Regenerasi Petani, Kementan Kukuhkan 67 Duta Pertanian Milenial dan Andalan

Millennial Farmers are the Target of Developing Indonesian Agricultural HR

Reporter : Gusmiati Waris
Editor : Cahyani Harzi
Translator : Dhelia Gani


Regenerasi Petani, Kementan Kukuhkan 67 Duta Pertanian Milenial dan Andalan
PENGUKUHAN ONLINE: Mentan Syahrul Yasin Limpo [tengah] dialog dengan para duta petani milenial didampingi Kepala BPPSDMP Kementan, Prof Dedi Nursyamsi di ruang AWR KostraTani Kementan [Foto: BPPSDMP/Septalina Pradini]

Jakarta [B2B] - Percepatan regenerasi petani mendukung  pengembangan sektor pertanian dari hulu ke hilir untuk mencapai kedaulatan pangan dan peningkatan tiga kali ekspor komoditas pertanian [GratiEks], Kementerian Pertanian RI mengukuhkan 67 orang dari seluruh Indonesia terdiri atas 59 orang usia 19 - 39 tahun menjadi Duta Petani Milenial [DPM] dan delapan orang berusia di atas 39 tahun sebagai Duta Petani Andalan [DPA]. Kementan juga menetapkan Sandi Octa Susila memimpin Forum DPM dan DPA, setelah dikukuhkan sebagai DPM pada Jambore Milenial di Cibodas, Cianjur, Jawa Barat pada penghujung Oktober 2019.

Kegiatan pengukuhan dilakukan melalui telekonferensi oleh Kepala BPPSDMP Kementan Prof Dedi Nursyamsi disaksikan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo [SYL] pada Senin pagi [13/4] di Agriculture War Room - Komando Strategis Pembangunan Pertanian [AWR KostraTani].

“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian," kata Mentan SYL dalam arahannya setelah pengukuhan DPM dan DPA dari seluruh Indonesia, yang diliput oleh jurnalis dari jarak jauh melalui aplikasi online Zoom.

Menurut Mentan, pengukuhan tersebut bertujuan mempercepat regenerasi petani dengan meningkatkan peran generasi muda pertanian dalam mendukung pengembangan dan memajukan sektor pertanian, sehingga perlu dukungan petani-petani muda yang dapat memberikan kontribusi dalam gerakan pembaharuan pembangunan pertanian.

Prof Dedi Nursyamsi menambahkan pengukuhan 59 DPM dan delapan DPA menekuni komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Bahkan ada pula penyuluh pertanian yang mendampingi petani serta transfer inovasi dan teknologi pertanian sehingga berhasil mencetak petani-petani sukses.

"Sosok DPM dan DPA merupakan sekelompok anak muda yang memiliki loyalitas dan integritas untuk memajukan pertanian Indonesia secara modern dan berorientasi ekspor agar Indonesia mampu menjadi negara agraris yang mandiri pangan," kata Prof Dedi Nursyamsi didampingi Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah di Agriculture Operation Room [AOR] BPPSDMP Kementan.

Tampak hadir Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian [Pusluhtan] Leli Nuryati; Kepala Pusat Pendidikan Pertanian [Pusdiktan] Idha Widi Arsanti dan sejumlah pejabat eselon tiga dan empat BPPSDMP Kementan terkait program petani milenial di antaranya Direktur Polbangtan YoMa, Dr Rajiman di Yogyakarta yang terkoneksi via aplikasi Zoom.

Jejaring Usaha
Kepala BPPSDMP menambahkan berdasarkan data terkini, Indonesia saat ini memiliki 33,4 juta petani, sekitar 30,4 juta [91%] adalah petani berusia tua dan hanya 2,5 juta [9%] yang merupakan petani milenial berusia di bawah 40 tahun.

"Tentunya, hal itu memerlukan pelopor pertanian yang diharapkan membuat jejaring usaha pertanian untuk menarik minat generasi milenial menekuni usaha dan bisnis di sektor pertanian. Selain sebagai penghela peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian serta produktivitas lahan dan komoditas," kata Prof Dedi Nursyamsi.

Dia menambahkan, DPM dan DPA diharapkan mampu menarik minat generasi milenial lainnya untuk berwirausaha di sektor pertanian. Selain itu, ikut mendukung sekaligus menjadi corong positif pemerintah dalam hal ini Kementan, dengan mempercepat advokasi kepada masyarakat terkait program Kementan sehingga dilaksanakan dengan cepat di lapangan, sehingga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Terlebih di tengah situasi pandemi global Covid-19, pertanian merupakan garda terdepan menangkal penyebaran virus Corona karena berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh.

“Dalam masa Covid-19 ini banyak peluang bisa dimanfaatkan oleh pengusaha pertanian milenial khususnya di bidang produksi on-farm seperti sayuran segar, buah-buahan, susu, telur, dan kacang-kacangan yang merupakan penyedia vitamin dan protein untuk meningkatkan ketahanan tubuh menghadapi infeksi Covid-19. Untuk distribusinya tidak perlu dikhawatirkan.

Di masa ini masyarakat akan lebih banyak beraktivitas dari rumah, berbelanja pun dari rumah. Dengan adanya teknologi informasi maka DPM dan DPA dapat menggandeng tokoh masyarakat untuk promosi dan memasok bahan pangan segar ke masyarakat sekitar melalui platform e-commerce untuk memperpendek rantai pasok.

Pada kesempatan tersebut, Kepala BPPSDMP mengukuhkan kepengurusan Forum DPM dan DPA serta koordinator provinsi, yang diketuai oleh Sandi Octa Susila. Saat ini Sandi OC membina membina 385 petani di wilayah Cianjur, Jawa Barat dengan 141 produk hasil pertanian. Bahkan baru-baru ini Sandi menggagas kerjasama dengan Kedai Sayur Indonesia [KSI] untuk mendistribusikan hasil pertanian dan memberdayakan lima ribu pedagang sayur di Cianjur melalui aplikasi e-commerce dan tengah dikembangkan hingga ke Jakarta dan sekitarnya. [Cha]

Jakarta [B2B] - Indonesian government in the next five years prioritizes the development of human resources that are ready to face globalization in the era of industrialization 4.0, the Agriculture Ministry in particular the Directorate General of Extension and Agricultural HR Development [BPPSDMP] carry out its role to develop millennial farmers who understand information and communication technology, according to the senior official of the agriculture ministry.