Suswono: Pungutan Liar Akibatkan Harga Pangan Melambung

Suswono: Illegal Fees Resulted Food Commodity Prices Soar

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Suswono: Pungutan Liar Akibatkan Harga Pangan Melambung
Mentan Suswono didampingi Wakil Mentan Rusman Heriawan (kiri) dan Sekjen Kementan Hari Priono (kanan) Foto: B2B/Mya

Jakarta (B2B) - Menteri Pertanian Suswono mengungkap fakta melonjaknya harga komoditas pangan seperti cabai, bawang dan daging sapi lantaran banyaknya ongkos dan pungutan liar dalam distribusi dari sentra produksi ke pasar seperti Jakarta dan kota-kota besar lainnya.

"Banyak biaya tidak jelas dan pungutan liar yang harus dibayar, dan yang harus menanggung tambahan biaya tersebut adalah konsumen. Inilah yang disebut ekonomi biaya tinggi dalam distribusi komoditas pangan dari sentra produksi ke pasar," kata Mentan Suswono kepada pers di Jakarta, Selasa malam (16/7).

Suswono menegaskan diperlukan tindakan segera untuk memotong rantai niaga yang panjang, sehingga memicu disparitas harga antara petani dan konsumen terlampau tinggi.

Dia memberi contoh, cabai merah keriting yang harganya di tingkat petani hanya Rp12 ribu per kg melambung menjadi dua kali lipat atau Rp25 ribu di tangan konsumen.

"Hal serupa terjadi pada harga daging sapi. Harga bobot hidup sapi Rp20 ribu-25 ribu per kilogram, setelah dipelihara tiga bulan harganya menjadi Rp37 ribu per kilogram bobot hidup. Sampai ke konsumen harga daging menjadi hampir Rp90 ribu per kilogram," ungkap Suswono yang didampingi Wamentan Rusman Heriawan, dan Sekjen Kementan Hari Priono.

Jakarta (B2B) - Minister of Agriculture (MoA) Suswono reveals the soaring price of food commodities such as chili, onions and beef because a lot of expenses illegal fees in the distribution of production centers to markets such as Jakarta and other big cities.

"Many of the costs did not clear and illegal fees to be paid, and the additional cost burden on consumers. This is called high cost economy in the distribution of food commodities from production centers to markets," said Minister of Agriculture Suswono told reporters in Jakarta, Tuesday (16 / 7).

Suswono insists immediate action is needed to cut a long commercial chain, thereby triggering price disparity between farmers and consumers is too high.

He gave an example, the price of red chillies at the farmer level is only Rp12 thousand per kg soar into double or Rp25 thousand on consumers.

"The same thing happens to the price of beef. Cattle live weight price Rp20 thousand to 25 thousand per kilogram, after cows kept for three months price to Rp37 thousand per kilogram live weight. Till to-consumer meat prices to almost Rp90 thousand per kilogram," said Suswono accompanied Vice MoA Rusman Heriawan, and Secretary General MoA Hari Priono.