Sansom, Mantan Bintang Arsenal Jadi Gelandangan
Troubled Sansom, He was Homeless and Penniless
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
KENNY Sansom pada Kamis malam menjadi tanggungan Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris (PFA) setelah terungkap bahwa ia ternyata tunawisma, miskin lantaran kecanduan judi dan minum alkohol.
Sansom mengaku terpaksa tidur di bangku taman tetapi kini ditampung di sebuah hotel, yang didanai oleh serikat pemain, dan kini menjalani konseling di bawah bimbingan kepala PFA bidang kesejahteraan pemain, Michael Bennett.
Sansom tercatat 86 kali memperkuat timnas Inggris dan dibeli Arsenal senilai lebih dari 1 juta poundsterling ketika ia hengkang dari Crystal Palace pada 1980. Tapi, sejak pensiun hampir 20 tahun lalu, mantan bek kiri ini terbelit oleh kecanduan alkohol dan judi.
Pemain berusia 54 tahun ini mengajukan perlindungan sementara kepada adiknya Mary, tapi kini telah pindah dan dijemput oleh PFA setelah keluarganya buka mulut. Saat ini Sansom menerima dana pensiun 1200 poundsterling per bulan tapi dia mengaku separuhnya diberikan kepada mantan mantan istrinya, Elaine.
"Saya punya kebiasaan buruk," katanya kepada The Sun. "Saya sudah menjadi tunawisma selama 10 hari. Itu karena saya tidak punya uang. Saya mabuk, saya merasa tidak sehat dan saya penjudi. Saya kini hidup di jalanan."
Dia ´curhat´ tentang kehidupannya yang bermasalah dalam otobiografinya, To Cap It All, yang diterbitkan lima tahun lalu. Di dalam buku tersebut, ia menceritakan bagaimana ia menghilang selama empat hari dan ditemukan dikelilingi oleh botol kosong di kamar hotel oleh putrinya Natalie dan Katie, yang khawatir ayahnya mereka akan bunuh diri. Pada kesempatan lain, Natalie menemukan ayahnya mabuk dan duduk sendirian di sebuah pub.
"Saya benar-benar tidak menyadari salah satu dari insiden ini akan membuat keluarga saya malu nanti," tulisnya. Pemain yang dijuluki ´Big Shot Kenny Sansom´, legenda Arsenal dan pemain utama dari tim Inggris sampai saat ini masih kerap dimintai tanda tangan oleh para penggemarnya, tapi dia malah membuat kecewa dan malu keluarganya, dan menyakiti perasaan anak-anaknya lebih dari yang pernah ia bayangkan. Saya menangis dan menangis ketika mereka mengatakan kepada saya apa yang telah saya lakukan."
Sansom menjelaskan bagaimana ia ´terjun bebas´ saat ia meninggalkan Arsenal dan karirnya merosot. Pernikahannya berantakan dan kesehatannya terganggu, seperti dilansir Mail Online.
"Tubuh saya tidak sehat lagi," tulisnya. "Tes darah menunjukkan perutku lebih menyerupai si miskin tua renta George Best. Pasangan bermainnya tersebut meninggal pada usia 59.
"Pada titik ini dalam hidup saya, saya terjerembab menanti ajal yang sangat tragis sebagai pemain sepakbola jenius, sebuah pemikiran yang mengerikan karena usia saya masih 40-an. Kenyataannya adalah saya jatuh tapi belum mati."
Ini bukan pertama kalinya PFA datang menolong Sansom. Mereka telah membantunya selama bertahun-tahun saat ia mencoba untuk mengatasi masalah-masalah ekstrem sejak ia pensiun, membayar untuk perawatan dan rehabilitasi sekaligus penginapannya.
"Kami sudah mencarinya setelah Kenny hilang selama dua minggu atau dua bulan tetapi selama beberapa tahun kami mengurusi rehabilitasinya," kata wakil kepala eksekutif PFA Bobby Barnes.
"Dia terus-menerus berada dalam program untuk mendapat konseling dari klinik Sporting Chance.
Kami telah menanggung biaya akomodasinya untuk waktu yang cukup lama dan satu hal yang harus diketahui Kenny bahwa PFA tidak pernah mengabaikan dirinya."
"Kami sudah menghubungi keluarganya dan bekerja sama dengan Dinas Sosial untuk mencoba menemukan suatu tempat permanen."
´Kenny adalah pemain yang hebat. Saya sudah kenal dia selama bertahun-tahun dan sangat penting orang ingat dia tidak memilih untuk menjalani hidupnya dengan cara ini. Ini adalah penyakit dan kita mengakui seperti itu. Kita semua menginginkan hal yang sama, untuk melihat dia hidup bahagia."
"Dia membuat kontribusi besar untuk permainan selama bertahun-tahun dan, seperti banyak anggota kami, tidak mendapatkan imbalan yang sepadan saat menjalani pensiun."
