Bogor, Jabar (B2B) - Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor menyelenggarakan Workshop dan Focus Group Discussion (FGD) secara online pada Senin (16/6/2025). Kegiatan FGD bertajuk ´Penguatan Visi Keilmuan dan Transformasi Kurikulum D3 Kesehatan Hewan (Keswan) berbasis KKNI dan Permendikbud Ristek No. 53 Tahun 2023 tentang Sinergi Akademik, Industri, dan Regulasi´.
Kegiatan FGD online sejalan arahan Menteri Pertanian RI (Mentan) Andi Amran Sulaiman, yang menggarisbawahi tentang pentingnya penguatan SDM melalui pendidikan vokasi. Kurikulum Polbangtan telah disusun secara adaptif dan berbasis pada kebutuhan industri pertanian modern.
"SDM pertanian adalah penggerak utama pembangunan pertanian. Mereka harus tangguh, berkualitas, dan siap menjadi motor swasembada pangan nasional," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti mendukung penuh visi akademik Polbangtan.
“SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produksi pertanian modern. Oleh sebab itu, jika ingin memajukan pertanian, majukan dulu SDM-nya," katanya.
Kabadan Santi menekankan bahwa kolaborasi multisektor melalui sinergi akademik, industri, dan regulasi adalah kunci untuk mewujudkan pertanian masa depan yang maju, mandiri, dan modern.
Polbangtan Bogor
Direktur Polbangtan Bogor, Yoyon Haryanto mengatakan kegiatan FGD sesuai arahan Mentan Amran Sulaiman, untuk mendorong generasi milenial berkontribusi dalam sektor pertanian, khususnya petani milenial terdidik lulusan Polbangtan.
"Kegiatan ini juga menjadi sarana bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah maupun praktik lapangan," katanya.
Dalam mendukung pelaksanaan layanan tersebut, ungkap Yoyon Haryanto, dilakukan pemberdayaan tenaga paramedik secara profesional.
"Polbangtan menekankan bahwa seluruh kerangka kerja paramedik harus tetap berada dalam koridor Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang telah ditetapkan." katanya lagi.
FGD online Polbangtan Bogor menghadirkan sejumlah narasumber yang qualified di bidangnya. Narasumber utama, Sujatmiko, Kepala UPT PPPM PPNP menekankan bahwa kurikulum harus disusun dengan memiliki keunggulan untuk mendukung stakeholder Kementan agar mudah diserap dunia kerja.
"Serapan alumni paramedik veteriner mencapai sekitar 90%, namun hal ini tidak membuat kita boleh puas, karena kualitas kurikulum tetap menjadi prioritas utama," katanya.
Imron Suandy, dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan menjelaskan mengenai peningkatan kualitas pelayanan kesehatan hewan di lapangan.
"Pentingnya penerapan kerangka standar layanan Pusat Kesehatan Hewan atau Puskeswan secara sistematis dan profesional. Langkah ini sejalan upaya pemerintah membangun sistem kesehatan hewan nasional yang tangguh dan terintegrasi," katanya.
Debby Fadhillah Pazra, selaku Ketua Prodi Keswan Polbangtan Bogor mengungkapkan bahwa Workshop merupakan langkah strategis Polbangtan Bogor dalam menyejajarkan kurikulum D3 Kesehatan Hewan menurut kebutuhan KKNI dan Permendikbud Ristek No. 53/2023.
“Dukungan penuh dari Kementan dan BPPSDMP semakin memperkuat arah transformasi kurikulum yang modern, relevan, dan mampu mencetak SDM lulusan Keswan yang siap kerja, kewirausahaan, dan berdaya saing tinggi,” kata Debby. [wisda/timhumas polbangtanbogor]
Bogor of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan/SMKPPN to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
The objective of the Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
Indonesian Agriculture Minister Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Sulaiman said.
He stated that increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Sulaiman said.