KROASIA, kuda hitam abadi sepakbola Eropa, kerap mengejutkan lawan - tetapi mereka tidak tampil prima saat melawan Turki di Paris.

Banyak disebut tentang generasi emas di sepak bola Kroasia, yang dipimpin oleh bintang mapan seperti Luka Modric - pemenang pertandingan di sini, dan memperkirakan bahwa Euro 2016 dapat menjati tahun penting baginya, Kroasia maju sebagai di semi final pada 1996 dan 2008, Kroasia berpeluang menjadi juara.

Mereka menyukai Prancis, ketika Kroasia keluar sebagai juara ketiga di Piala Dunia di Prancis pada 1998, ketika Davor Suker menjadi pencetak gol terbanyak, dan Kroasia menunjukkan potensi juara ketika kembali di ibukota Prancis.

Namun mereka tidak memiliki modal ketika melawan tim Turki yang berjuang keras tetapi tidak memiliki pemain penting sebagai ujung tombak tim.

Mereka menang 1-0 tapi, sebenarnya, gol yang diciptakan lebih dari itu setelah tendangan ke pusat pertahanan dua kali membentur mistar gawang, seperti dilansir MailOnline.