Jakarta (B2B) - Kasus dugaan korupsi penyalahgunaan jaringan 3G di PT Indosat Mega Media (IM2) mengundang reaksi Pemerintah Qatar mengirimkan surat kepada Presiden Susilo BY untuk memberikan perhatian khusus terhadap kasus yang membelit anak usaha Qatar Telecom (Qtel) sebagai pemilik mayoritas saham PT Indosat.

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), Nonot Harsono mengharapkan agar kasus yang ditangani Kejaksaan Agung tersebut menjadi agenda utama di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.

"Saya mengusulkan sebaiknya permasalahan ini diangkat atau dibicarakan dalam sidang kabinet. Biar Presiden tahu, Menko juga mengetahui dan menteri-menteri lainnya juga mengetahuinya," kata Nonot melalui pernyataan tertulisnya yang diterima Jumat (7/12) di Jakarta.

"Kalau masing-masing institusi pemerintah menyadari berada dalam satu atap yang sama, seharusnya tidak akan terjadi seperti ini."

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) mengacu pada UU Nomor 36/1999 dan PP Nomor 52 tentang Telekomunikasi. Bahwa dalam industri telekomunikasi itu ada tiga kelompok besar. Kelompok penyelenggara jaringan telekomunikasi, kelompok penyelenggara jasa telekomunikasi dan kelompok jasa telekomunikasi khusus.

Kejaksaan Agung dalam kasus ini memanggil mantan Direktur Utama PT Indosat berinisial JSS sebagai tersangka kasus dugaan korupsi penyalahgunaan jaringan 3G di PT Indosat Mega Media (IM2). Turut bersama Johnny SS sebagai tersangka adalah mantan Direktur Utama IM2 berinisial IA.