Mahathir dan Keluarga Cendana Reuni di Mercu Buana
Mahathir and Cendana Family Reunited in Mercu Buana

Reporter : Roni Said
Editor : Ismail Gani
Translator : Intan Permata Sari
Jum'at, 09 November 2012

Jakarta (B2B) - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Mahathir Muhammad, menghadiri acara Dies Natalis Universitas Mercu Buana di Jakarta sekaligus memberikan kuliah umum di Jakarta, Kamis (8/11).

Kedatangan Mahathir disambut meriah di kampus tersebut. Setibanya di kampus, Mahathir disambut putri Pak Harto, Siti Hardianti Indra Rukmana atau Mbak Tutut dan Probosutedjo. Ada pula mantan Wapres Try Sutrisno. Hiburan seperti Tari Pendet juga ikut menyambut kedatangan Mahathir.

Sebelum Mahathir bicara, tampak keakraban antara tokoh senior ASEAN itu dengan Mbak Tutut. Ya, sebuah reuni yang mengingatkan betapa akrabnya Mahathir dengan keluarga Cendana. Utamanya ketika Pak Harto masih menjadi orang terkuat di republik ini.

Masa Mahathir dan Pak Harto, hubungan kedua negara begitu harmonis. Tidak banyak perselisihan antara dua serumpun. Jarang ada sebutan Indon dari orang Malaysia atau Malingsia dari orang Indonesia.

Dulu, Mahathir bersama Pak Harto, begitu juga PM Singapura Lee Kuan Yew dijuluki sebagai orang kuat dari Asia Tenggara.

Wajar jika saat berenuni dengan keluarga Cendana di Meruya, Mahathir berkata saat ini tidak ada figur pemimpin yang kuat di wilayah ASEAN. Hal ini menyebabkan ASEAN tidak lagi memiliki peran penting di dunia internasional.

"Saat ini memang ada gap, di kalangan pemimpin-pemimpin ASEAN saat ini, baik di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Sehingga saat ini ASEAN tidak lagi memiliki peran yang penting dan strategis di dunia internasional," kata Mahathir. Siapa disindir Mahathir?

Foto: tribunnews.com


Jakarta (B2B) - Former Malaysian Prime Minister, Tun Mahathir Muhammad, attended Dies Natalis of Mercu Buana University in Jakarta as well as giving general lecture on Thursday (8/11).

His presence was welcomed enthusiastically. Arriving at the campus, he was greeted by daughter of Soeharto, Siti Hardianti Indra Rukmana or Mbak Tutut and Probosutedjo. Also present was former Vice President, Try Sutrisno. Dances such as Pendet also welcomed him.

Before giving lecture, Mahathir seemed to be intimate with Mbak Tutut. It is indeed a reunion that reminds people of Mahathir’s closeness to Cendana family, particularly when Soeharto still served as the number one leader in this country.

In the period, the two countries were having good relationship. There were not many disputes between the two nations. Indon or Malingsia (name callings) were rarely uttered either by Indonesians or Malaysians.

At that time, Mahathir, Soeharto, and Singaporean Prime Minister, Lee Kuan Yew, were referred to as strong leaders from Southeast Asia.

It made sense that when reunited with Cendana family in Meruya, Mahathir said that currently there are no strong leaders in ASEAN region. This causes ASEAN to no longer have important roles in international stage.

“There is a gap among leaders in ASEAN, be it in Indonesia, Malaysia, Singapore, or Thailand. Hence ASEAN now does not have strategic and important roles in the world,” said Mahathir. Does Mahathir refer to someone?

TERKAIT - RELATED