Bogor, Jabar (B2B) - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengukuhkan tiga tokoh penting dalam gerakan pertanian muda nasional pada acara di Aula Bina Karakter BBPMKP Ciawi.
Mereka yang dikukuhkan adalah Rendra Syahdan Mahmudin sebagai Ketua Duta Petani Milenial / Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Mohammad Azwar Fuadi sebagai Koordinator Gerakan Petani Muda Indonesia, dan R. Sonny Soerojo Junior sebagai Koordinator Forum Komunikasi Organisasi Petani Muda Indonesia.
Sehari sebelumnya, para Duta Petani Milenial dari seluruh Indonesia berkumpul dalam Musyawarah Nasional (Munas) untuk memilih kepengurusan baru. Munas ini menjadi forum strategis dalam memperkuat jaringan dan kolaborasi antar petani muda, sekaligus merumuskan arah gerakan pertanian milenial ke depan.
Acara yang difasilitasi oleh YESS PPIU Jawa Barat ini dilaksanakan pada Rabu (21/5/2025), Wamentan juga memberikan penghargaan kepada sejumlah pelaku pertanian inspiratif dari berbagai daerah, meliputi: Brigade Pangan Berprestasi, Penyuluh Pertanian Pendamping Berprestasi, Babinsa Inspiratif, dan Penerima Manfaat Program YESS Inspiratif.
Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusi mereka dalam mendukung pembangunan pertanian nasional, khususnya dalam upaya memperkuat ketahanan dan kemandirian pangan.
Dalam sambutannya, Sudaryono menegaskan komitmen Kementerian Pertanian untuk terus hadir bagi para petani.
"Saya minta petani Indonesia untuk terus ´pepet´ Kementan kejar kami, minta bantuan dalam hal apapun. Selama kami bisa bantu, apapun akan kami bantu demi meningkatkan produksi dan menjaga keberlangsungan stok pangan nasional," katanya.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman dalam pernyataan terpisah menyampaikan bahwa petani milenial memiliki peran krusial dalam keberhasilan program swasembada pangan yang tengah digencarkan pemerintah.
"Kita tidak bisa bicara masa depan pertanian tanpa melibatkan generasi muda. Petani milenial adalah agen perubahan yang mampu membawa inovasi, teknologi, dan semangat baru dalam sektor pertanian," tegasnya.
Senada dengan itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya regenerasi petani sebagai kunci keberlanjutan sektor pertanian.
"Kami terus mendorong lahirnya petani-petani milenial yang tangguh, kreatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Mereka bukan hanya penghasil pangan, tapi juga motor penggerak swasembada pangan di era modern ini," ujarnya.
Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan, kegiatan tersebut menjadi momentum penting dalam mempererat sinergi antara pemerintah dan petani muda.
"Begitu pula para pelaku pertanian lainnya demi mewujudkan pertanian Indonesia yang lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan. [wisda/timhumas polbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.