Peran DuDi, Kementan Optimalisasi `Teaching Factory` Polbangtan Malang
Millennial Farmers Development are the Target of Indonesia`s Polbangtan Malang
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani
Kota Batu, Jatim [B2B] - Kementerian Pertanian RI berupaya mengoptimalisasi peran dan fungsi Teaching Factory [TeFa] pada Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan]. TeFa sebagai unit pembelajaran dan unit produksi, berfungsi meningkatkan kompetensi peserta didik sebagai wirausahawan [job creator] maupun bekerja [job seeker] pada dunia usaha dan dunia industri [DuDi] yang sesungguhnya.
Langkah tersebut ditempuh Polbangtan Malang melalui Workshop Optimalisasi TeFa sebagai Unit Pembelajaran dan Produksi tahun 2022, berlangsung selama tiga hari, 15 - 17 September di Samara Resort Batu, Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan workshop dihadiri Wakil Direktur I Novita Dewi Kristanti; Manajer TeFa, Ferdianto Budi Samudra dan seluruh Ketua Divisi TeFa Polbangtan Malang. Hadir narasumber Adi Suseno dan Lego Suhono dari Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, sekaligus menjadi pendamping selama workshop berlangsung.
Upaya Polbangtan Malang sejalan dengan arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo bahwa pembangunan pertanian nasional tak bisa dilepaskan dari pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam sektor pertanian itu sendiri.
Dia menaruh harapan pada generasi milenial dapat mengambil peranan dalam pembangunan pertanian, dengan optimisme pada generasi milenial yang inovatif dan gagasan kreatifnya akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.
"Kementan melalui pendidikan vokasi menghubungkan SDM dengan usaha dan industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan dan siap untuk hal-hal yang baru,” kata Mentan Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi mengungkap harapan serupa tentang pendidikan vokasi Kementan, khususnya Polbangtan akan terus berupaya menghasilkan SDM profesional, berjiwa wirausaha dan SDM memiliki daya saing tinggi.
"Salah satu indikasi keberhasilan dari pendidikan vokasi Kementan adalah output atau alumninya dapat diserap oleh DuDi. Untuk itu, kami menerapkan TeFa, di mana model pembelajaran dikembangkan dalam suasana sesungguhnya. Tujuannya, menumbuhkan kemampuan kewirausahaan peserta didik atau lulusan sesuai dengan kebutuhan DuDi," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa Kementan melalui TeFa, mengembangkan budaya kewirausahaan dan menumbuhkan kewirausahaan pada unsur-unsur satuan pendidikan dan peserta didik, dengan tetap menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan vokasi untuk mengoptimalkan faktor-faktor produksi.
Komitmen Bersama
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana mengatakan bahwa pihaknya sangat memahami vitalnya TeFa, suatu konsep pembelajaran berbasis industri/bisnis yang mengacu pada standar dan prosedur yang berlaku pada DuDi, dilaksanakan dalam suasana nyata seperti yang terjadi pada industri/bisnis.
"Tujuannya agar siswa mengalami pembelajaran dengan standar dan suasana yang sama," kata Setya BU seperti disampaikan Wadir I Polbangtan Malang, Novita DK.
Novita menambahkan Polbangtan Malang berkomitmen tinggi dalam upaya pengembangan dan kualitas TeFa. Untuk itu, diperlukan komitmen tinggi antara pemangku kepentingan dan kebijakan baik internal maupun eksternal.
"Upaya tersebut diimplementasikan, salah satunya dengan bentuk workshop optimalisasi TeFa sebagai unit pembelajaran dan produksi," katanya.
Menurutnya, diperlukan komitmen bersama dan kesamaan persepsi dari berbagai bidang yang terlibat pada TeFa seperti program studi, Penumbuhan Wirausahawan Muda Pertanian [PWMP] dan stakeholders agar pengembangan dan kualitas TEFA Polbangtan Malang terwujud.
Manajer TeFa Polbangtan Malang, Ferdianto Budi Samudra mengatakan TeFa mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai unit pembelajaran yaitu mengintegrasikan kegiatan usaha di masing-masing divisi TeFa agar bisa menjadi tempat praktikum bagi mahasiswa Polbangtan Malang sesuai program studi.
"Fungsi kedua, sebagai unit produksi yang harus menghasilkan produk untuk memenuhi kebutuhan di dunia industri," katanya.
Menurutnya, Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo adalah yang paling sesuai dalam hal manajemen yang kemungkinan besar bisa diterapkan di TEFA Polbangtan Malang". [didit/timhumaspolbangtanmalang]
Batu City of East Java [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the SMKPPN, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.
Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.
Indonesian Agriculture Minister Syahrul Indonesia Yasin Limpo stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.
“The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize," Minister Limpo said.
He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.
"Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things," Limpo said.
