Kementan: Smart Farming Katalisator Transformasi Pertanian Modern

Indonesia Recognizes Support of Private Extensionists for Agricultural Development

Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani


Kementan: Smart Farming Katalisator Transformasi Pertanian Modern
PLAKAT PENGHARGAAN: Sekretaris BPPSDMP Kementan, Siti Munifah (kiri) menerima plakat dari Pimpinan TETO Taipei (Foto: BPPSDMP)

Lembang, Jabar [B2B] - Dukungan TETO dan IETO di Taipei bagi SDM pertanian Indonesia sangat bermanfaat dalam pengembangan Presisi [Smart Farming] bagi petani dan masyarakat Bandung Raya, Widyaiswara, Dosen, Penyuluh, Mahasiswa dan para pengusaha dan petani milenial.

"Mereka mendapat kesempatan untuk belajar melakukan bisnis di bidang komoditas hortikultura modern menggunakan fasilititas dan metode pelatihan yang dikembangkan oleh expert TETO dan Widyaiswara BBPP Lembang," kata Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi dalam sambutannya yang dikutip Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah di BBPP Lembang, Jabar pada Rabu pagi [1/12].

Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo telah menetapkan 3 Tujuan Pembangunan Pertanian yaitu menyediakan pangan untuk 273 juta rakyat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani dan meningkatkan ekspor. 

"Adapun kunci keberhasilan peningkatan produksi komoditas pertanian adalah peningkatan produktivitas melalui dukungan sarana, prasarana, inovasi teknologi, regulasi dan SDM Pertanian yang kompeten," kata Mentan Syahrul.

Dedi Nursyamsi selaku Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM menambahkan bahwa Teknologi Pertanian dan SDM Pertanian merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

"Teknologi pertanian modern dicirikan lebih cepat, produktivitas tinggi dan memanfaatkan teknologi informasi, yang harus sampai ke petani melalui peran para penyuluh pertanian," kata Dedi Nursyamsi.

"Pada pagi hari ini kita semua menjadi saksi serah terima “Strengthening Incubator Agribusiness with Human Development Project” dari the Representative of TETO di Jakarta dan the Representative of IETO di Taipei. kita tidak hanya menyaksikan serah terima project-nya saja tetapi juga keberhasilan dan kebermanfaatan project,"  kata Siti Munifah. 

Teknologi yang dikenalkan adalah pertanian presisi/smart farming yaitu: 1] Pertanian rendah biaya berpotensi meningkatkan margin keuntungan petani, 2] Efisiensi dalam penggunaan air, pupuk dan pestisida memungkinkan keberlanjutan produksi hasil pertanian yang aman dan sehat.

Fasilitas project berupa Smart Automatic Green House dan Modern Packing House ini telah menjadi icon yang menarik minat peserta pelatihan, mahasiwa, dosen, petani dan pengusaha milenial serta masyarakat sebagai sarana pembelajaran/pelatihan berbasis inovasi dan teknologi masa kini.

"Bagaimana seharusnya tahapan budidaya, pascapanen dan pengolahan hasil pertanian itu dilakukan, sesuai dengan SOP dan standar internasional guna mendukung pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern," kata Siti Munifah.

Dalam kesempatan tersebut Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah menandatangani Perjanjian Kerja Sama [PKS] BPPSDMP Kementan dengan Universitas Padjadjaran [Unpad], Fakultas Teknologi Industri Pertanian, serta Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat [LPPM] IPB.

"PKS bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia pertanian melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat," kata Siti Munifah.

Dia menambahkan atas dukungan TETO dan IETO terhadap teknologi smart farming dikembangkan sebagai salah satu respon adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi saat ini yang memungkinkan petani memiliki kontrol yang lebih baik terhadap proses produksi, secara efisien dalam penerapan Good Agricultural Practices [GAP] dan Good Handling Practices [GHP]. 

Kegiatan Pelatihan Sistem Agribisnis Modern Berbasis Smart Farming bagi pelaku utama dan pelaku usaha sektor pertanian yang unggul dan adaptif, telah dilaksanakan dari tanggal 11 November sampai dengan 1 Desember 2021.

Lembang of West Java [B2B] - The private agricultural extensionists for farmers and ordinary people in Indonesia are better known as the sales or marketers of various agricultural input facilities as well as seed sellers and agricultural medicine, known as the ´formulators´ or ´distributors´ of pesticides. Private extensionists are also recognized as superior in terms of updating information, technology materials, business solutions and high mobility, according to senior Indonesian officials.