Tembus 8,36 Ton/Ha, Bukti Signifikan Demplot CSA Bone Genjot Produktivitas Padi
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Bone, Sulsel [B2B] - Suka cita mewarnai Farmers Field Day [FFD] di Kabupaten Bone, mendapati Hitung Ubinan Demplot Scalling Up CSA menembus 8,36 ton/ha Gabah Kering Panen [GKP], Selasa pekan lalu [10/10]. Hasil kinerja kelompok tani [Poktan] Mattirowali I di Desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, yang menerapkan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Provinsi Sulawesi Selatan.
CSA SIMURP di Desa Ponre-Ponre, Kecamatan Libureng, Bone untuk 2023 melaksanakan Demplot CSA Poktan inti, Demplot Scalling Up dan Demplot Genta Organik.
Hitung ubinan 2,5 x 2,5 meter dilakukan petugas Badan Pusat Statistik [BPS] Bone. Setelah beberapa kali uji petik dan penimbangan, hasilnya 5,225 kg atau setara 8,36 ton/ha GKP yang disaksikan petani CSA dari Poktan Mattorawali I dan penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Libureng.
Kegiatan Temu Lapang melalui FFD di Kecamatan Libureng dihadiri Kabid Tanaman Pangan dan Kabid Penyuluhan, Akifah Aksa mewakili Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan [TPHP] Pemkab Bone, Andi Asman Sulaiman dan pejabat terkait dari Forkopimcam.
Capaian petani CSA selaku Penerima Manfaat SIMURP yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] di Bone, Sulsel menjadi bukti signifikan bahwa CSA SIMURP meningkatkan produktivitas pertanian.
Kementan bersama Program SIMURP berupaya mendorong peningkatan produktivitas produksi tanaman pangan dan pendapatan petani melalui teknologi CSA.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan kegiatan CSA mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim.
"Pendekatan CSA juga meminimalisir risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca [GRK], meningkatkan pendapatan petani, khususnya di Daerah Irigasi dan Daerah Rawa Proyek SIMURP," katanya.
Dengan adanya SIMURP, kata Dedi Nursyamsi, maka harus terjadi peningkatan ekonomi, peningkatkan penerapan inovasi dan adopsi teknologi yang efisien efektif, serta produksi telah dijamin oleh pasar.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya menyebut tiga sasaran pencapaian CSA yakni peningkatan Indeks Pertanaman [IP], produktivitas dan pendapatan sektor pertanian, adaptasi dan membangun ketangguhan terhadap Dampak Perubahan Iklim (DPI), dan berupaya mengurangi hingga meniadakan emisi GRK.
SIMURP, kata Kapusluh Bustanul, berupaya membuka cara pandang bagaimana bertani cerdas iklim yang sehat, ramah lingkungan, dan berkelanjutan dengan berbagai kegiatan.
"Dari kegiatan CSA diharapkan dapat dilakukan edukasi kepada petani yang bergabung dalam kelompok tani, sehingga dapat segera bertani secara cerdas iklim dan efisien menggunakan air," kata Kapusluh Bustanul AC.
Petani, katanya lagi, diajak dan didorong mengurangi penggunaan pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik, menggunakan bibit varietas unggul dan tahan hama, menggunakan pestisida nabati, dan lain sebagainya.
”Intinya, kita mulai berorientasi ke pertanian cerdas iklim dengan mengembalikan kesuburan tanah. Utamanya, untuk menghasilkan produktivitas padi yang tinggi dan sehat tanpa merusak kesuburan lahan," kata Bustanul. [timsimurpkementan]
Bone of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
