PKL II di Toba, Mahasiswa Polbangtan Kementan Sosialisasi Pupuk Organik
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Toba, Sumut [B2B] - Kampanye dan sosialisasi pupuk organik terus dikumandangkan oleh Kementerian Pertanian RI ke seluruh Indonesia. Mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] pun berperan aktif mendukung Kementan, seperti dilakukan oleh mahasiswa Polbangtan Medan pada kegiatan Praktik Kerja Lapangan [PKL] II di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara.
Mahasiswa Polbangtan Medan bersama penyuluh Balai Penyuluh Pertanian [BPP] di Kabupaten Toba, khususnya BPP Balige setiap dua pekan pada hari Rabu pada Posko Penyuluh, dengan menggelar rapat Posko yang diikuti penyuluh Kecamatan Tampahan dan Balige.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo berharap penyuluh dapat membuat pupuk organik secara mandiri yang kualitasnya bisa lebih baik dari pupuk anorganik. Hal itu akan mendorong petani menggunakan pupuk organik, sebagai solusi dalam proses rehabilitasi lahan pertanian, sekaligus mengurangi degradasi [penurunan mutu lahan].
“Pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, memperkuat daya ikat agregat (zat hara) tanah, meningkatkan daya tahan dan daya serap air, serta memperbaiki drainase dan pori-pori dalam tanah. Selain itu juga menyediakan unsur hara tanaman," kata Mentan Syahrul setiap kali bertemu petani dan penyuluh pada kunjungan kerja di daerah.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti hal serupa agar penyuluh senantiasa mengajak petani untuk memaksimalkan pemakaian pupuk organik.
"Saat ini dibutuhkan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas tinggi untuk memajukan sektor pertanian Indonesia," katanya.
Sudah saatnya, kata Dedi Nursyamsi, pertanian dikelola oleh generasi milenial yang menggunakan kreativitas dan inovasinya. Tujuannya, pertanian ke depan menjadi modern, tak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri, juga orientasi ekspor. Saat ini kita telah memiliki banyak petani milenial sekaligus enterpreneur di bidang pertanian.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa program PKL akan memperkuat wawasan dan keahlian mahasiswa pada saat menjadi penyuluh.
"Selama PKL, mahasiswa akan mengikuti kegiatan penyuluhan di daerah yang diberikan, sehingga siap menjadi penyuluh pertanian yang siap bekerja membangun pertanian Indonesia," katanya.
Yuliana Kansrini menambahkan pembuatan pupuk organik yang dipandu mahasiswa Polbangtan bersama penyuluh di lokasi PKL akan membantu petani mendapatkan substitusi pupuk bersubsidi, agar terpenuhi unsur hara pada tanaman.
"Pembuatan pupuk organik diharapkan dapat mengatasi permasalahan pupuk bersubsidi, sehingga petani tetap produktif," katanya.
Kegiatan rapat posko dipimpin oleh Koordinator BPP Balige dan Dinas Pertanian Kabupaten Toba, yang menekankan tujuan rapat posko dan pemberian materi pupuk organik untuk memperkuat BPP serta pertanian di Kabupaten Toba. [timhumaspolbangtanmedan]
Toba of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said
