Jakarta (B2B) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyayangkan lambatnya pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh jajaran pemerintah daerah ataupun pusat terkait kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta Medan.
Kerusuhan di lembaga pemasyarakatan tersebut terjadi akibat kelebihan kapasitas pada Kamis (11/7) di Medan mengakibatkan lima orang tewas dan 240 tahanan melarikan diri.
"Saya tunggu respon termasuk reaction time itu kurang cepat, daerah, pusat, Medan dan kita, 10 jam tanpa official statement, itu tidak bagus," kata Presiden Yudhoyono saat membuka rapat terbatas guna membahas penanganan kerusuhan tersebut dan harga daging sapi yang meroket, di Bandara Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu siang.
Menurut Presiden, pernyataan resmi itu diperlukan karena bisa menghindari kesan bahwa pemerintah tidak peduli.
Oleh karena itu, setelah tiba dari Nusa Tenggara Barat untuk melakukan kunjungan kerja, kepala negara segera mengumpulkan sejumlah menteri terkait untuk membahas masalah.
Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengatakan dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Jumat, Presiden memerintahkan penyelidikan atas kerusuhan di penjara Tanjung Gusta.
"Presiden telah memerintahkan penyelidikan mendalam untuk mengetahui motif di balik kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta. Kapolri Jenderal Timur Pradopo telah menunjuk salah satu pejabat untuk melakukan investigasi mendalam," kata Djoko Suyanto.
Jakarta (B2B) - President Susilo Bambang Yudhoyoho has expressed his regret at the slow official statement from both central and regional governments in relation to Tanjung Gusta prison riot in Medan, North Sumatra.
The rioting in the over-capacity correctional institution on Thursday in Medan left five people dead and caused 240 inmates to escape.
"I wait for respond and reaction time from the central and regional government but it comes late. There is no official statement ten hours after riot occurs," President Yudhoyono said when opening a limited meeting at Halim Perdana Kusuma airport here on Saturday to discuss the handling of the riot, and the skyrocketing price of beef.
According to the president, the official statement was necessary because it could avoid an impression that the government was ignorant.
Therefore, soon after arriving from West Nusa Tenggara for a working visit, the head of state immediately gathered a number of related ministers to discuss the matters.
Coordinating Minister for Political, Legal and Security Affairs Djoko Suyanto said in a press conference here on Friday that the president had ordered an investigation into the rioting in the Tanjung Gusta prison.
"The President has ordered an in-depth investigation to establish the motive behind the rioting at the Tanjung Gusta correctional facility. National Police chief Gen. Timur Pradopo himself has appointed any of his officers to conduct the in-depth investigation," Djoko Suyanto said.