Gernas 10 Provinsi, Teknologi CSA Dukung Kementan Tangani Dampak El Nino

Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Grant Program

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Gernas 10 Provinsi, Teknologi CSA Dukung Kementan Tangani Dampak El Nino
PROGRAM SIMURP: Kapusluh BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya didampingi Kadistan Pangkep, H Andi Agustina Wangsa [kiri] dan Project Manager SIMURP, Sri Mulyani [belakang tengah] dialog dengan KWT Kecamatan Buroro agar mengembangkan hilirisasi produk pertanian melalui produk olahan.

Pangkep, Sulsel [B2B] - Pengelolaan irigasi partisipatif berupa pengelolaan sumber daya air dan mengatur pola tanam bagi kepentingan petani melalui pendekatan Climate Smart Agriculture [CSA] dari Program SIMURP, sejalan dengan langkah-langkah cepat Kementerian Pertanian RI melaksanakan Gerakan Nasional [Gernas] Penanganan Dampak El Nino di 10 provinsi.

Ke-10 provinsi Gernas El Nino dari Kementan antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Dari 10 provinsi tersebut, tujuh provinsi di antaranya adalah wilayah pelaksanaan Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] kecuali Lampung, Banten dan Kalimantan Selatan.

Upaya CSA SIMURP mendukung Gernas El Nino dari Kementan tersebut dikemukakan Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian BPPSDMP Kementan [Pusluhtan] Bustanul Arifin Caya, Selasa [26/9] pada kunjungan kerja di Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Bungoro, Kabupaten Pangkajene Kepulauan [Pangkep] Sulsel.

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan Gerakan Nasional Penanganan Dampak Elnino di 10 Provinsi dengan menggelar penanaman padi serentak di periode Agustus dan September dengan total 500 ribu hektar.

"Setiap kejadian El Nino ekstrem berpotensi menyebabkan kekeringan sekitar 560 ribu hektar, sedangkan pada kondisi normal hanya 200 ribu hektar yang terdampak kekeringan," katanya.

Mentan Syahrul menguraikan kegiatan Gernas El Nino meliputi koordinasi penanggulangan dampak El Nino; pendataan/pemetaan/penyiapan Calon Petani dan Calon Lokasi [CPCL]; penyediaan sumber pengairan;  distribusi benih dan pupuk; gerakan tanam, gerakan penanganan kekeringan dan gerakan pengendalian OPT; pengawalan asuransi dan pembiayaan serta penanganan panen dan pasca panen.

"Untuk itu, Kementan melakukan Gernas El Nino berupa pertambahan pertanaman 500 hektar pada 100 kabupaten di 10 provinsi," katanya lagi.

Kementan menggelar Gernas El Nino di enam provinsi yakni Sumatra Utara di 13 kabupaten seluas 45.000 hektar; Sumatra Selatan di 10 kabupaten [74.500 ha]; Jawa Barat di enam kabupaten [39.500 ha]; Jawa Timur di 14 kabupaten [59.000 ha]; Jawa Tengah di 22 kabupaten [86.000 ha] dan Sulawesi Selatan 11 kabupaten [81.000 ha].

Sementara empat provinsi provinsi pendukung Gernas antara lain Lampung di enam kabupaten [36.000 ha]; Banten di empat kabupaten [16.000 ha]; Kalimantan Selatan 9 kabupaten [51.000 ha dan NTB di 5 kabupaten [12.000 ha].

Di tempat terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengatakan penanganan dampak El Nino sangat penting, karena berkurangnya air dapat mengganggu produktivitas pertanian.

"Utamakan ketersediaan air, juga dengan memprioritaskan standing crop, yang masih dapat diselamatkan, diupayakan. Selain itu, percepatan tanam, segera lakukan (tanam), manfaatkan air yang ada. Sekali lagi yang paling penting adalah koordinasi," kata Dedi Nursyamsi.

Kapusluh BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya di Pangkep mengingatkan perubahan iklim yang saat ini terjadi EL Nino di beberapa negara, termasuk Indonesia sebagai akibat salah satu fenomena global yang dapat menyebabkan musim kemarau panjang.

El Nino merupakan siklus alami yang ditandai meningkatnya suhu perairan sehingga meningkatkan suhu dan kelembaban atmosfir di atasnya yang mengakibatkan kekeringan parah.  Jika tidak diantisipasi, El Nino dapat mengganggu ketahanan pangan nasional," katanya.

Bustanul Arifin Caya mengingatkan tentang banyaknya kendala dan tantangan pada 2023, utamanya El Nino serta terjadinya penutupan saluran irigasi yang masih berproses sebagai akibat dari masifnya rehabilitasi jaringan irigasi, maka diperlukan kerja keras dan kerja cerdas agar tujuan SIMURP dapat tercapai.  

Kunjungan Kapusluh Bustanul di BPP Bungoro, Pangkep dihadiri Kepala Dinas TPHP Pemprov Sulsel, H Imran Jausi; Kadistan Pemkab Pangkep, Hl Andi Agustina Wangsa; Project Manager SIMURP, Sri Mulyani dan Tim Pengelola SIMURP; Kabid Penyuluhan Pemprov Sulsel dan Pemkab Pangkep; Kordinator BPP di lima kecamatan lokasi SIMURP dan empat kecamatan luar SIMURP di Pangkep; petani dan Poktan lokasi SIMURP; pengurus KEP dan KWT lokasi SIMURP di lima kecamatan lokasi SIMURP; dan perwakilan Poktan dan Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) lokasi SIMURP.

Kapusluh Bustanul juga menekankan tentang keterlibatan penyuluh untuk aktif menjalankan Lima) Peran dan Fungsi BPP Kostratani yakni sebagai pusat data dan informasi pertanian, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat jejaring kemitraan.

Menghadapi situasi kelangkaan dan mahalnya harga pupuk, penyuluh agar aktif ikut serta melalui CSA mendukung Gerakan Genta Organik dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam di sekitarnya untuk pembuatan pupuk organik serta implementasinya secara masif," katanya. [timsimurpkementan]

Pangkep of South Sulawesi [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.

The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.

Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.

SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.

The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.