MUNGKIN saja gaya hidupnya berubah menjadi multijutawan berkat musik rock, tapi vokalis pertama Pink Floyd ini mengaku ´tidak menyesal´ hengkang dari band-nya.

Chris Dennis bergabung dengan Roger Waters dan Nick Mason di awal dekade 1960-an, ketika band tersebut melakukan pertunjukan pertama Pink Floyd.

Dennis, 74, memilih bergabung dengan Angkatan Udara Kerajaan Inggris (RAF) untuk ditempatkan di Bahrain hanya setahun setelah dia bergabung dengan band, karena dipikirnya Pink Floyd tidak akan menjadi band hebat.

Dia lalu mendirikan studio sendiri, sementara Pink Floyd menjadi salah satu band terbesar abad ke-20, dengan lagu klasik seperti Dark Side of The Moon dan Wish You Were Here dengan prestasi penjualan 250 juta kopi album di seluruh dunia.

Meski keputusannya terasa pahit, Dennis mengaku selalu bangga dengan keberhasilan rekan-rekannya.

Kakek delapan cucu, yang tinggal bersama istrinya, Pam di Llangefni, Anglesey, North Wales ini bilang: "Saya tidak menyesal. Saya membantu mengawali band rock terbesar di dunia dan itu memungkinkan saya bergaul dengan orang-orang seperti Jimi Hendrix - itu saja sudah cukup bagi saya."

Pada saat Dennis kembali ke Inggris dari Bahrain, album pertama Pink Floyd: Piper At The Gates of Dawn telah dirilis.

"Ketika saya pertama kali melihat rekaman pertama di toko, saya santai saja tapi bangga pada mereka. Saya senang dan bahagia mereka berhasil."

Dia menambahkan: "Sejujurnya, saya bahkan tidak suka dengan musik Pink Floyd saat itu, sehingga mereka mungkin tidak bakal sukses jika saya bertahan di band. Saya tidak sakit hati atau cemburu pada keberhasilan orang lain."

"Saya hanya menyesal kenapa tidak berfoto lebih banyak dengan mereka. Saya bukan penggemar musik mereka, tapi segala hal yang mereka lakukan sekarang terasa indah."