, Makale, Tana Toraja, diduga menjadi korban salah tangkap dan menunggu eksekusi mati.

"Kasus ini menjadi bahan diskusi kongres menolak hukuman mati di Madrid, Spanyol," kata Koordinator Badan Pekerja KontraS Surabaya, Andy Irfan Junaedi, Sabtu (15/6).

Kedua terpidana mati ini tengah menjalani hukuman penjara. Ruben dihukum di Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru Malang, sedangkan Markus ditahan di LP Porong Sidoarjo.

Sebelumnya, Kontras melayangkan surat ke Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Menteri Hukum dan HAM, serta Markas Besar Kepolisian untuk membatalkan eksekusi mati lantaran diduga terjadi rekayasa dan tindakan penyiksaan oleh penyidik Kepolisian Resor Tanah Toraja, seperti dilansir tempo.co.

Kontras mendampingi Ani Ruben, anak sulung Ruben, untuk mengadukan rekayasa hukum ini. Kontras juga menyertakan bukti untuk rekayasa hukum dan penganiayaan yang dialami Ruben dan Markus. Selain itu, juga disertakan bukti baru atau novum untuk upaya hukum lainnya.

Di antaranya berupa surat pernyataan dari keempat pelaku sebenarnya yang menyatakan Ruben dan Markus tak bersalah dan permintaan maaf. Serta pernyataan sejumlah saksi yang mencabut seluruh keterangan di dalam Berita Acara Pemeriksaan.

Kepala LP Lowokwaru Malang, Herry Wahyudiono, mengaku belum mengetahui proses hukum atas Ruben tersebut, termasuk kepastian hukum tetap atas dugaan salah tangkap tersebut. Sedangkan LP Lowokwaru Malang hanya menerima Ruben setelah mendapat keputusan hukum tetap Mahkamah Agung. "Kami belum mendapat pemberitahuan resmi dari pihak berwenang," katanya.

Ruben saat ini dalam kondisi sehat dan menjadi pemuka gereja di LP Lowokwaru Malang. Selama ini Ruben dikenal rajin beribadah dan religius. Herry mengaku sering berkomunikasi dengan Ruben di sela pembinaan. "Dia tak menaruh dendam kepada siapa pun," katanya.


Malang (B2B) - The Commission for Missing Persons and Victims of Violence (Kontras) will carry the victim of false arrest case to the international world. Ruben Pata Sambo, 72, and his son, Markus Pata Sambo, residents Street Merdeka No. 96 Buntu Mamullu, Village Mamullu Tondo, Makale, Tana Toraja, suspected to be the victim of false arrest and on death row.

"This case is a matter of discussion the congress rejected the death penalty in Madrid, Spain," said Coordinator the Working Committee KontraS Surabaya, Andy Irfan Junaedi, Saturday (15/6).

Both of death row inmate is were undergoing prison sentence. Ruben was sentenced in prison Lowokwaru Malang, while Mark held at LP Porong Sidoarjo.

Previously, Kontras sent a letter to the Supreme Court, the Attorney General, Minister of Law and Human Rights, as well as the Police Headquarters to overturn the death sentence for allegedly occurred modified and torture by the police investigation Resort Tanah Toraja, as reported by tempo.co.

Kontras accompanying Ani Ruben, Ruben first son, to denounce the legal modified. Kontras also include proof of legal modified and persecution suffered by Ruben and Markus. In addition, also included new evidence or novum for other legal remedies.

Among these four statements from the real perpetrators, who stated Ruben and Markus innocence and apology. As well as a number of witness statements that revoke all information in the Investigation Report.

Lowokwaru prison chief in Malang, Herry Wahyudiono, claimed not to know the legal process of Ruben, including the rule of law remains on the alleged false arrest. While LP Lowokwaru Malang only receive Ruben after a Supreme Court decision remains the law. "We have not received official notification from the authorities," he said.

Ruben is currently in good health and be leaders in the church Lowokwaru LP Malang. During this known Ruben diligent and religious worship. Herrera admitted often communicate with Ruben on the sidelines coaching. "He did not hold a grudge to anyone," he said.

TERKAIT - RELATED