Bangun Kepercayaan Publik, Kementan Tekankan Pentingnya Strategi Komunikasi

Indonesian Agriculture Ministry is Trying to Build a Public Relations Function

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Bangun Kepercayaan Publik, Kementan Tekankan Pentingnya Strategi Komunikasi
BPPSDMP KEMENTAN: Pelatihan dibuka Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah [ke-2 kiri] dengan narasumber Imelda Marselas Wangkar, mantan pewara berita Liputan 6 SCTV didampingi Ketua Kelompok Humas, Septalina Pradini dan Ketua Kelompok Penyelenggaraaan Pelatihan Puslatan, Andi Amal Hayat Makmur [kiri].

Jakarta [B2B] - Memasuki era Revolusi Industri 4.0 serta tantangan sekaligus peluang era Society 5.0 yang dapat dikatakan gabungan teknologi level tinggi seperti Big Data, pemanfaatan internet of things [IoT] dan artificial intelegent seluruh aspek diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dan mumpuni khususnya dalam pengelolaan Kehumasan.

Pada Rapat Koordinasi Kehumasan beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya peran Hubungan Masyarakat [Humas].

Tak hanya sebagai jembatan antara kepentingan instansi dengan publik, katanya, juga untuk membangun komunikasi dan hubungan antara masyarakat luas sebagai karyawan internal serta sistem manajemen internal hingga stakeholders.

“Humas merupakan wajah dari institusi. Bila Humas-nya baik maka wajah institusi tersebut baik. Sebaliknya, bila wajah tersebut menggambarkan yang kurang baik maka citra negatif pun akan tergambar dari institusi tersebut”, ungkap Amran.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi Humas berperan tak ubahnya mata, telinga, dan mulut bagi pemerintah dan masyarakat.

"Pengelola kehumasan harus selalu berupaya untuk meningkatkan  kapasitasnya dengan perkembangan teknologi komunikasi yang terkini," katanya.

Menurut Dedi Nursyamsi, pengelola kehumasan juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk membangun kepercayaan publik kepada instansi/pemerintah, antara lain menetralisir informasi atau isu-isu terkini.

"Itu yang harus disampaikan Humas, agar tidak terjadi kecemasan di masyarakat. Jangan sampai terjadi pemahaman yang simpang siur," ungkapnya.

Dedi Nursyamsi mengingatkan, Humas dalam menyampaikan informasi tersebut, harus didukung keterampilan komunikasi baik public speaking maupun mengolah konten," kata Dedi Nursyamsi.

Menyadari pentingnya Kehumasan, BPPSDMP Kementan melalui Program Rural Empowerment and Agricultural Development Scalling-up Innitiative [READSI] menggelar pelatihan knowledge management bertajuk ´Being a Good Public Speaker a Good Public Relation´ di Jakarta, Kamis [29/11].

Pelatihan berlangsung hibrid diikuti lebih 60 peserta, terdiri atas Pranata humas, Penanggung Jawab serta Pengelola Lehumasan lingkup BPPSDMP Kementan di pusat maupun Unit Pelaksana Teknis [UPT], mahasiswa Politeknik Pembangunan Pertanian [Polbangtan] dan Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia [PEPI], panitera pimpinan serta frontline.

Kegiatan pelatihan menghadirkan Imelda Marselas Wangkar, jurnalis yang juga news presenter [pewara berita] Liputan 6 SCTV sejak 19 Juli 2001 hingga 28 September 2010 seperti dilansir Wikipedia. Sejak 29 September 2010 hijrah ke JakTV, dan kemudian mendirikan biro konsultan, CSR, pada 2012.

Mengupas tuntas teknik komunikasi yang efektif mulai dari membuat rilis, media relations, strategi publikasi, teknik mengemas presentasi yang efektif hingga bagaimana cara mengatasi krisis komunikasi.

Saat membuka pelatihan, Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah mengatakan bahwa saat ini dibutuhkan kemampuan public speaking yang baik, tegas, mudah difahami namun tetap memperhatikan adab dan etika.

"Seluruh unsur kehumasan atau yang melaksanakan fungsi kehumasan harus mampu melakukan komunikasi yang baik," katanya didampingi Septalina Pradini, Koordinator Kelompok Kerja Hubungan Masyarakat [Pokja Humas] BPPSDMP Kementan.

Menurut Siti Munifah, keberhasilan sebuah institusi atau organisasi dari komunikator lapisan pertama. Tak hanya pengelola kehumasan, panitera pimpinan, frontline atau resepsionis pun perlu dibekali kemampuan public speaking.

"Tentunya tak hanya mampu bicara, seluruh lapisan kehumasan perlu mengetahui secara baik institusinya. Humas juga harus mampu mengemas informasi dengan baik sebelum disampaikan pada masyarakat," katanya lagi.

Hubungan Baik
Imelda Marselas Wangkar selaku narasumber pelatihan menguraikan tentang tiga elemen penting yang perlu diperhatikan oleh Humas dalam menjalankan aktivitasnya.

"Pertama, strategi komunikasi. Kita harus mengenal siapa sasaran atau target komunikasi kita. Hal ini perlu kita lakukan untuk menentukan strategi komunikasi, media yang akan kita gunakan," katanya.

Kedua, kata Imelda, mengemas pesan maupun informasi tersebut hingga target komunikasi dapat memahami isi pesan yang dimaksud. Ketiga, evaluasi.

"Apakah strategi komunikasi yang kita lakukan tepat dan efisien. Tidak menimbulkan multitafsir, yang akhirnya membuat pesan tidak diterima dengan baik? Atau memang komunikasi kita telah efektif dan tepat sasaran,” kata pewara berita yang akrab disapa Sela Wangkar.

Imelda pun menekankan pentingya menjalin hubungan baik dengan media. Pasalnya, Humas dengan media merupakan dua sisi yang saling membutuhkan.

“Hubungan baik dengan media membantu tim Humas untuk menjelaskan banyak hal kepada masyarakat. Memperluas cakupan saat melakukan proses sosialisasi dan menjawab isu yang beredar,” kata Sela Wangkar.

Peserta pelatihan pun berkesempatan praktik bagaimana menghadapi fase krisis komunikasi, dimana sebagai institusi pemerintah, Humas harus mengembalikan kepercayaan publik.

"Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, seluruh peserta dapat menjalankan  peran Kehumasan yang strategis dengan komunikasi yang efektif, sehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap publik serta kepercayaan publik," kata Septalina Pradini didampingi Febi Ananda Permansari, Ketua Tim Kerja Humas BPPSDMP Kementan.

Jakarta [B2B] - The role of agricultural vocational education in Indonesia such as the the Agricultural Development Polytechnic or the Polbangtan, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts to produce millennial entrepreneur.

Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme or the YESS, to support Indonesian Agriculture Ministry seeks to maximize its efforts for the millennial entrepreneur.

Indonesian Agriculture Ministry, Andi Amran Sulaiman stated that the government´s commitment to developing agriculture, especially in the development of advanced, independent and modern agricultural human resources.

The goal is to increase the income of farming families and ensure national food security. Farmer regeneration is a commitment that we must immediately realize.

He reminded about the important role of vocational education, to produce millennial farmers who have an entrepreneurial spirit.

Through vocational education, we connect campuses with industry so that Polbangtan graduates meet their needs and are ready for new things.