Rupiah Mustahil di Bawah Rp10 Ribu per Dolar AS di 2014
Indonesian Rupiah Currency not to Hit Level Below 10,00 per US Dollar in 2014
Reporter : Gatot Priyantono
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Kamis, 27 Februari 2014
Foto: istimewa

Jakarta (B2B) - Nilai tukar rupiah sepanjang 2014 tidak akan menyentuh level di bawah Rp10.000 per dolar AS disebabkan kondisi struktural di Indonesia relatif masih lemah.

"Environment (situasi) ke depan bahwa rupiah itu akan menguat tidak terlalu jauh, rupiah (di bawah Rp10.000 per dolar AS) itu tidak akan terjadi," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo pada sebuah seminar di Jakarta, Rabu malam.

Agus menuturkan, kendati nilai tukar rupiah mengalami kondisi naik turun (volatilitas) namun harus dapat diukur. Ia menyatakan tidak mematok target rupiah pada level tertentu.

"Kita tidak punya target tapi dari waktu ke waktu kita keluarkan REER (real effective exchange rate)," kata Agus.

Pada Januari 2014 lalu, rupiah ditutup di level Rp12.210 per dolar AS, melemah 0,33% dibandingkan dengan akhir Desember 2013, lebih kecil dari pelemahan pada Desember 2013 sebesar 1,71%.

Secara rata-rata, rupiah Januari 2014 tercatat Rp12.075 per dolar AS, melemah 0,7%, lebih rendah dibandingkan pelemahan rata-rata rupiah pada Desember 2013 sebesar 3,74%.

Dengan perkembangan itu maka indeks nilai tukar rupiah riil efektif atau REER (dengan tahun dasar 2006) tercatat 94,2 sehingga tingkat daya saing harga ekspor Indonesia relatif tinggi.

Ia menambahkan, tekanan terhadap rupiah akan terus mendera pada 2014. Menurut Agus, negara berkembang yang neraca transaksi berjalannya positif saja tetap mendapatkan tekanan terhadap nilai tukar mata uangnya, apalagi negara seperti Indonesia yang neraca transaksi berjalannya masih defisit.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta sendiri pada Rabu sore bergerak menguat sebesar 23 poin ke posisi Rp11.653 dibanding sebelumnya Rp11.676 per dolar AS.


Jakarta (B2B) - Bank Indonesia Governor Agus Martowardojo said rupiah would not rise in value to below the level of 10,000 per US dollar this year as the structural condition of Indonesia´s economy is relatively weak.

"Rupiah would not gain too much. Rupiah below the level of 10,000 per dollar would not happen," Agus told a seminar here on Wednesday night.

The volatility of rupiah must remain under control, he said giving no target for rupiah exchange value.

"We have no target but from time to time we will issue real effective exchange rate (REER)," he added.

In January 2014, rupiah closed at the level of 12,210 per dollar losing 0.33 percent in value in a month. The loss was smaller than 1.71 percent by the end of December, 2013.

Rupiah traded at the level of 12,075 per dollar on the average in January, 2014 weakening 0.7 percent or lower than the average loss of 3.74 percent in December 2013.

The real effective exchange rate (FEER) of rupiah , therefore, was 94.2 on the 2006 base year that the competitiveness of Indonesian exports in price was relatively high, he said.

He said pressure would continue to hit rupiah in 2014, adding even developing economies with current account surplus would have their currencies under pressure, let alone countries like Indonesia with current account deficit.

Rupiah closed at the level of 11,653 per dollar gaining from the previous level of 11,676.
TERKAIT - RELATED