Sinergi Mentan dan TNI AD Percepat Pompanisasi Didukung Petani CSA Jateng
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Semarang, Jateng [B2B] - Petani berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] Program SIMURP mendukung target percepatan tanam di Provinsi Jawa Tengah dengan pompanisasi. Upaya tersebut ditempuh Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman melalui sinergi Kementerian Pertanian RI dengan Kodam IV/Diponegoro.
Sinergi dengan TNI AD dikemukakan Mentan Amran Sulaiman pada ´Rapat Koordinasi Optimalisasi Lahan Pertanian melalui Pompanisasi´ di Aula Makodam IV/Diponegoro yang dihadiri oleh Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Deddy Suryadi di Semarang, Kamis [21/3].
Guna memasuki Musim Tanam II 2024 [MT] Mentan Amran menargetkan percepatan tanam pada sejumlah wilayah melalui pompanisasi, salah satunya, sentra pangan Jateng dengan menggandeng jajaran Kodam IV/Diponegoro, Mentan optimistis program pompanisasi bisa memacu aktivitas tanam MT II 2024 agar berjalan lebih cepat dan maksimal.
Upaya Mentan Amran sejalan dengan paket teknologi CSA yang diusung Kementan bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] pada 24 kabupaten di 10 provinsi, di antaranya tujuh kabupaten di Jawa Tengah.
Mentan Amran menuturkan program pompanisasi fokus pada lahan sawah, dengan indeks pertanaman satu [IP100] namun memiliki sumber air yang tersedia sepanjang tahun. Artinya, lahan-lahan sawah tersebut hanya tanam dan panen satu kali dalam setahun. Pompanisasi diharapkan dapat meningkatkan IP100 menjadi IP200 atau tanam dan panen dua kali setahun.
“Kita sudah identifikasi ada 300 ribu hektar, lahan IP satu, kita angkat menjadi dua atau tiga. Kalau kita angkat IP-nya dua kali saja, produksi lima ton, berarti bisa tambahan satu juta dari Jateng. Ini potensi luar biasa. Kami siapkan pompa. Inilah solusi cepat untuk menangani pangan,” kata Mentan.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan Program SIMURP bertujuan memodernisasi sistem irigasi yang strategis dan mendesak.
"Program SIMURP dirancang untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan air irigasi dan mendukung rehabilitasi infrastruktur irigasi yang kritis pada 24 kabupaten di 10 provinsi," katanya.
Pengelolaan SIMURP oleh lintas kementerian dan lembaga [K/L] yakni Kementan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [Bappenas], Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat [PUPR] dan Kementerian Dalam Negeri.
Mentan menambahkan, pompanisasi membantu aktivitas tanam petani di lapangan. Petani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam. Tidak hanya Pulau Jawa, pompanisasi akan diperluas hingga wilayah lain di luar Pulau Jawa, agar peningkatan produksi padi berjalan secara masif.
“Kami rancang Pulau Jawa minimal 500 ribu, itu minimal. Fokus Jawa, karena rentang kendalinya dekat, 70 persen produksi juga di Jawa. Kami sentuh Jawa dulu, kemudian luar Jawa. Kami target 500 ribu hektar juga,” katanya lagi.
Di kesempatan yang sama, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen Deddy Suryadi mengapresiasi kehadiran Mentan pada Rakor sebagai rangkaian kunjungan kerja Mentan di Kabupaten Pati dan Grobogan. Terlebih, dilakukan paska bencara banjir yang melanda beberapa wilayah di Jawa Tengah.
“Berdasarkan update dari pemantauan lapangan, beberapa wilayah kabupaten dan kota yang mengalami banjir sudah mulai surut airnya, namun masih terdapat beberapa titik lokasi di Pati dan Grobogan, hingga saat ini masih tergenang banjir sehingga memerlukan solusi dan penanganan secara khusus” ungkapnya.
Sebagai informasi, awal Maret 2024, Mentan Amran bersama Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak telah sepakat untuk memperkuat Perluasan Areal Tanam padi [PAT] melalui kegiatan pompanisasi pada lahan-lahan pertanian di Pulau Jawa.
Penguatan tersebut merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan IP dan produktivitas padi secara nasional. Mentan Amran menargetkan dua juta hektar lahan sawah kering pada 2024 dapat terairi sehingga Indonesia mampu memperkuat ketahanan pangan secara mandiri tanpa harus bergantung pada kebijakan impor.
Pemanfaatan Irigasi
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya menambahkan tujuan utama Program SIMURP adalah meningkatkan produktivitas pertanian, efisiensi penggunaan air dan kesejahteraan petani melalui modernisasi infrastruktur irigasi.
"Programnya mencakup pengenalan teknologi irigasi yang lebih canggih, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur irigasi yang sudah ada, serta peningkatan kapasitas petani dalam pengelolaan sumber daya air," katanya.
Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan dengan adanya program ini, diharapkan dapat menghadapi tantangan perubahan iklim dan meningkatkan ketahanan pangan melalui pemanfaatan sumber daya air yang lebih efisien.
"Selain itu, urgensi rehabilitasi infrastruktur irigasi menjadi fokus untuk memastikan kelancaran sistem pengairan di berbagai daerah pertanian," katanya lagi.
Diketahui, SIMURP meliputi dua komponen utama yakni Komponen A berupa rehabilitasi/revitalisasi sistem irigasi dan drainase pada 12 DI permukaan dan dua Daerah Irigasi Rawa [DIR] pada sembilan provinsi atau meliputi enam Balai Besar Wilayah Sungai [BBWS] dan tiga Balai Wilayah Sungai [BWS] yang mencakup luas lahan 98.935 hektar.
Sementara Komponen B berupa modernisasi DI pada DI Jatiluhur tepatnya di Saluran Induk Tarum Timur dan Saluran Induk Tarum Utara, dengan luas layanan irigasi sekitar 176.175 hektar. Selain dua komponen utama, SIMURP juga didukung Komponen C, yakni komponen manajemen proyek. [timsimurpkementan]
Semarang of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
