Provitas Naik, Kementan Dampingi Petani CSA Pangkep Terapkan Genta Organik

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Provitas Naik, Kementan Dampingi Petani CSA Pangkep Terapkan Genta Organik
SIMURP KEMENTAN: Petani bersama penyuluh dan Kadistan Pangkep, Andi Agustina Wangsa menghadiri panen pada lokasi Demplot Scalling Up CSA di lahan sawah Poktan Ana Marennue di Desa Tamangapa, Kecamatan Ma´rang, Pangkep dengan hasil ubinan 7,1 ton/ha.

Pangkep, Sulsel [B2B] - Petani dan penyuluh di Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan berupaya menihilkan penggunaan pupuk anorganik. Pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi pilihan, memanfaatkan pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah dan pemupukan berimbang dipadu Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA].

Hasilnya luar biasa. Produktivitas disingkat provitas naik dari Musim Tanam [MT] sebelumnya, terukur dari hasil ubinan 7,1 ton/ha sementara MT lalu hanya mencapai 6,5 ton/ha dari panen Demplot Scalling Up CSA pada lahan sawah Poktan Ana Marennue di Desa Tamangapa, Kecamatan Ma´rang, Pangkep.

Capaian pertanian CSA didukung Gerakan Tani Pro Organik [Genta Organik] disambut gembira para petani setempat pada ´Hari Temu Lapang Petani´ atau Farmer Field Day [FFD] yang dihadiri Kepala Dinas Pertanian Pemkab Pangkep, Andi Agustina Wangsa didampingi Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Ma´rang dan para penyuluh lapangan serta anggota dan perwakilan Poktan dari seluruh desa di Kecamatan Ma´rang.

Kadistan Pangkep, Agustina Wangsa mengapresiasi dukungan Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].

Upaya SIMURP menyosialisasikan CSA melalui FFD sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa metode ubinan atau pengambilan sampel, mutlak dilakukan agar tidak ada perbedaan data.

"Misalnya, definisi lahan baku sawah yang bergeser penggunaannya untuk menanam jagung," katanya.

Definisi terhadap sawah, misalnya, kata Mentan Syahrul, kalau tanam jagung, masih sawah kan namanya? Definisi itu dilakukan penyesuaian di pertanian apa pun tanaman di dalamnya, lahan itu lahan baku sawah.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengingatkan tentang pentingnya kegiatan pengubinan.

"Pengubinan, istilah yang biasa dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan," katanya.

Dedi Nursyamsi menambahkan, metode ubinan dapat diterapkan pada budidaya tanaman padi dengan cara sederhana. Cukup dengan mengukur beberapa meter untuk dijadikan tolak ukur atau perwakilan dari jumlah hasil perpetak sawah yang ingin kita ketahui hasilnya.

Sementara Kapusluh Bustanul Arifin Caya menegaskan komitmen pemerintah pada upaya mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim global melalui CSA.

"Tujuannya, meningkatkan produksi, produktivitas, indeks pertanaman atau dan menurunkan emisi Gas Rumah Kaca disingkat GRK," katanya.

Pengubinan, istilah yang dipakai penyuluh dan petugas statistik untuk menghitung secara cepat dan sederhana hasil panen tanaman pangan.

Sebagaimana diketahui, ubinan adalah salah satu metode di pertanian guna mengetahui perkiraan jumlah hasil yang akan didapat pada saat panen.

Penerapannya tergolong mudah dan sederhana, dengan rumus hasil ubinan dikalikan luasan per hektar dan jumlah luasan ubinan sama dengan jumlah hasil panen per hektar.

Kegiatan ubinan pada FFD di lokasi Demplot CSA dari lahan sawah Poktan Ana Marennue di Desa Tamangapa, Kecamatan Ma´rang, Pangkep melalui pengambilan tiga titik sampel ubinan, dengan ukuran 2,5 x 2,5 meter yang dilakukan simbolis oleh Kadistan Pangkep, Andi Agustina Wangsa disaksikan Koordinator BPP Ma´rang dan para penyuluh lapangan serta anggota dan perwakilan Poktan dari seluruh desa di Kecamatan Ma´rang.

Dari hasil tersebut, kelompok tani [Poktan] pelaksana Demplot CSA beserta Tim SIMURP sangat bersyukur dan mengapresiasi dukungan Kementan dan stakeholders atas capaian tersebut.

Kegiatan FFD berjalan lancar dilanjutkan panen padi dengan mesin panen modern [combine harvester], temu wicara, pameran produk olahan Kelembagaan Ekonomi Petani [KEP] dan Kelompok Wanita Tani [KWT]. [timsimurpkementan]

Pangkep of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.