Presiden SBY Maklum Harga Pangan Naik Saat Ramadan

President Understand Food Prices Hike During Ramadan

Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi


Presiden SBY Maklum Harga Pangan Naik Saat Ramadan
Presiden SBY berdialog dengan peternak sapi di Cipanas didampingi Mentan Suswono (tengah) Foto: Kementan

Lumajang (B2B) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku heran pada kecaman beberapa pihak yang menuntut pemerintah menurunkan harga pangan serendah mungkin. Petani, peternak, dan nelayan yang bersusah payah bercocok tanam, memelihara ternak dan melaut harus terus merugi dan tetap miskin lantaran tuntutan pihak-pihak yang keberatan pada peningkatan kesejahteraan mereka.

"Kenaikan harga pangan itu setahun sekali. Kalau harga pangan naik, biarlah petani kita setahun sekali mendapatkan rejeki lebih dari Ramadan dan Lebaran. Kalau ada yang menuntut harga serendah mungkin, serendah-rendahnya itu berapa. Petani dan peternak kita yang kepanasan dan kehujanan bagaimana kalau terus merugi," kata Presiden SBY usai melaksanakan Shalat Tarawih di Pendopo Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa malam (30/7).

SBY mengingatkan, terkait lonjakan harga pangan tentunya bagi petani, peternak dan nelayan layak pula mendapatkan keuntungan dari kegiatannya mencari nafkah.

"Kalau harga daging sapi antara Rp70 ribu hingga Rp80 ribu, peternak masih untung, tapi kalau harganya jatuh ke Rp30 ribu hingga Rp40 ribu mereka akan menangis. Sementara ketika harganya melonjak menjadi Rp100 ribu sampai Rp130 ribu, konsumen tidak sanggup membeli," ungkap Presiden SBY yang didampingi Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri.

Karena itu yang dilakukan pemerintah saat ini adalah berusaha menstabilkan harga. "Menstabilkan harga menuju harga yang pas, baik bagi peternak dan kita semua," kata dia.

Menurut Presiden, kebijakan pemerintah dalam tahun-tahun mendatang adalah meningkatkan industri peternakan sapi di dalam negeri. Tujuannya agar masyarakat mandiri dan petaninya untung. "Kekurangannya baru kita beli," kata SBY, seperti dilansir tempo.co.

Lumajang (B2B) - President Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) claimed to be surprised at the criticism of parties who demanded the government reduce food prices as low as possible. Farmers, breeders, and fishermen are struggled in the rice fields, livestock raising, and go to the sea should they continues to lose money, and remain poor because of the demands of parties who objected to their welfare.

"The rise in food prices once a year. If food prices rise, farmers let us once a year to get better windfalls when Ramadan and Eid Fitr. If anyone demanding the lowest possible price, as low as it is how. Farmers, breeders, and fishermen should continues to lose money ? "President Yudhoyono said after Tarawih Prayers in Lumajang Regency, East Java, on Tuesday night (30/7).

Yudhoyono reminded food price hikes of course for farmers, breeders and fishermen deserve the benefit of its activities to make a living.

"If the price of beef between Rp70 thousand to Rp80 thousand, breeders is still a profit, but if the price fell to Rp 30 thousand to Rp 40 thousand they would cry. Meanwhile, when the price jumped to Rp 100 thousand to Rp 130 thousand, consumers can not afford," said President SBY who was accompanied by First Lady Ani Yudhoyono and several ministers.

Measures the current government is trying to stabilize prices. "Stabilizing prices toward the right price, good for farmers and all of us," he said.

According to the President, government policy in the coming years is to increase the breeding cattle industry within the country. The goal is that people independent and farmers make a profit. "Lack covered by imports," Yudhoyono said, as quoted by tempo.co.