Tangkal El Nino, Kementan Antisipasi Perubahan Iklim Global dengan Inovasi CSA
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Katingan, Kalteng [B2B] - Perubahan iklim yang terjadi saat ini berupa El Nino di beberapa negara, termasuk Indonesia, sebagai akibat fenomena global yang menyebabkan musim kemarau panjang. Dampaknya, produksi padi Indonesia 2023 turun 1,12 juta ton gabah kering giling [GKG] sekitar 2,05% ketimbang produksi 2022 yang mencapai 54,75 juta ton GKG.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya mengatakan, Badan Pusat Statistik [BPS] melansir bahwa produksi padi nasional turun 2,05% pada 2023 sebesar 1,12 juta GKG, sementara produksi padi 2022 mencapai 54,75 juta ton GKG.
"Dampak El Nino kita sudah rasakan saat ini. Melonjaknya harga beras di pasaran, akibat berkurangnya stok beras di pasaran. Kalau tidak diantisipasi, baik El Nino maupun La Nina dapat mengganggu ketahanan pangan nasional," kata Bustanul AC seperti dikutip Project Manager SIMURP, Sri Mulyani saat membuka Technical Review Meeting dan Implementation Support Mission Program SIMURP di Katingan, Kalimantan Tengah, Senin [26/2].
Diketahui, Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] di Kementerian Pertanian RI melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP]. Fokus SIMURP, pada strategi pemerintah mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui inovasi CSA untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan Indeks Pertanaman [IP] serta menurunkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK].
Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada jajarannya di Kementan maupun pemerintah daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi 2024.
“Tidak ada basa basi membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi bahwa SDM pertanian, perannya sangat penting terhadap pengembangan pertanian CSA.
"CSA suatu pendekatan yang mentransformasi dan reorientasi ulang sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan sehingga mampu mendukung pertanian berkelanjutan dan dapat memastikan ketahanan pangan dalam kondisi perubahan iklim," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, sasaran SIMURP mendidik dan melatih petani beserta penyuluh mengimplementasikan CSA. Pemberdayaan dan pengembangan SDM pertanian menjadi agenda prioritas SIMURP untuk mendongkrak produktivitas pertanian.
Pada 2023, Indonesia mengalami defisit produksi padi sebagai dampak dari El Nino. Berdasarkan data BPS, secara nasional kita mengalami penurunan produksi sebesar 1,12 juta ton GKG atau 2,05 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 54,75 juta ton GKG.
Sri Mulyani menambahkan kegiatan CSA SIMURP dilakukan melalui pendekatan sekolah lapang berupa demonstration plotting [Demplot], pertemuan lapang, bimbingan teknis dan Farmers Field Day [FFD] pengawalan dan pendampingan oleh penyuluh CSA.
Untuk 2023, BPPSDMP melalui kegiatan SIMURP alokasikan anggaran sebesar Rp79 miliar bagi pelaksanaan pada 1.017 desa dalam lingkup 117 BPP/kecamatan di 24 kabupaten pada 10 provinsi.
Kapusluh Bustanul Arifin Caya, kata Sri Mulyani, menekankan keterlibatan penyuluh untuk aktif menjalankan 5 Peran dan Fungsi BPP Kostratani sebagai pusat data dan informasi pertanian, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis dan pusat jejaring kemitraan.
"Menghadapi situasi kelangkaan dan mahalnya harga pupuk, penyuluh agar aktif ikut serta melalui CSA mendukung Gerakan Genta Organik dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada disekitarnya untuk pembuatan pupuk organik serta implementasinya secara masif," katanya. [timsimurpkementan]
Katingan of Central Borneo [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
