Polbangtan Kementan gelar Bimtek Limbah Ternak jadi Kompos
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang
Editor : Kemal A Praghotsa
Translator : Dhelia Gani
Malang, Jatim [B2B] - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, mengajak para petani dan penyuluh untuk tetap meningkatkan produktivitas pertanian selama masa pandemi Covid-19. Caranya, dengan memanfaatkan bahan organik yang ada di sekitar kita. Bahan organik tersebut bisa dijadikan kompos.
Sejalan dengan arahan Mentan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian [BPPSDMP], Dedi Nursyamsi mengajak kita semua untuk memanfaatkan bahan organik yang ada di sekitar kita.
"Yuk kita manfaatkan bahan organik yang ada disekitar kita, buat kompos dari bahan organik itu dan kembalikan lagi ke lahan," ujar Dedi.
Dedi mengatakan, bahan organik di desa maupun di perkotaan dapat dimanfaatkan, karena bisa meningkatkan produktivitas tanah.
Menurutnya, kompos sangat bermanfaat karena didalamnya memiliki kandungan yang dibutuhkan tanah. Petani bersama penyuluh harus bisa buat kompos sendiri dengan bahan baku dari lingkungannya sendiri. Sebab, kunci peningkatan produktivitas adalah kompos.
"Oleh karena itu, kompos harus jadi bagian dari masyarakat dan petani. Salah satu bahan organik dari lingkungan terdekat kita adalah Sampah Rumah Tangga," ujar Dedi.
Polbangtan Malang bersama komisi IV DPR RI menggelar Bimbingan Teknis [Bimtek] Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh Pertanian bertemakan strategi bisnis pemanfaatan limbah ternak menjadi kompos, Jumat [12/5] bertempat di Madiun.
Secara umum, pengertian limbah adalah buangan atau material sisa yang dianggap tidak memiliki nilai yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik [rumah tangga]. Ada juga yang mengatakan bahwa definisi limbah adalah semua material sisa atau buangan yang berasal dari proses teknologi maupun dari proses alam dimana kehadirannya tidak bermanfaat bagi lingkungan dan tidak memiliki nilai ekonomis dan bisa berdampak buruk terhadap lingkungan dan juga bagi kesehatan manusia.
Wakil Direktur Bidang Umum dan Teknologi Informasi dan Komunikasi Polbangtan Malang, Hamyana menjelaskan bahwa berdasarkan potensi ternak yang dimiliki oleh petani di Kabupaten madiun. Hal ini bisa menjadi peluang untuk mengatasi kelangkaan pupuk yang sampai saat ini masih menjadi isu hangat di sektor pertanian.
"Tema ini pada dasarnya dapat menjawab salah satu tantangan di dunia pertanian, yang mengalami kelangkaan pupuk. Padahal kita ketahui bahwa potensi seperti limbah ternak yg belum dimanfaatkan masih sangat banyak," ujar Hamyana saat pembukaan kegiatan Bimtek.
Menurutnya, proses membuat pupuk organik khususnya kompos memang membutuhkan waktu, tapi hal ini persoalan pilihan petani.
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia yang telah melalui proses rekayasa dapat berbentuk padat atau cair dan dapat diperkaya dengan mineral dan atau mikroba bermanfaat memperkaya hara, bahan organiktanah dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Sementara kompos adalah hasil penguraian dari campuran bahan bahan organik yang dapat dipercepat oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik atau anaerobic. Selain itu, pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis khususnya oleh mikroba mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
"Setiap usaha pertanian yang dikembangkan itu harus pinter memilih komoditas, yang sesuai dengan daerahnya. Dan setelah itu harus berpikir valuenya [nilai tambahnya]. Maka peningkatan nilai tambah komiditas ini perlu dikembangkan sesuai dengan tema bimtek ini”, ujar Mindo anggota komisi IV DPR RI saat membuka acara Bimtek.
Bimtek kali ini menghadirkan narasumber langsung dari praktisi yang merupakan Duta Petani Millenial [DPM] Kementerian Pertanian M.T. Khoiri yang mengisi materi tentang teknologi pembuatan kompos dari limbah ternak dan Bambang Priyanto dari Polbangtan Malang yang menjelaskan tentang Strategi dan Peluang Bisnis Bidang Pertanian.[didit/timhumaspolbangtanmalang]
Madiun of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.