Demplot Scalling Up, `Endline Survey` Ukur Kinerja Kelompok Tani CSA
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Purworejo, Jateng [B2B] - Pengumpulan data pra-intervensi dan pasca-intervensi yang tepat, mengenai keseluruhan situasi populasi sasaran dan efektivitas intervensi menjadi target Endline Survey oleh Kementerian Pertanian RI bersama Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].
Kegiatan Endline Survey dilakukan SIMURP untuk mengetahui kinerja pelaksanaan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] dan melihat pencapaian target program ketika program baru selesai diimplementasikan dan Evaluasi Dampak Awal Program SIMURP di Kementan.
Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP, Bustanul Arifin Caya mengatakan tujuan Endline Survey, untuk menilai kemajuan kinerja pelaksanaan SIMURP di Kementan pada lokasi intervensi periode Tahun Anggaran 2019 hingga 2024 dan kajian Evaluasi Dampak Awal.
Survei terhadap kelompok tani [Poktan] Scalling Up dilakukan SIMURP pada tiga Poktan di Desa Tegalrejo dan Sumbersari di Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah yakni Poktan Tani Maju, Bangkit dan Sumber Luhur II dengan luas total lahan 50 hektar.
Project Manager SIMURP Kementan, Sri Mulyani mengatakan teknologi yang diterapkan pada Demplot Scalling Up pada ketiga Poktan serupa dengan teknologi CSA yang diterapkan.
"Teknologi dimaksud antara lain penggunaan pupuk organik, penggunaan bibit unggul rendah emisi, penerapan teknologi hemat air AWD, sistem tanam jajar legowo 2:1, pestisida nabati dan pengukuran emisi," katanya.
Pengembangan Demplot Scalling Up CSA sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman yang mendorong dan mengawal pertanian berwawasan iklim CSA, agar tetap kreatif dan inovatif bagi mitigasi perubahan iklim global.
"Fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas pokok seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global," kata Mentan Amran.
Sementara Pelaksana Tugas [Plt] Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan, keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait di antaranya SIMURP.
"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.
Scalling Up
Bustanul Arifin Caya mengatakan inovasi CSA dari SIMURP bertujuan meningkatkan kualitas SDM pertanian. Targetnya, meningkatkan IP dan produktivitas serta peningkatan pendapatan petani melalui CSA menyikapi perubahan iklim.
"Scalling Up yang dikembangkan SIMURP merupakan salah satu metode penyuluhan agar inovasi CSA yang disampaikan penyuluh lebih mudah diterima petani," katanya.
Sri Mulyani mengatakan metode AWD merupakan pengairan hemat air dan dapat diterapkan petani untuk menghemat pemakaian air di lahan sawah tanpa mengurangi hasil panen.
Lahan Scalling Up juga menjadi ´Laboratorium Lapang´ yang mendorong petani lebih fokus belajar setelah melihat secara langsung di lapangan untuk teori dan praktik.
Inovasi Scalling Up menerapkan teknologi hemat air dengan irigasi intermittent dan Alternate Wet and Drying [AWD]
disertai benih unggul rendah emisi GRK dan tahan dampak perubahan iklim. Diikuti pemupukan berimbang pada waktu budidaya mengacu Kalender Tanam [Katam].
Menerapkan pemupukan berimbang dengan alat uji tanah di lahan sawah untuk penentuan dosis pupuk dasar [P dan N dan K] mengacu pedoman teknis pupuk berimbang plus pupuk organik berupa jerami untuk kompos.
Selanjutnya, teknologi jajar legowo diterapkan berupa bibit muda ditanam 2 - 3 biji per lubang mengacu pada lokasi tanam. Setelah budidaya diikuti pengendalian hama terpadu berupa pestisida nabati, ditunjang kegiatan pengukuran emisi GRK pada lokasi tanam. [timsimurpkementan]
Purworejo of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 24 districts in 10 provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
