Alumni Polbangtan Medan Dampingi Petani Humbahas Atasi Hama Cabai

Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Alumni Polbangtan Medan Dampingi Petani Humbahas Atasi Hama Cabai
POLBANGTAN MEDAN: Alumni pendamping di FE Humbahas melakukan pengamatan sejauh mana tingkat serangan hama ulat grayak pada lahan pertanaman cabai merah Poktan Sehati, dilanjutkan diskusi dengan petani untuk mendapat solusi mengatasi serangan hama.

Humbahas, Sumut [B2B] - Cabai adalah tanaman yang membutuhkan perawatan istimewa. Penyakit dan serangan hama yang mengancam harus diperhatikan dengan baik oleh para petani.

Guna mendukung hal itu, alumni Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] khususnya Polbangtan Medan mengawal dan mendampingi petani cabai pada lahan Food Estate di Kabupaten Humbang Hasundutan [FE Humbahas] menangkal dan mengatasi hama berupa ulat grayak [spodoptera litura] yang kerap menyerang cabai.

Alumni Polbangtan Medan mendukung pengamatan dan mengatasi hama ulat grayak pada tanaman cabai di lahan Poktan Sehati di lokasi FE Humbahas.

Langkah alumni Polbangtan Medan mengawal petani di FE Humbahas, sejalan ajakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo untuk mendukung pembangunan pertanian nasional.

"Semua ilmu sudah diberikan dari mulai teori sampai pelatihan-pelatihan. Dan semua  bentuk-bentuk digital harus kita gunakan. Pakai itu handphone tidak hanya untuk ber-WhatsApp manja tapi juga untuk mencari ilmu dan memajukan pertanian Indonesia," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyatakan bahwa petani milenial mempunyai peran penting melanjutkan pembangunan sektor pertanian. 

"SDM pertanian adalah pengungkit terbesar produktivitas pertanian, maka pendidikan vokasi menjadi salah satu kunci terhadap cikal bakal lahirnya petani milenial," katanya.

Karena itu, Dedi Nursyamsi berharap alumni Polbangtan mampu menjadi pemantik dalam mengembangkan diri menuju persaingan global.

"Pertanian itu tidak pernah berhenti, pertanian dibutuhkan oleh bangsa ini," katanya lagi.

Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa ulat Ulat ini memiliki ukuran yang kecil, berwarna hijau, dan berjumlah banyak. 

"Hama ini merusak cabai dengan memakan dedaunan hingga berlubang-lubang dan mengganggu fotosintesis tanaman. Jika serangannya parah, ulat akan memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang daunnya," katanya.

Menurutnya, pengendalian secara teknis dapat dilakukan dengan mengambil ulat pada malam hari karena saat itulah biasanya hama ini berkeliaran. 

Upaya pencegahan juga dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun dan menyiangi gulma secara rutin. Penyemprotan insektisida bisa dijadikan cara membasmi hama cabai ini jika serangannya sudah merabah," kata Yuliana Kansrini.

Alumni pendamping di FE Humbahas melakukan  pengamatan sejauh mana tingkat serangan hama ulat grayak pada lahan pertanaman cabai merah Poktan Sehati, dilanjutkan diskusi dengan petani untuk mendapat solusi untuk mengatasi serangan hama tersebut.

Petani dianjurkan melakukan tindakan pengendalian dengan menyemprot pada sore atau malam hari menggunakan insektisida biologi TurexWP bergantian dengan insektisida Raydok 28ec atau insektisida Direct 25ec. [ira/timhumaspolbangtanmedan]

Humbahas of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.