Sukses di Cianjur, Model Kewirausahaan Kementan Dilirik Delegasi Internasional
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Bogor

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Senin, 28 April 2025
POLBANGTAN BOGOR: Direktur Yoyon Haryanto berharap delegasi STSC membawa pulang praktik-praktik yang telah dijalankan, mulai dari akses ke pasar, pembiayaan hingga pendekatan pemberdayaan pemuda.

Cianjur, Jabar (B2B) - Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) dari Kementerian Pertanian (Kementan) terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi petani milenial melalui penguatan kompetensi teknis serta kemampuan kewirausahaan di bidang pertanian.

Sebanyak 12 peserta forum kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular (South-South and Triangular Cooperation/SSTC) dari lima negara India, Gambia, Papua Nugini, Kenya, dan Rwanda melakukan kunjungan lapangan ke lokasi Business Development Services Provider (BDSP) di Cianjur, Jawa Barat.

Para peserta meninjau langsung Balai Dukungan dan Sumber Daya Pelatihan (BDSP) untuk mempelajari model pemberdayaan pemuda pedesaan dalam bidang kewirausahaan, sekaligus berdialog langsung dengan para penerima manfaat.

Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan menegaskan bahwa sektor pertanian merupakan pilar utama ketahanan ekonomi nasional, dan hal tersebut sangat bergantung pada peran generasi muda sebagai sumber daya manusia produktif masa depan.

“Kalau tiga instrumen lahan, millennial, dan teknologi terpenuhi, maka kita mampu mewujudkan Indonesia Emas 2045,” kata Amran.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan rasa bangganya atas kepercayaan SSTC yang telah memilih Program YESS sebagai lokasi kunjungan dan pembelajaran. Program telah berjalan lima tahun dan dinilai berhasil menjadi model pemberdayaan pemuda di sektor pertanian.

“Kami dari Kementerian Pertanian, khususnya BPPSDMP dan program YESS, merasa bangga dan bersyukur karena program ini dipercaya menjadi tempat belajar dan bertukar pengalaman antarnegara,” ujar Idha.

Dia berharap para delegasi dapat membawa pulang praktik-praktik baik yang telah dijalankan, mulai dari akses ke pasar, pembiayaan, hingga pendekatan pemberdayaan pemuda.

Polbangtan Bogor
Project Manager Program YESS NPMU, Miko Harjanti, menjelaskan bahwa kunjungan ke BDSP bertujuan untuk menunjukkan peran lembaga ini sebagai pusat pelatihan dan pendampingan bagi pemuda desa agar dapat mandiri secara ekonomi.

“Peserta diajak ke BDSP untuk mempelajari bagaimana lembaga ini melatih dan membina pemuda pedesaan agar mampu berwirausaha sendiri,” jelas Miko.

Menurutnya, dukungan terhadap kewirausahaan pemuda desa merupakan bagian penting dari strategi regenerasi petani dan penguatan ekonomi pedesaan.

Dia berharap model seperti BDSP dapat menjadi inspirasi yang bisa diterapkan di negara-negara peserta SSTC.

Salah satu delegasi dari Kenya, Ashford Macharia Maguta, mengaku sangat terinspirasi dengan model pemberdayaan pemuda yang dijalankan melalui Program YESS.

Dia menyatakan kekagumannya melihat anak-anak muda Indonesia terlibat aktif dalam berbagai usaha agribisnis seperti cabai, kopi, bawang merah, dan daun bawang.

“Keberagaman sektor ini menunjukkan bahwa anak muda diberi ruang untuk mengeksplorasi potensi sesuai minat dan kondisi lokal,” ujarnya.

Ashford juga mengapresiasi dukungan kuat pemerintah Indonesia terhadap pelaksanaan program ini. Pemerintah sangat berkomitmen mendukung keberhasilan YESS.

"Anak-anak muda bukan hanya dibekali pengetahuan, juga didampingi hingga bisa menjalankan bisnis nyata, lengkap dengan fasilitas yang memadai,” katanya.

Ashford berharap dapat membawa pelajaran dari Indonesia ke negaranya dan memperluas kerjasama ke depan.

Senada dengan Ashford, delegasi Kenya lainnya, Winfred Akata Olubai, turut menyampaikan kekagumannya terhadap semangat dan dedikasi petani muda di Indonesia.

“Sangat menginspirasi melihat anak-anak muda yang benar-benar terjun ke lapangan dan mencurahkan tenaga mereka untuk sukses di sektor pertanian,” ujarnya. [wisda/timhumas polbangtanbogor]

 


Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.

TERKAIT - RELATED