Tembus 1 Juta Ton, Petani dan Penyuluh CSA Dukung Produktivitas Padi Jember
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Jember, Jatim [B2B] - Fenomena El Nino bukan halangan bagi petani Kabupaten Jember, Jawa Timur untuk memproduksi padi hingga satu juta ton pada 2023. Setelah memenuhi kebutuhan pangan pokok masyarakat di Jember, sebagian besar hasil beras dijual ke Surabaya, Kalimantan Timur dan Papua.
Capaian Jember didukung penyuluh berwawasan Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] pada empat Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] di Jember sehingga petani faham pada budidaya yang tahan dampak perubahan iklim untuk menggenjot produksi dan meminimalisir gagal panen.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura [TPHP] Jember, Imam Sudarmaji mengatakan stok padi di Jember aman, dengan total produksi tercatat 1.007.196,84 ton atau meningkat dari 983.663 ton pada 2022. Produksi tertinggi pada Maret 2023 hingga 193.693,11 ton dan terendah pada September hanya 32.010,29 ton.
Diketahui, teknologi CSA diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP]. Lokasi kegiatan CSA Jawa Timur adalah Kabupaten Jember meliputi empat BPP yakni Balung, Ajung, Jelbuk dan Pekusari yang dilintasi Daerah Irigasi [DI] Talang dan Pondok Waluh.
Program SIMURP sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman pada jajarannya di Kementan maupun dinas terkait di daerah untuk melakukan akselerasi peningkatan luas tanam dan produksi padi 2024.
“Tidak ada basa basi membangun negeri ini. Kerja saja. Pertanian Indonesia hebat. Tahun 2017 swasembada, 2019 swasembada, 2020 swasembada. Berarti kita bisa,” katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa SDM pertanian, perannya sangat penting terhadap pengembangan pertanian CSA.
"CSA suatu pendekatan yang mentransformasi dan reorientasi sistem produksi pertanian dan rantai nilai pangan sehingga mampu mendukung pertanian berkelanjutan dan dapat memastikan ketahanan pangan dalam kondisi perubahan iklim," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, sasaran SIMURP mendidik dan melatih petani beserta penyuluh mengimplementasikan CSA].
"Pemberdayaan dan pengembangan SDM pertanian menjadi agenda prioritas SIMURP untuk mendongkrak produktivitas pertanian," katanya.
Kadis TPHP Jember, Imam Sudarmaji menambahkan rata-rata produktivitas padi di Jember sekitar 6,1 ton per hektar. Tercapainya panen hingga 1 juta ton, tak lepas dari pengembangan Indeks Pertanaman Padi 400 [IP400].
Project Manager SIMURP, Sri Mulyani mengatakan peningkatan produktivitas tanaman pangan menjadi sasaran Program SIMURP yang berupaya meningkatkan pelayanan irigasi dan penguatan akuntabilitas pengelolaan skema irigasi.
"Dalam hal peningkatan pelayanan irigasi, ada dua indikator sebagai tolok ukur keberhasilan kegiatan yakni area yang terfasilitasi dengan layanan irigasi/drainase baru atau direhabilitasi dan persentase intensitas pertanaman atau IP," katanya.
Sri Mulyani menambahkan, SIMURP mengemban misi mendorong indikator capaian peningkatan IP dari 180% menjadi 200% melalui pendekatan budidaya berbasis CSA.
"Penerapan CSA diklaim mampu meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian meski di tengah iklim yang berubah sekaligus memastikan pertanian berkelanjutan," katanya lagi. [timsimurpkementan]
Jember of East Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
