Inul: Saya Bisa Dampingi Rhoma Sebagai Wakil Presiden
Inul: I Can Accompany Rhoma as His Vice President Candidate
Reporter : Roni Said
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Parulian Manalu
APABILA ´raja dangdut´ ingin menjadi presiden Indonesia, maka penyanyi dangdut Inul Daratista menyatakan dapat mendampingi sebagai wakil presiden.
Namun penyanyi sekaligus pengusaha, diketahui publik tidak dipandang sebelah mata oleh Rhoma Irama, itu hanya untuk meramaikan aspirasi publik untuk menjadi presiden.
"Saya bisa mendampingi Om Haji (Rhoma) sebagai wakil presiden, hahaha," katanya melalui pesan singkat.
Rhoma, penyanyi berusia 66 tahun mengumumkan pada Minggu, ia bersedia menjalankan jabatan politik tertinggi di Indonesia jika dicalonkan, meskipun sampai saat ini belum ada partai yang mendukung dirinya.
Penyanyi yang mengklaim dirinya sebagai muslim konservatif, Rhoma dikritik oleh Inul dan Dewi Persik, setelah dituding mencemari musik dangdut dengan goyangan vulgar mereka.
Inul mendadak populer pada 2003 melalui lirik sugestif dan goyang khas yang disebut ´goyang ngebor´. Rhoma juga mengritik album Inul pada 2003 yang bertajuk ´Goyang Inul´.
Kendati begitu, Inul menolak berkomentar lebih lanjut pada ambisi Rhoma menjadi presiden.
"Dia selalu sensitif tentang saya, dia bebas melakukan apa pun, itu bukan urusan saya," katanya.
IF the dangdut king wants to be president of Indonesia, then sultry dangdut singer Inul Daratista says she can be his vice president.
But the singer and businesswoman, publicly known not to see eye-to-eye with Rhoma Irama, was just making light of the latter’s aspirations for the presidency.
“I can accompany Om Haji [Rhoma] as his vice president candidate, hahahaha,” she said in a text message sent to Tempo.co on Tuesday.
The 66-year-old Rhoma announced on Sunday that he had agreed to run for the highest political office in Indonesia if nominated, although no political parties have come forward to back him.
A self-proclaimed conservative Muslim, Rhoma has publicly criticized singers like Inul and Dewi Persik, whom he said have tainted dangdut with their vulgar movements.
Inul rose to dangdut fame in 2003 with her suggestive lyrics and gyrations called “goyang ngebor.” Rhoma deemed it too vulgar and banned Inul from performing any of his songs in her shows. He also criticized Inul’s 2003 album titled “Goyang Inul.”
Inul, however, didn’t want to comment further on Rhoma’s presidential ambitions.
“He’s still sensitive about me, so he can do whatever he wants to do, it’s none of my business,” she said.
