SEJAK ratusan tahun lalu berderet penemu melahirkan karya yang membuat hidup kita menjadi lebih mudah. Apa jadinya dunia ini bila tidak ada penemu pesawat terbang, Wright Bersaudara atau Leonard Kleinrock yang berjasa menciptakan internet?

Artikel kali ini lain dari biasanya, dengan menampilkan para penemu yang harus kehilangan nyawa karena ciptaan yang dibanggakannya. Siapa sangka akhirnya mereka kehilangan nyawa, justru karena hasil temuannya sendiri.

Regent James Douglas (1581)
Penemu sebuah alat eksekusi mati yang terkenal di Inggris, Scottish maiden. Alat eksekusi ini dilengkapi dengan guillotine untuk memenggal kepala. Sayang sekali, alat yang sama kemudian digunakan untuk membunuhnya bertahun-tahun kemudian.

Horace Lason Hunley (1863)
Hunley adalah pencipta temuan paling penting di abad ke 19, yaitu kapal selam. Pada percobaan pertama dengan kapal selam temuannya, separuh kru meninggal dunia. Dan pada uji coba kedua, semua kru meninggal, termasuk juga Hunley di dalamnya.

William Bullock (1867)
Terbunuh karena mesin temuannya sendiri, mesin percetakan. Ketika itu dia merasa kesal dan menendang mesin temuannya tersebut. Namun, naas, kakinya terjepit di mesin tersebut hingga terpotong. Ia kemudian meninggal tidak lama setelah itu.

Thomas Andrews (1912)
Perancang kapal yang menciptakan kapal terkenal, Titanic. Dia  turut serta dalam pelayaran perdana untuk memastikan segalanya berfungsi dengan baik. Namun, ia adalah salah satu korban tewas dalam tragedi Titanic yang sungguh terkenal itu. Malam itu, ia berusaha menyelamatkan banyak orang, membantu mereka memperoleh sekoci penyelamat agar terhindar dari bahaya kapal yang hendak tenggelam, tanpa memikirkan keselamatannya sendiri.

Alexander Bogdanov (1928)
Seorang pria multitalenta yang menemukan manfaat transfusi darah untuk pertama kalinya. Seperti peneliti lain, ia mengujicoba transfusi darah pada dirinya sendiri. Setelah 11 kali transfusi berhasil, ia kemudian terbunuh secara misterius karena transfusi darah yang ke-12. Penyebabnya tidak diketahui, namun diduga darah yang ditransfusikan terinfeksi atau tidak cocok dengan golongan darahnya.

Marie Curie (1934)
Ilmuwan wanita ini terkenal dalam bidang radio aktif. Curie menemukan dua elemen kimia radio aktif, yaitu polonium dan uranium. Dia meninggal pada usia 67 tahun, karena penyakit anemia aplastik, suatu penyakit yang berkaitan dengan radiasi. Marie sering membawa alat-alat percobaannya, seperti tube dan tabung-tabung kecil bermuatan kimia dan beradiasi tinggi dalam kantongnya. Sesampainya di tempat kerja, ia meletakkan semua peralatan tadi di laci mejanya begitu saja, tanpa menyadari efek radiasinya.