Peningkatan Produktitivas Rerata Demplot CSA Jateng Capai 0,76 Ton/Ha Gabah Kering Panen
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Purworejo, Jateng [B2B] - Peningkatan produktivitas sementara kegiatan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] tahun 2023 di Provinsi Jawa Tengah mencapai 0,76 ton/ha Gabah Kering Panen [GKP] yakni 6,79 ton/ha di lokasi non CSA menjadi 7,56 ton/ha di lokasi Demplot Scalling Up CSA.
Begitu pula rerata produktivitas di Kabupaten Purworejo, meningkat 0,85 ton/ha GKP [6,89 ton/ha di lokasi non CSA menjadi 7,74 ton/ha di lokasi CSA]. Hasil produktivitas sementara di lokasi Demplot Scaling Up, meningkat 1,23 ton/ha GKP [5,87 ton/ha di lokasi non CSA menjadi 7,10 ton/ha di lokasi CSA].
Capaian tersebut dikemukakan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya pada kegiatan panen Temu Lapang Petani atau Farmer Field Day [FFD] pada Demplot Scalling Up teknologi CSA dari SIMURP pada Rabu [30/8] di Desa Tegalrejo, Kecamatan Banyuurip, Purworejo, Jateng.
Kegiatan FFD dihadiri Wakil Bupati Purworejo Hj Yuli Hastuti dan Kepala DKPP Pemkab Purworejo, Hadi Sadsila yang merupakan wadah bersama untuk berbagi pengalaman, pengetahuan dan teknik terbaik dalam pertanian.
Upaya Kementan bersama SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa teknologi CSA berdampak positif bagi pembangunan pertanian, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan serta pendapatan petani.
"SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana mengantisipasi iklim dan menangani penyakit tanaman, juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” katanya.
Di tempat terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti dampak CSA, selain meningkatkan produktivitas, juga mampu menekan emisi Gas Rumah Kaca [GRK].
"Kehadiran SIMURP, diharapkan mendorong petani penerima manfaat SIMURP meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien tanpa bergantung pada kondisi iklim," katanya.
Kapusluh Kementan, Bustanul Arifin Caya menambahkan realisasi produktivitas Demplot CSA di Jateng diperkuat data produktivitas yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik [BPS] melalui perhitungan Kerangka Sample Area [KSA] pada 2020 hingga 2022 yang menunjukan kenaikan.
"Selain peningkatan produktivitas, pada lokasi SIMURP juga terjadi penurunan emisi Gas Rumah Kaca atau GRK sebesar 37% pada 17 kabupaten lokasi kegiatan SIMURP pada 2021, merujuk data Balai Pengujian Standar Instrumen Agroklimat dan Hidrologi Pertanian atau BPSI Pati," katanya.
Bustanul menambahkan BPSI Agroklimat dan Hidrologi juga telah melakukan perhitungan penghematan pengunaan air dengan metode Alternate Wetting and Drying [AWD] pada lokasi CSA dan non CSA di lahan sawah Kecamatan Patok Beusi di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
"Lahan sawah di Kecamatan Patok Beusi, Subang terjadi penghematan pada dua lokasi pengujian yakni lokasi Utara sebesar 21 persen dan Selatan sebesar 12 persen dibadingkan dengan lokasi Non CSA," katanya.
Wakil Bupati Purworejo, Hj Yuli Hastuti mengakui pemerintah pusat dan daerah terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian, salah satunya melalui SIMURP yakni modernisasi dan rehabilitasi jaringan irigasi yang mendesak dan penting.
"Kegiatan FFD merupakan wadah bersama untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan dan teknik terbaik bagi pertanian. Mari kita tetap semangat dan komitmen untuk terus meningkatkan produktivitas pertanian. Mengadopsi teknologi baru serta menjaga kelestarian lingkungan demi generasi masa depan," katanya lagi.
Sementara Kepala DKPP Pemkab Purworejo, Hadi Sadsila menyoroti pelaksanaan Program SIMURP sejak 2020 yang dinilainya telah berjalan baik, karena manfaatnya dirasakan langsung bagi petani dan masyarakat pedesaan.
“Hari ini kami coba melihat realiasi hasil SIMURP. Ini penting untuk disebarluaskan, karena kita membutuhkan sosialisasi dan bukti agar program ini terus dikembangkan di Purworejo. Harapannya ke depan sinergi pusat dengan daerah dapat terus berjalan,” tutur Hadi. [timsimurpkementan]
Purworejo of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
