Bandung, Jabar [B2B] - Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa Kementerian Pertanian RI akan terus memfasilitasi generasi muda agar dapat terjun menjadi petani dan berwirausaha di bidang pertanian.
Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan, karena pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Tak hanya menyediakan kebutuhan pangan, juga merupakan salah satu sektor yang mampu menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk Indonesia.
Mentan Syahrul meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern.
"Kita fasilitasi mereka. Kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemi ini," katanya.
Sejalan hal itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa petani milenial mempunyai peran penting dalam melanjutkan pembangunan sektor pertanian.
“Untuk mencapai produktivitas pertanian yang tinggi, hal paling utama adalah tersedianya SDM pertanian yang unggul, andal, profesional dan mandiri serta berjiwa enterpreneur tinggi,” katanya.
Guna merealisasikan target tersebut, Kementan berupaya keras melakukan regenerasi pertanian, salah satunya melalui Program Penumbuhan Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan di Pedesaan atau Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services [YESS].
“Pertanian sangat terbuka bagi semua usia. Semakin muda semakin kuat, semakin enerjik, semakin kritis, dan makin apik kerjanya," katanya.
Pertanian dengan semangat baru, kata Dedi Nursyamsi, harus diluncurkan seperti membangun perilaku baru dan behaviour anak muda untuk mendapatkan pendapatan yang jauh lebih baik dari bidang pertanian.
"Bicara regenerasi petani, Program YESS solusinya. Bicara pertanian, generasi muda jawabannya," katanya.
Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Bogor selaku Provincial Project Implementation Unit [PPIU] di Provinsi Jawa Barat menggelar kegiatan Koordinasi PPIU bersama empat District Implementation Team (DIT) di Jawa Barat yakni DIT Kabupaten Cianjur, Subang, Sukabumi dan Tasikmalaya.
Tujuan workshop, memberikan kesempatan pada semua unsur untuk memahami dan menentukan sasaran dan langkah pelaksanaan program 2023 menjadi lebih efektif dan efisien.
Kegiatan Workshop Koordinasi PPIU berlangsung di Hotel Aston Tropicana Kota Bandung pada penghujung November lalu. Hadir Tim PPIU Jabar dan perwakilan dari DIT masing-masing kabupaten sasaran program YESS. Workshop tersebut mengevaluasi pelaksanaan program yang sudah berjalan dan mempersiapkan strategi dan penyusunan program 2023.
Agenda utamanya, penyusunan program pemagangan, program peningkatan kapasitas pemuda pedesaan, monitoring dan evaluasi serta pengelolaan anggaran.
Manajer Proyek Program YESS PPIU Jawa Barat, Aminudin mengatakan bahwa pelaksanaan Program YESS 2022 banyak menjalin kolaborasi dengan stakeholders di antaranya sejumlah offtakers yang merupakan pengusaha bidang pertanian ´dikawinkan´ dengan para Penerima Manfaat Program YESS.
Selain itu dukungan Pemprov Jawa Barat dalam pengembangan petani milenial juga selaras Program YESS dan harapannya dapat berkolaborasi dan sinergi dalam upaya pengembangan pemuda tani di pedesaan.
Deputi Manager Bidang Monitoring dan Evaluasi Program YESS PPIU Jabar, Neni Musyarofah mengatakan bahwa progress 2022, salah satunya adalah melibatkan beberapa lembaga Technical and Vocational Education and Training [TVET] di Jawa Barat untuk berkolaborasi sebagai upaya peningkatan akses para milenial ke lembaga TVET. Lembaga TVET dimaksud seperti BBPP Lembang, BBPKH Cinagara, PPMKP Ciawi, Bapeltan Cihea dan SMKN PP Cianjur.
Dalam kesempatan tersebut, workshop dibagi menjadi empat kelompok untuk membahas kegiatan 2023 seperti kegiatan pemagangan, penyusunan kurikulum pelatihan, penyusunan pedoman dan instrumen monitoring dan evaluasi serta penyusunan panduan pengelolaan anggaran.
Di akhir kegiatan workshop, para peserta menyampaikan hasil diskusinya yaitu Rencana Pemagangan 2023 antara lain Kurikulum Kewirausahaan Lanjutan [Advance Training], panduan monitoring dan evaluasi [Monev] yang telah disempurnakan serta hasil pengelolaan anggaran dan pelaporan keuangan. [wisda/timhumasyessjawabarat]
Bandung of West Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.