Kementan Dampingi Petani Food Estate Humbahas Atasi Penyakit Tanaman
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Medan
Editor : Ismail Gani
Translator : Novita Cahyadi
Humbahas, Sumut [B2B] - Kegiatan pendampingan oleh alumni Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] di lahan Food Estate Humbang Hasundutan [Humbahas] ditemukan sejumlah tanaman terserang hama maupun penyakit seperti ulat grayak pada cabai dan embun bulu pada tanaman bawang merah
Guna mengatasi hal itu, pendamping petani dari alumni Polbangtan Medan bergerak cepat, dengan menyarankan petani di Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara [Sumut] tersebut melakukan penyemprotan pestisida pada tanaman yang terserang hama dan penyakit.
Salah satu petani yang dikunjungi oleh pendamping adalah di lahan Manombang Siregar. yang tengah membudidayakan bawang merah.
Langkah alumni pendamping tersebut sesuai target Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa Kementerian Pertanian terus mendukung upaya dan kegiatan inovatif bagi pengamanan produksi pangan dari gangguan organisme penyakit tanaman [OPT].
"Upaya tersebut guna mendukung pencapaian target produksi yang telah ditetapkan guna memenuhi kebutuhan pangan bagi seluruh rakyat di negeri ini," katanya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi, menyampaikan hal serupa. Pertanian harus memenuhi kebutuhan pangan seluruh masyarat. Oleh sebab itu, dalam kondisi apapun pertanian tidak boleh berhenti, pertanian tidak boleh bermasalah. Kita harus tanam, tanam, tanam," katanya.
"Namun, petani juga dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Jangan sampai petani hanya tahu tanam, panen, jual. Petani harus menguasai aktivitas pertanian dari hulu sampai hilir, termasuk bagaimana caranya menjaga dan meningkatkan kualitas tanaman," kata Dedi Nursyamsi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengingatkan para alumni pendamping Food Estate Humbahas untuk mengutamakan penggunaan pestisida nabati dari daun nimba agar ramah lingkungan.
"Apabila kurang efektif dan serangannya terus meningkat, maka dapat menggunakan pestisida kimia, tentunya sesuai prinsip pengendalian hama dan penyakit pada tanaman agar pada saat disemprot bisa efektif dan hama tidak resisten terhadap pestisida," katanya.
Pada saat diskusi lapangan, Manombang Siregar kepada alumni pendamping mengatakan bahwa serangan ulat grayak ini baru saja terjadi dan serangannya masih cukup rendah. Dia pun disarankan segera melakukan pengendalian dengan menyemprot bawang merah tersebut menggunakan pestisida sesuai dengan anjuran.
Setelah menyarankan penggunaan pestisida nabati dan disetujui oleh Manombang Siregar, pendamping langsung melakukan demo pembuatan pestisida nabati dengan mengumpulkan bahan-bahan seperti daun nimba, lengkuas, serai wangi deterjen bubuk dan air.
Setelah pestisida nabatinya rampung dibuat, alumni pendamping dari Polbangtan Medan mendampingi Manombang Siregar melakukan penyemprotan pada cabai merah yang terserang hama ulat grayak, agar tanamannya dapat tumbuh produktif.
Petani Manombang Siregar berterimakasih atas saran yang diberikan oleh pendamping, dia akan berupaya mengombinasikan budidaya tanaman ramah lingkungan dengan budidaya konvensional dan tentunya seimbang dengan produksi yang dihasilkan. [ira/timhumaspolbangtanmedan]
Humbahas of North Sumatera [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
