Tudang Sipulung, Petani CSA Pinrang Tentukan Jadwal Tanam Okmar 2024
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Pinrang, Sulsel [B2B] - Petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Kabupaten Pinrang, yang memadukan teknologi CSA dan kearifan lokal [local wisdom] untuk menentukan jadwal tanam Oktober - Maret 2024 [Okmar] setelah hasil panen mencapai lebih tujuh ton Gabah Kering Panen [GKP] per hektar di Kecamatan Watang Sawitto, Kamis pekan lalu [23/11].
Penentuan jadwal tanam, salah satu komponen teknologi CSA, mengemuka pada rapat Tudang Sipulung yang dihadiri Sekretaris Daerah Pemkab Pinrang, Andi Tjalo Kerrang dan Camat Watang Sawitto, Andi Sinapati Rudy serta dihadiri para ketua kelompok tani [Poktan] dan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Watang Sawitto, H Kaharuddin.
Diketahui, Tudang Sipulung atau Empo Sipitangarri adalah tradisi masyarakat Bugis dan Makassar di Provinsi Sulawesi Selatan, untuk duduk bersama membicarakan [berunding] untuk memecahkan suatu masalah melalui musyawarah.
Sekda Pinrang, Andi Tjalo Kerrang mengakui beberapa kali mengikuti panen raya di Kecamatan Watang Sawitto selalu memperlihatkan hasil menggembirakan, khususnya lahan yang menerapkan CSA, hasil panennya tergolong luar biasa berkat dukungan Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].
Upaya petani CSA Pinrang sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman mengajak petani dan penyuluh di seluruh Indonesia meningkatkan produksi padi dan jagung guna mendukung pencapaian swasembada sehingga dapat menekan impor.
"Kami siapkan Alsintan dan pupuk. Kalau dulu harus ada Kartu Tani, baru dapat pupuk. Sekarang cukup KTP dapat pupuk, ini sedang kita proses harmonisasinya," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa.
"Pemerintah akan terus mendukung seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pertanian, terutama kegiatan olah tanah, olah tanam, hingga masa panen, harus tetap berlangsung di tengah kondisi seperti saat ini," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, manfaat teknologi CSA dari SIMURP untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim global seperti fenomena El Nino, yang saat ini melanda Indonesia.
Camat Watang Sawitto, Andi Sinapati Rudy saat membuka rapat Tudang Sipulung mengajak semua pihak terkait di wilayah kerjanya, untuk mensyukuri karunia panen raya meskipun terdampak musim kemarau ekstrim El Nino, petani masih bisa produksi di atas tujuh ton per hektar pada sejumlah kelurahan di Watang Sawitto.
"Semua itu berkat petani komitmen mematuhi jadwal tanam setelah ditetapkan musim lalu. Diharapkan jadwal turun sawah Okmar 2023 dan 2024 yang telah kita sepakati dapat memadukan kearifan lokal dan teknologi CSA," katanya saat membuka rapat Tudang Sipulung.
Tampak hadir pada rapat Tudang Sipulung antara lain Kapolsek Watang Sawitto; Danramil 1404-04/Pinrang; Kabid Penyuluhan Distanhorti, para Kepala UPTD PSDA, Ketua KTNA Watang Sawitto; sejumlah petani beserta penyuluh.
Sekda Pinrang, Andi Tjalo Kerrang mengharapkan dukungan teknologi CSA dan komitmen petani serta penyuluh dalam penentuan jadwal tanam.
"Tentukan jadwal tepat ´turun sawah´ dan memperhatikan hama dan penyakit yang akan menyerang, curah hujan dan ketersediaan air, pupuk rekomendasi, varietas padi yang tepat untuk ditanam," katanya.
Penyusunan e-RDKK untuk pupuk subsidi 2024, katanya, telah dibuka, kiranya para petani melakukan pendaftaran ke kelompok masing-masing atau datang ke kantor BPP," kata Andi Tjalo Kerrang.
Dia mengakui, pupuk subsidi kerap bermasalah karena keterbatasan anggaran pemerintah pusat, maksimal hanya mampu memenuhi 45% dari total kebutuhan, sehingga petani harus memiliki alternatif menutupi kekurangannya, dengan memanfaatkan pupuk organik dan pestisida nabati. [timsimurpkementan]
Pinrang of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
