Investasi Pertanian masih Minim, PMA 4,17% dan PMDN 12%
Agricultural Investment is Still Lacking, Foreign Investment 4.17% and 12% Domestic
Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani
Jakarta (B2B) - Kontribusi sektor pertanian dari sektor Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar 12% dan sektor Penanaman Modal Asing (PMA) 4,17% yang kurang signifikan untuk mencerminkan Indonesia sebagai negara agraris dan maritim. Kendala utamanya adalah masalah lahan, infrastruktur dan keamanan.
"Kendala investasi sektor pertanian ini diperparah oleh kondisi sosial, kebijakan daerah terkait dengan insentif dan kemudahan untuk berinvestasi, minimnya data dan informasi serta kurangnya promosi," kata Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Investasi Pertanian, Prabowo Respatiyo Caturroso usai pembukaan Forum Investasi Pertanian di Jakarta, Rabu (24/4).
Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan dalam kurun waktu lima tahun bahwa dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2008-2012) , realisasi PMDN sektor pertanian primer meliputi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan secara kumulatif mencapai Rp32,06 triliun atau 12% dari total PMDN nasional.
"Realisasi PMDN pertanian pada 2008 sebesar Rp1,18 triliun dan pada 2012 mencapai Rp9,63 triliun," ungkap Prabowo.
Sedangkan untuk PMA, katanya lagi, pada kurun waktu yang sama realisasinya mencapai US$3,58 miliar atau 4,17% dari total PMA nasional. Realisasi PMA pertanian tahun 2008 sebesar US$147 juta dan pada 2012 mencapai US$1.271,9 juta.
Prabowo menambahkan, sekitar 70% produk pertanian Indonesia dijual dalam bentuk primer seperti biji kakao, CPO, jagung, buah-buahan dan lain-lain.
"Sementara kita banyak mengimpor produk-produk olahan pertanian. Kondisi tersebut selain rawan terhadap fluktuasi harga yang sangat merugikan petani, Indonesia juga tidak dapat menikmati nilai tambah dari produk pertaniannya," ungkap Prabowo.
Dia menambahkan, selama ini nilai tambah dari proses pengolahan hasil pertanian Indonesia lebih banyak dinikmati negara lain yang mengimpor bahan baku dari Indonesia. Apabila 50% dari produk primer pertanian Indonesia dapat diolah di dalam negeri, maka banyak keuntungan yang dapat diperoleh antara lain meningkatnya sumber pendapatan negara dan pajak, menekan pengangguran, berkembangnya usaha pertanian on farm, tumbuhnya pusat ekonomi baru dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Pejabat Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP) Jamil Musanif menambahkan, Forum Investasi Pertanian dilaksanakan selama dua hari pada 24-25 April 2013 yang merupakan forum bagi pemerintah daerah untuk menyebarluaskan informasi mengenai potensi dan peluang investasi sektor agribisnis/agroindustri, berbagai kebijakan, peraturan dan insentif yang diberikan oleh daerah kepada masyarakat luas terutama calon investor dari dalam negeri dan luar negeri.
Jakarta (B2B) - Contribution of agriculture sector domestic investment (domestic) sector is 12% and Foreign Direct Investment (FDI) of 4.17%, significantly less to reflect Indonesia as an agricultural country and maritime. The main obstacle is the issue of land, infrastructure and security.
"Constraints agricultural investment is exacerbated by social, local policies related to incentives and facilities to invest, lack of data and information as well as a lack of promotion," said Expert Staff of Minister of Agriculture Sector Investment in Agriculture, Prabowo Respatiyo Caturroso after opening a Agriculture Investment Forum in Jakarta, Wednesday (24/4).
Data from the Investment Coordinating Board (BKPM) showed that in the last five years (2008-2012), domestic investment includes primary agriculture crops, horticulture, plantation and livestock cumulatively reached Rp32, 06 trillion or 12% of total domestic nationwide.
"The realization of domestic agriculture in 2008 amounted to Rp1, 18 trillion and in 2012 reached Rp 9, 63 trillion," Prabowo said.
As for the FDI, he said, at the same time the realization of U.S. $ 3.58 billion or 4.17% of total national FDI. FDI realization agriculture in 2008 amounted to U.S. $ 147 million and in 2012 reached U.S. $ 1,271.9 million.
According to Prabowo, the potential of the agricultural sector investment is not limited to the primary sub-sector, or on an open farm but also for investment in upstream activities and downstream subsector and subsector support.
Prabowo added, about 70% of Indonesian agricultural products sold to foreign countries such as the primary form of cocoa beans, palm oil, corn, fruits and others.
"While we are importing a lot of processed agricultural products. Conditions are in addition vulnerable to price fluctuations which are very detrimental to farmers, Indonesia can not obtain valueadded of the agricultural products," said Prabowo.
He added that so far the value-added processing of agricultural products from Indonesia, more enjoyable other countries who import raw materials from Indonesia. If 50% of the Indonesian agricultural primary products can be processed in the country, many of the benefits include increased revenue and tax sources, push unemployment, the development of agriculture on farm businesses, the growth of new economic centers and increase purchasing power.
Officials Director of Business Development and Investment Directorate General of Processing and Marketing of Agricultural Products (PPHP) Jamil Musanif added, Agriculture Investment Forum held over two days on 24-25 April 2013. As a forum for local governments to disseminate information on potential and investment opportunities agribusiness / agro-industry, policies, regulations and incentives for people, especially potential investors from within the country and abroad.