Sayangnya, hampir tidak cerita unik di antara beberapa pemain Inggris yang paling berbakat. Best meninggal pada 2005 dan Paul Gascoigne mengalami kecanduan alkohol setelah pensiun.
Sansom mencoba untuk mengatasi bujukan setan, tetapi gagal mengatasinya. Namun, episode terbaru telah memberinya pukulan hebat bagi dirinya sebagai pemain, termasuk mantan bos Arsenal George Graham.
"Sangat sedih mendengar hal ini," kata Graham. "Dia adalah pemain fantastis dan contoh pemain profesional. Tampaknya beberapa orang dapat menangani keberhasilan dan beberapa orang tidak bisa. Akan ada banyak orang, termasuk saya sendiri, bersedia untuk membantunya. "
PFA sudah menangani kasus ini, seperti Arsenal, yang tetap berhubungan melalui asosiasi mantan pemain´. Dia kini bekerja pada in-house television Arsenal dan, hingga bulan lalu, sebagai salah satu legenda yang secara teratur memimpin tur di Stadion Emirates.
"Kami telah memberikan dia dengan dukungan dan bimbingan berkelanjutan," kata seorang juru bicara Arsenal.
KENNY Sansom was on Thursday night in the care of the Professional Footballers’ Association after revelations that he was homeless, penniless and losing the fight against his addictions to gambling and alcohol.
Sansom had confessed to sleeping rough on a park bench but has been taken to hotel accommodation, funded by the players’ union, where he is being professionally counselled under the guidance of the PFA’s head of player welfare, Michael Bennett.
Sansom won 86 England caps and cost Arsenal more than £1million when he moved from Crystal Palace in 1980. But, since retiring almost 20 years ago, the former left back has had long battles with alcohol and gambling.
The 54-year-old had been temporarily lodging with his sister Mary, but moved on and was picked up by the PFA after his family sounded the alarm. Sansom’s pension pays him £1,200 a month but he says half of this goes to his ex-wife Elaine.
‘I’m in a bad way,’ he told The Sun. ‘I’ve been living homeless for 10 days. That’s because I’ve got no money. I’m a drunk, I’m feeling not very well and I’m a gambler. I’ve been living on the street.’
He opened his heart about his troubled life in his autobiography, To Cap It All, published five years ago. In it, he told how he went missing for four days and was found surrounded by empty bottles in a hotel room by daughters Natalie and Katie, who feared he had taken his own life. On another occasion, Natalie found him drunk and alone in a pub.
‘I was completely unaware of either of these incidents until my family told me about them later,’ he wrote. ‘Big shot Kenny Sansom, the Arsenal legend and stalwart of the England team who still got asked for his autograph, had let down himself and his family, and hurt his children more than he could ever have imagined. I cried and cried when they told me what I’d done.’
Sansom explained how he went into ‘free-fall’ as he left Arsenal and his career dwindled. His marriage fell apart and his health was damaged.
‘My body was failing,’ he wrote. ‘Blood tests revealed my insides were beginning to resemble poor old George Best’s. My old mate had passed away at the age of 59.
‘At this point in my life I was hurtling towards the same tragic premature death as that footballing genius, a terrifying thought as I was still in my 40s. The reality was I wasn’t far off dying.’
It is not the first time the PFA have come to Sansom’s rescue. They have helped him for many years as he tried to cope with the extreme issues he has faced since retirement, paying for his rehab treatment and at times his lodgings.
‘We’ve been looking after Kenny not for two weeks or two months but for several years regarding his rehab,’ said PFA deputy chief executive Bobby Barnes.
‘He has been constantly in a programme where he is counselled and looked after by our psychologists from the Sporting Chance clinic on an out-patient basis. We have been paying for his accommodation for quite a time and one thing Kenny knows is we will never turn our backs on him.
We are in contact with his family and working with Social Services to try to find him somewhere permanent.
‘Kenny is a great lad. I’ve known him for many years and it’s important people remember he doesn’t choose to live his life this way. It’s an illness and we acknowledge it as such. We all want the same thing, to see him live a happy life.
‘He made a great contribution to the game over many years and, like a lot of our members, did not get the rewards which are on offer to some today.’
Sadly, it is hardly a unique story among some of Britain’s most talented footballers. Best died in 2005 and Paul Gascoigne has suffered addiction problems since retirement.
Sansom has tried to tackle his demons but with limited success. Still, the latest episode came as a jolt to those who worked with him as a player, including former Arsenal boss George Graham.
‘It is very sad to hear,’ said Graham. ‘He was a fantastic player and a model professional. It seems some people can handle success and some people can’t.There will be a lot of people, myself included, willing to help him.’
The PFA were already on the case, as were Arsenal, who remain in contact through their ex-players’ association. He has worked on Arsenal’s in-house television channel and, up to a month ago, as one of the legends who regularly lead tours of the Emirates Stadium.
‘We have been providing him with ongoing support and guidance,’ said an Arsenal spokesman.
