Siap Panen, Demplot CSA Kebumen Tembus Produktivitas 7,8 Ton per Hektar
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Kebumen, Jateng [B2B] - Perpaduan inovasi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] dan Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] mendukung produktivitas lahan Demplot kelompok tani [Poktan] Sri Tanjung di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah menembus produktivitas 7,8 ton per hektar dari hasil kegiatan ubinan padi sawah pada Jumat [15/3].
Kombinasi Pertanian CSA dan Genta Organik mendukung upaya menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan produktivitas pertanian Poktan Sri Tanjung di Desa Jatijajar di Kecamatan Ayah yang didukung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].
Ubinan, metode yang digunakan untuk memperkirakan hasil panen tanaman padi atau palawija, melalui pengukuran titik sampel dengan ukuran 2,5 meter x 2,5 meter, dan kemudian hasilnya ditimbang.
Tujuannya, untuk mengetahui perkiraan hasil produksi padi pada luasan satu hektar. Demplot Genta Organik seluas satu hektar tersebut ditanam varietas padi Ciherang. Hasil ubinan menunjukkan produktivitas menggembirakan, rata-rata 4,9 kg beras setara 7,84 ton gabah kering panen [GKP] per hektar.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bahwa fokus kerja Kementan pada 2024 adalah memperkuat produksi berbagai komoditas strategis seperti padi dan jagung di tengah perubahan iklim global.
"Upaya tersebut sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo yang meminta peningkatan produksi komoditas strategis. Satu tahun ini saya fokus pada produksi padi, jagung dan kedelai meski dibayangi El Nino. Kita berupaya menekan dulu impor agar bisa swasembada," katanya.
Hal tersebut didukung oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian didukung oleh stakeholders terkait.
"Untuk itu diperlukan langkah awal dalam upaya peningkatan wawasan dan pemahaan serta penyamaan persepsi dalam upaya mencapai swasembada padi dan jagung,” katanya.
Direktur National Project Implementation Unit [NPIU] SIMURP Bustanul Arifin Caya mengatakan Program SIMURP fokus antisipasi perubahan iklim global pada sektor pertanian.
Kegiatan CSA bertujuan meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian tahan perubahan iklim, antisipasi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK] dan meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi [DI] Program SIMURP.
Project Manager SIMURP Sri Mulyani menjelaskan Program CSA SIMURP merupakan modernisasi irigasi strategis dan program rehabilitasi mendesak.
"Pengelolaannya pada lintas empat kementerian dan lembaga yaitu Bappenas, Kementan, Kementerian PUPR, dan Kemendagri," katanya.
Petani CSA Kebumen
Penyuluh CSA Kebumen, Cahyo Sulis melaporkan kegiatan ubinan tersebut dihadiri oleh Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Ayah, Sugeng Haryadi, bersama dengan sejumlah penyuluh setempat dan petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan [POPT BPP Kecamatan Ayah.
Sugeng Haryadi mengapresiasi pengurus dan anggota Poktan Tani Sri Tanjung serta kelompok tani pelaksana kegiatan SIMURP Kecamatan Ayah atas keberhasilan pelaksanaan demplot Genta Organik ini.
Dia berharap, Demplot tersebut dapat menjadi contoh di seluruh Kecamatan Ayah maupun Kabupaten Kebumen dan Provinsi Jawa Tengah terhadap budidaya padi sawah organik dan ramah lingkungan.
"Inovasi seperti ubinan padi sawah tidak hanya memberikan perkiraan hasil panen yang lebih akurat, juga merupakan langkah menuju pertanian berkelanjutan," kata Sugeng Haryadi.
Menurutnya, dengan fokus pada praktik organik dan ramah lingkungan, pertanian di wilayah tersebut dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam upaya menjaga keseimbangan ekosistem dan memenuhi kebutuhan pangan secara berkelanjutan. [timsimurpkementan]
Kebumen of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
