Terapkan CSA, Panen Raya Padi `Berbuah Manis` di Kabupaten Pinrang

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program

Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani


Terapkan CSA, Panen Raya Padi `Berbuah Manis` di Kabupaten Pinrang
PROGRAM SIMURP: Hasil pengukuran menunjukkan, ubinan sebesar 4,94 Kg atau setara 7,90 ton/ha gabah kering panen [GKP] dengan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 dengan tanam benih langsung [Tabela].

Pinrang, Sulsel [B2B] - Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian RI berusaha meningkatkan produksi padi untuk memenuhi kebutuhan 273 juta penduduk Indonesia.

Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] yang dinaungi oleh Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP turut berperan terhadap kesejahteraan petani melalui teknologi budidaya Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA].

Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman kepada jajarannya di Kementan maupun dinas terkait di daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi untuk 2024.

“Tidak ada basa basi dalam membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menegaskan tentang manfaat teknologi CSA dari SIMURP untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global seperti fenomena El Nino, yang saat ini melanda Indonesia.

"Menghadapi musim kemarau panjang atau El Nino yang diprediksi mulai Juli hingga September 2023, Kementan mengimbau dinas pertanian provinsi serta kabupaten dan kota memanfaatkan sumber air yang ada," katanya.

Teknologi CSA, kata Dedi Nursyamsi, merupakan pendekatan pada pengembangan strategi pertanian untuk memastikan keberlanjutan ketahanan pangan di tengah dampak perubahan iklim [DPI].

Begitu pula yang diupayakan Program SIMURP di Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan. Perubahan positif terlihat meskipun terhitung baru dalam mengikuti Program SIMURP, yakni pada 2021, namun hasil produksi dan Indeks Produksi menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Keberhasilan tersebut mengemuka pada kegiatan Temu Lapang Petani atau Farmer Field Day [FFD] atau yang lebih dikenal sebagai panen raya berlangsung di Kecamatan Mattiro Sompe, Pinrang, belum lama ini.

Kegiatan FFD melibatkan berbagai elemen masyarakat termasuk Sekretaris Daerah, satuan TNI dan Polri dan Camat Mattiro Sompe.

Sebelum FFD, petugas statistik dari Badan Pusat Statistik [BPS] melakukan pengambilan data pada Demplot Kelompok Tani [Poktan] Dara Kapa IV. Hasil pengukuran menunjukkan, ubinan sebesar 4,94 Kg atau setara 7,90 ton/ha gabah kering  panen [GKP] dengan Sistem Tanam Jajar Legowo 2:1 dengan tanam benih langsung [Tabela].

Sementara itu, Poktan Dara Kapa III mencapai hasil ubinan sebesar 4,82 Kg atau setara dengan 7,71 ton/ha GKP menggunakan sistem tanam Jajar Legowo 2:1 dengan Tanam Pindah [Tapin].

Hal ini menjadi dasar pertimbangan bagi petani, yang dapat melihat bahwa sistem tanam Legowo 2:1 Tabela menghasilkan 190 kg/ha lebih tinggi dibandingkan dengan
sistem Tapin.

Selain peningkatan hasil Demplot, wilayah yang termasuk dalam Scale Up Experiment juga mencatat kenaikan produktivitas dari musim sebelumnya, dengan rata-rata hasil produksi saat ini mencapai 7,18 ton/Ha.

Jika dibandingkan hasil produksi sebelum menerapkan teknologi CSA, wilayah Pinrang awalnya menghasilkan rata-rata 6,80 ton/ha, namun setelah menerapkan teknologi CSA, rata-rata produksi di Demplot meningkat menjadi 7,79 ton/ha.

Artinya, terjadi peningkatan produksi rata-rata satu ton per hektar. Selain peningkatan produksi, ternyata penerapan teknologi CSA juga berdampak positif dalam menekan biaya produksi dengan pengurangan penggunaan pestisida kimia dan pupuk sekitar 100 hingga 150 kg/ha.

Kegiatan dilanjutkan oleh arahan dari Sekretaris Daerah kepada para penyuluh dan petani di BPP Mattiro Sompe, mengenai kenaikan produktivitas dan kenaikan harga gabah di atas harga yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Arahannya, terkait strategi percepatan dan pembagian tugas dalam pengelolaan kegiatan SIMURP. Kegiatan ini menjadi stimulus kegiatan penyuluhan, sehingga edukasi CSA tetap perlu disosialisasikan kepada semua pihak.

Diungkapkan pula tentang keberlanjutan program/replikasi kegiatan SIMURP di masa mendatang, karena pengaruhnya terhadap produksi di lokasi SIMURP. Meskipun diterjang badai El Nino hampir sepanjang 2023, apresiasi diberikan pada petani dan seluruh pemangku kepentingan, karena semangat menerapkan CSA SIMURP nyatanya membuat produktivitas dan hasil panen sangatlah memuaskan.

Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kontribusi teknologi CSA yang bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK), dan meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi Proyek SIMURP. [timsimurpkementan]

Pinrang of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.