Rakor CSA, Provitas Katingan Kalteng Tembus 6,02 Ton/Ha Gabah Kering Panen

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Rakor CSA, Provitas Katingan Kalteng Tembus 6,02 Ton/Ha Gabah Kering Panen
SIMURP KEMENTAN: Sejumlah poin hasil Rakor antara lain kelompok tani dan masyarakat lokasi SIMURP mengusulkan agar program tetap berlanjut pasca selesai pada 2024, Pemprov dan Pemkab berkomitmen meneruskan Program SIMURP karena terbukti dirasakan manfaatnya oleh petani dan masyarakat.

Katingan, Kalteng [B2B] - Realisasi ubinan lahan sawah padi lokasi Demonstration Plot [Demplot] dari Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA] di Kabupaten Katingan, Provinsi Kalimantan Tengah [Kalteng] menembus 6,02 ton/ha Gabah Kering Panen [GKP] setara 5,21 ton/ha Gabah Kering Giling [GKG] di lahan Demplot Inti CSA seluas satu hektar milik kelompok tani [Poktan] Sido Urip yang luas totalnya mencapai 80 hektar di Kecamatan Katingan Kuala.

Capaian tersebut mengemuka pada Rapat Koordinasi [Rakor] yang digelar Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project 2023 [SIMURP] dan Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Katingan Kuala di Desa Makmur Utama, Kecamatan Katingan Kuala pada Jumat pekan lalu [4/8].

Kegiatan Rakor SIMURP Kalteng dihadiri tim dari National Project Implementation Unit [NPIU], Provincial Project Implementation Unit [PPIU] hingga KPIU dilanjutkan panen dengan mesin panen modern [combine harvester].

Optimisme petani dan penyuluh CSA Katingan, Kalteng sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo tentang kesulitan global, saat semua sektor melemah, pertanian tetap bangkit bahkan produktivitasnya terus meningkat sebagai menjadi bantalan perekonomian negara.

"Saya harap semua bergerak bersama memanfaatkan potensi lahan untuk terus memproduksi pangan," katanya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti upaya peningkatan kualitas SDM pertanian di seluruh Indonesia sebagai kunci pembangunan pertanian sekaligus peningkatan produktivitas.

“Kalau ingin pertanian semakin maju, maka harus diperkuat SDM-nya. Pengetahuan dan kemampuan SDM pertanian harus terus ditingkatkan untuk mendukung hal itu,” katanya.

Peningkatan kualitas SDM pertanian, kata Dedi Nursyamsi, goal-nya adalah meningkatkan Indeks Pertanaman [IP] diutamakan padi dan tanaman bernilai ekonomi tinggi, produktivitas, produksi serta peningkatan pendapatan petani melalui penerapan CSA dalam menghadapi dampak perubahan iklim menuju ketahanan pangan berkelanjutan.

"Demplot seperti dikembangkan SIMURP merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian agar teknologi CSA yang diinformasikan lebih mudah diterima petani. Petani diharapkan lebih cepat tahu, mau dan mampu melaksanakan kegiatan pertanian dengan contoh yang nyata," katanya lagi.

Terkait kegiatan Demplot CSA dan Scalling Up di Katingan Kuala, petani setempat sudah memahami metode CSA SIMURP menggunakan varietas yang tahan kondisi iklim [El Nino), seleksi benih, sistem jajar legowo, manfaat penggunaan Alternatif Wetting and Drying (AWD) atau sistem pergiliran basah dan kering pengairan yang hemat air dan dapat diterapkan oleh petani untuk mengurangi pemakaian air irigasi di lahan sawah tanpa mengurangi hasil panen dengan pemberian air secara terputus-putus.

Penggunaan pupuk organik dapat meningkatkan hasil produksi ketimbang pupuk kimia berlebihan, penggunaan pupuk organik, pestisida nabati yang ramah lingkungan dapat menekan biaya produksi.

Rakor SIMURP Kalteng dihadiri Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan [TPHP] Pemprov Kalteng, Sunarti, yang diwakili Sekretaris Dinas TPHP, Retno NU; Penyuluh Pusat Kementan, Suwarna; Kepala UPT Balai Pengembangan Produksi Benih TPH (BPPBTPH) Kalteng, Isnawati; Kabid TPHP Pemkab Katingan, Amelia; Unsur Balai Wilayah Sungai Kalimantan [BWS] Kalimantan II, Yakup; Koordinator Penyuluh Pemprov Kalteng, Ariani dan Koordinator Penyuluh Pemkab Katingan, Agung Daudi dan Kepala BPP Katingan Kuala, Mario.

Adapun peserta Rakor antara lain Kepala Desa, Penyuluh Pendamping SIMURP Kecamatan Katingan Kuala, Alumni Training of Master [TOM], Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman [POPT], Pengawas Benih Tanaman [PBT], Tenaga Pendamping Masyarakat [TPM], Penyuluh Pertanian Lapangan [PPL], Poktan Demplot Inti, Poktan Scaling Up, P3A dan para petani se-Kecamatan Katingan Kuala di lokasi SIMURP.

Kepala Dinas TPHP Sunarti dalam sambutan yang disampaikan Sekretaris Dinas TPHP Retno NU bahwa Rakor bertujuan untuk melakukan konsolidasi dan koordinasi program SIMURP di provinsi dan kabupaten, terutama menjelang berakhirnya program pada 2024.

"Selain itu, juga mendorong percepatan kegiatan SIMURP  2023, dengan kegiatan monitoring dan evaluasi," katanya.

Menurut Sunarti, Kecamatan Katingan Kuala merupakan wilayah produksi padi terluas di Kalteng setelah Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Pulang Pisau, diharapkan hasil panennya dapat menyokong kebutuhan beras Kalteng.

Beberapa poin yang dihasilkan Rakor antara lain Poktan dan masyarakat di lokasi SIMURP mengusulkan agar program tetap dilanjutkan pasca selesai pada 2024, Pemprov dan Pemkab berkomitmen untuk meneruskan program SIMURP karena sudah terbukti dirasakan manfaatnya oleh petani.

Program SIMURP terbukti meningkatkan produktivitas padi di lokasi SIMURP kendati masih di bawah rata-rata produktivitas nasional; BWS Kalimantan II bersama Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) berkomitmen menjamin pasokan air di lahan, terutama menghadapi El Nino tahun ini; serta menjadikan Kecamatan Katingan Kuala (lokasi SIMURP) sebagai lokasi pertanian ramah lingkungan karena melakukan pengukuran Gas Rumah Kaca (GRK)  secara langsung.

Kepala BPP Katingan Kuala, Mario mengharapkan Program SIMURP menjadi percontohan. Ke depan, SIMURP dapat menjadi percontohan pertanian dan pelopor pertanian organik, yakni pertanian sehat dan ramah lingkungan, sehingga kita tidak ragu mengonsumsi beras lagi. [timsimurpkementan]

Katingan of Central Borneo [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.