Langkat, Sumut (B2B) - Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan turut terlibat dalam kegiatan Bootcamp Organic Youth Movement Batch II di Pusat Pelatihan Lingkungan Hidup (PPLH) Bahorok Bukit Lawang, Langkat, Sumatera Utara, Selasa (29/4).
Kegiatan tersebut merupakan program penguatan kapasitas generasi muda untuk Region Sumatera, dalam menghadapi tantangan perubahan iklim melalui pendekatan pertanian organik.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk melibatkan mahasiswa sebagai strategi khusus yang akan menjadi contoh pertanian modern di masa mendatang.
“Saat ini yang bisa dilakukan dalam mengenalkan sektor pertanian bagi kaum milenial adalah mengubah paradigma bahwa pertanian, adalah sektor yang menjanjikan dengan pengoperasian berbagai macam teknologi,” katanya.
Senada hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mengatakan mahasiswa Polbangtan merupakan kandidat petani milenial dan wirausahawan muda pertanian terdidik yang menjadi harapan bangsa dan negara.
“Mulai saat ini harus kita didik dan mempersiapkan dan menggenjot mental, ilmu, keterampilan dan lain-lain, agar mereka menjadi petani yang terampil, tangguh dan profesional,” katanya.
Polbangtan Medan
Direktur Polbangtan Medan, Nurliana Harahap mengatakan krisis pangan akibat perubahan iklim dan krisis regenerasi petani muda adalah dua isu yang saling terkait.
“Adanya pergeseran hujan atau kemarau mengakibatkan perubahan iklim yang mengganggu produksi pertanian dan menghambat akses masyarakat terhadap pangan yang aman dan bergizi,“ ujarnya.
Sementara itu, Wakil Direktur III, Tience Pakpahan yang hadir sebagai narasumber dalam kegiatan itu menyebutkan kegiatan tersebut, juga berupaya menggiatkan pangan lokal sebagai strategi ketahanan pangan regional menjadi langkah penting karena daya tahannya yang baik dan potensinya untuk beradaptasi pada perubahan iklim.
“Untuk memastikan ketahanan pangan di masa depan, penting bagi Indonesia untuk mendorong regenerasi petani muda dengan dukungan yang diperlukan serta memanfaatkan teknologi modern ramah lingkungan dalam pertanian,” jelasnya.
Tema tersebut, sambung Tience, sebagai respon terhadap krisis pangan global dan kebutuhan mendesak untuk meregenerasi petani milenial yang adaptif dan berkelanjutan.
“Materi yang disampaikan yaitu pengelolaan ekologi tanah yang baik merupakan dasar pertanian organik berkelanjutan, perlu pelatihan lanjutan tentang pembuatan pupuk hayati dan pengelolaan bahan organik lokal dan perlu didorong praktik berbasis komunitas untuk menjaga kualitas tanah di tingkat petani,” ujarnya.
Peserta dalam kegiatan ini sangat antusias, ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi aktif. Peserta juga memberikan tanggapan positif terhadap pentingnya regenerasi petani dan pertanian organik dalam merespons krisis iklim.
Hal ini bermanfaat sebagai pendidikan kepada pemuda (termasuk perubahan iklim) agar dapat menjadikanpertanian organik sebagai pilihan yang menarik dan layak.
“Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam mencetak kader petani organik muda yang siap menjadi agen perubahan dalam menjawab tantangan pangan dan iklim,” tandasnya. [yenni/risma/ira/timhumas polbangtanmedan]
Langkat of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
"The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.