Bergulir 2019, Petani Purworejo Minta Kementan Lanjutkan Program CSA di Jateng
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Purworejo, Jateng [B2B] - Setelah bergulir sejak 2019, petani beserta penyuluh dan regulator di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah meminta Kementerian Pertanian RI melanjutkan Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP].
Program SIMURP dinilai bermanfaat lantaran mengarahkan petani mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia dan pestisida bagi pembangunan pertanian berkelanjutan melalui Pertanian Cerdas Iklim atau Climate Smart Agriculture [CSA].
Permintaan tersebut dikemukakan para petani lokasi Demplot Scalling Up di Desa Tegalrejo dan Sumbersari di Kecamatan Banyuurip; Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Banyuurip, Sri Lasturi dan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemkab Purworejo, Hadi Sadsila.
Apresiasi dan permintaan tersebut disampaikan kepada Perwakilan National Project Implementation Unit [NPIU] dan Tim Provincial Project Implementation Unit [PPIU] SIMURP dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] yang melakukan kunjungan untuk monitoring dan evaluasi Demplot Scalling Up SIMURP di Kecamatan Banyuurip, Purworejo, belum lama ini.
Harapan petani CSA Purworejo sejalan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian CSA dari SIMURP berdampak positif bagi pembangunan pertanian, untuk meningkatkan produktivitas dan produksi tanaman pangan serta pendapatan petani.
"SIMURP mengajarkan banyak hal kepada petani. Khususnya bagaimana melakukan pertanian pintar dalam menghadapi perubahan iklim. Termasuk bagaimana mengantisipasi dan menangani penyakit tanaman, juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani,” katanya.
Menurut Mentan Syahrul, kehidupan di pedesaan akan menjadi baik dan kuat apabila penyuluh dapat memanfaatkan dan mengadopsi teknologi inovasi dari hasil penelitian.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi menyoroti dampak kegiatan CSA selain meningkatkan produktivitas, juga mampup menurunkan emisi Gas Rumah Kaca [GRK].
"Kehadiran SIMURP, diharapkan petani penerima manfaat SIMURP dapat meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian dengan mengedepankan penggunaan air yang efisien tanpa bergantung pada kondisi iklim," katanya.
Tidak hanya menyasar masalah teknis budidaya tanaman pangan, kata Dedi Nursyamsi, SIMURP juga diharapkan mampu mengembangkan kemampuan manajerial penyuluh dan pengelola di BPP.
Dalam kunjungan kerja di Kecamatan Banyuurip, Purworejo, Tim NPIU dari Kementan menyimak paparan pelaksanaan SIMURP dilanjutkan melihat hasil produksi pertanian dan olahan dari kelompok tani [Poktan] dan Kelompok Wanita Tani [KWT] serta meninjau lahan Demplot Scalling Up dari CSA di Desa Tegalrejo dan Desa Sumbersari.
Dalam kesempatan tersebut, Kadistan Pemkab Purworejo, Hadi Sadsila mengapresiasi dukungan Kementan bersama SIMURP bergulir sejak 2019, yang bermanfaat bagi petani dan penyuluh mengembangkan pertanian berkelanjutan.
"Kami harapkan Program SIMURP tetap berlanjut di Purworejo," katanya kepada Tim NPIU yang disaksikan para penyuluh setempat, Kades dan perwakilan petani dari Desa Tegalrejo dan Sumbersari.
Permintaan serupa dikemukakan Koordinator BPP Banyuurip, Sri Lasturi yang berharap Program SIMURP tetap berlanjut. Saat ini ada tujuh kecamatan yang melaksanakan SIMURP sementara di Kecamatan Banyuurip berlangsung pada 27 desa oleh 130an kelompok tani.
"Hasilnya cukup bagus, pada 2021 terjadi peningkatan produksi 1,2 ton dan terus meningkat pada 2022. SIMURP sangat bagus bagi petani dan penyuluh karena mengarahkan petani pada pertanian organik, seperti digulirkan Kementan melalui Gerakan Tani Pro Organik disingkat Genta Organik," kata Sri Lasturi.
Menurutnya, terdapat dua indikator keberhasilan SIMURP yakni area yang terfasilitasi layanan irigasi baru atau direhabilitasi dan persentase intensitas pertanaman [IP]. [timsimurpkementan]
Purworejo of Central Java [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.
