Transfer Knowledge, Guru SMKPP Kementan Ikuti TOT Smart Farming dan Digitalisasi Pertanian

Indonesian Govt Training Teacher of Smart Farming to Agriculture Digitization

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Transfer Knowledge, Guru SMKPP Kementan Ikuti TOT Smart Farming dan Digitalisasi Pertanian
SMK PPN SEMBAWA: Mentan Syahrul Yasin Limpo [ke-3 kiri] didampingi Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi [ke-3 kanan] pada kegiatan Training of Trainer [TOT] Smart Farming dan Digitalisasi Pertanian.

Sembawa, Sumsel [B2B] – Jargon Pertanian Maju, Mandiri dan Modern yang digaungkan Kementerian Pertanian [Kementan], mendapat respon positif dari para pelaku usaha yang mulai menerapkan Internet of Think [IoT]. Hal ini terbukti dengan semakin banyaknya pertanian berbasis smart farming dari hulu ke hilir. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, terus mendorong inovasi pertanian yang mampu beradaptasi dengan perubahan yang ada. Sebagai bentuk nyata dukungan tersebut, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian [BPPSDMP] menggelar kegiatan TOT Smart Farming dan Digitalisasi Pertanian bagi Widyaiswara, Dosen, Guru dan Penyuluh Pertanian di PPMKP Ciawi Bogor pekan lalu. 

“Kementan melaksanakan ToT yang diikuti beberapa UPTD seluruh Indonesia berkumpul. Tentu saja ada dosen Widyaiswara, guru, jajaran pertanian, PPL,” katanya.

Mentan menambahkan, kegiatan ini dimaksudkan agar terjadi transfer of knowledge, dan transfer keterampilan pertanian biar lebih maksimal.

“Khususnya untuk mengantisipasi perubahan iklim ekstrem yang terjadi juga yang ada di Indonesia. Kita punya alam yang bagus keterampilan yang banyak dan semua terus kita perbaiki,” katanya.

Menurutnya, ToT akan memberikan keyakinan untuk melakukan Implementasi dari pelaksanaan teknologi pertanian.

“Termasuk cara-cara baru pertanian, menggunakan digital sistem pertanian, dan smart farming pertanian. Ini tidak mudah, tetapi Kementan bersama BPPSDMP memaksakan diri untuk adaptasi cuaca yang sangat ektrem ini. Oleh karena itu, BPPSDM dan Litbang harus berada di lapangan membantu penyuluh,” tegas Mentan Syahrul.

Sementara, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi, mengatakan pelaksanaan TOT Smart Farming dan Digitalisasi Pertanian dilakukan untuk mengimplementasikan pertanian cerdas dengan penerapan digitalisasi pertanian dengan IoT, membentuk ekosistem pertanian dengan pembukaan akses pasar kepada petani, sehingga penghasilan petani terjamin serta mengoptimalkan inklusi keuangan perbankan di desa 

“Kita didera perubahan iklim dan bantai Covid 19. Sendi-sendi kehidupan kita benar-benar terpuruk. Dalam kondisi demikian, bagaimana caranya produktivitas dan produksi pertanian terus meningkat. Karena tidak mungkin jika produktivitas turun kita bisa eksis. Mau tidak mau, siap tidak siap, suka tidak suka, produktivitas harus naik. Solusinya adalah smart farming dan digitalisasi pertanian,” katanya.

Dedi menambahkan, Kementerian Pertanian punya kebijakan. Salah satunya adalah cara bertindak ke empat [CB4].

“Intinya, bagaimana kita mencapai kesejahteraan pangan adalah membangun smart farming di seluruh pelosok tanah air,” katanya.

Dedi pun menjelaskan tujuan diselenggarakannya kegiatan ini yaitu meningkatkan kapasitas SDM pertanian di bidang teknologi smart farming. Sasaran kegiatan pelatihan adalah 60 orang aparatur pertanian. Sedangkan, output kegiatan pelatihan adalah meningkatnya kapasitas sumber daya manusia pertanian dalam menghasilkan usaha agribisnis modern berbasis smart farming ditingkat pelaku usaha/petani.

Smart Farming merupakan bio-sains teknologi.  Karena dalam smart farming ada pemupukan baik pupuk kimia maupun pupuk organik, pengaturan penggunaan air secara efisien, mengetahui kondisi cuaca, kondisi tanah dan waktu panen. Penggunaan smart farming dapat menghemat biaya pupuk kimia sampai 50%. Jadi dengan smart farming penggunaan pupuk dapat ditekan," ujarnya. 

"Selain itu setelah pelatihan ini petani yang nantinya akan dilatih harus dapat mengakses Kredit Usaha Rakyat [KUR],” tambahnya.

Materi pelatihan mencakup Kelompok Dasar yaitu Kebijakan Pengembangan Pertanian Berbasis Smart Farming. Untuk kelompok Inti yaitu Pengembangan Pertanian Berbasis Smart Farming, Pengenalan Pemograman Mikrokontroler Berbasis IoT,  Perakitan Modul Kontrol untuk Smart Farming, Implementasi Smart Farming di Tanaman Pangan dan Perkebunan,  Implementasi Smart Farming di Peternakan [Ruminansia],  Implementasi Smart Farming di Peternakan [Unggas], Implementasi Smart Farming di Hortikultura, dan Kredit Usaha Rakyat. 

Narasumber/fasilitator yang dilibatkan pun tak tanggung-tanggung mulai dari IPB, BLK, HIMBARA, para praktisi seperti P4S Petani Muda Keren, Habibi Garden, Dairy Farm, Pasini Naratas Farm serta widyaiswara yang sudah sangat mumpuni di bidangnya. 

Guru SMKPP N Sembawa, Estri Rahajeng dan Ujang Muhammad mengatakan, ToT bagi tenaga fungsional khusus seperti guru, dosen, widyaiswara dan penyuluh ini sangat penting.

"Karena pentingnya informasi dan wawasan bagi mereka tentang smart farming dan digitalisasi pertanian,” kata Ujang saat mengikuti kegiatan TOT.

"Bagi guru ini sangat penting agar informasi seperti ini dapat ditransfer ke siswa sebagai peserta didik, yang kemudian hari mereka akan menjadi pelaku agribisnis ataupun pebisnis dibidang pertanian,” Ujang menambahkan.

Sembawa of South Sumatera [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.