Kementan Dorong Pemerintah Dukung Pengembangan Biofuel
MoA Encourage Gov`t to Support the Development of Biofuels
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Jakarta (B2B) - Kementerian Pertanian akan mendorong pemerintah untuk memberikan insentif subsidi pengembangan bahan bakar nabati (biofuel), untuk mengantisipasi lonjakan harga BBM subsidi. Selama ini, pengembangan biofuel belum maksimal karena tidak mendapat subsidi seperti halnya premium (bensin).
Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan bahwa pihaknya akan mendorong pemerintah untuk mendukung pengembangan bahan bakar nabati dari tanaman jarak pagar dan kemiri sunan.
"Biofuel dari tanaman jarak pagar atau kemiri sunan apabila dipasarkan harganya diperkirakan Rp7 ribu per liter hingga Rp8 ribu per liter, tentu tidak ada yang mau memproduksi karena harganya mahal bagi konsumen," kata Rusman Heriawan di Jakarta, Senin (1/7).
Tentunya, kata Wamentan, kenaikan BBM bersubsidi dari bahan fosil merupakan momentum yang tepat untuk mengembangkan biofuel. Insentif kenaikan BBM yang dapat diberikan Kementerian Pertanian yakni dengan memberi ruang yang lebih luas bagi perkembangan energi alternatif biofuel.
Apabila pengembangan biofuel berhasil, katanya lagi, tentu ada upaya pengalihan ke biofuel untuk bersaing dengan bensin maka Pertamina harus mendukung.
"Indonesia harus belajar dari Brazil yang sukses mengembangkan bietanol dari tanaman tebu dan dilakukan secara konsisten," ungkap Rusman.
Jakarta (B2B) - The Ministry of Agriculture will encourage the government to provide incentives for the development of bio-fuel subsidies, for anticipated increases in fuel price subsidies. During this time, the development of biofuels is not maximized because without the support of subsidies such as gasoline.
The Vice Minister of Agriculture (MoA) Rusman Heriawan said it would encourage the government to support the development of biofuels from jatropha plants and sunan pecan.
"Biofuel from jatropha or sunan pecan, if the market price is estimate Rp 7 thousand per liter to Rp 8 thousand per liter, of course no one wants to produce because it is expensive for consumers," said Rusman Heriawan in Jakarta, Monday (1/7).
Surely, said Vice MoA, hike subsidized fuel from fossil material is the right moment to develop biofuels. Incentives can increase the fuel supplied to the Ministry of Agriculture which provide more space for the development of alternative energy biofuels.
If the successful development of biofuels, he said, of course there are attempts to shift to biofuel to compete with gasoline, Pertamina must support.
"Indonesia should learn from Brazil who successfully develop bietanol from sugar cane and performed consistently," said Rusman.
