Rumah Burung Hantu, Kiat Petani CSA Banyuasin Tangkal Hama Tikus
Indonesia Irrigation Development the Target of Government`s Loan Program
Editor : M. Achsan Atjo
Translator : Dhelia Gani

Banyuasin, Sumsel [B2B] - Burung hantu [tyto alba] untuk menekan sekaligus menangkal tikus, kembali digalakkan oleh penyuluh pendamping Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] di Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan bagi petani CSA binaan Balai Penyuluhan Pertanian [BPP] Karang Agung Ilir, dengan menempatkan Rumah Burung Hantu [Rubuhan] di lahan Demplot CSA.
Pemanfaatan Rubuhan oleh petani CSA Banyuasin, Sumsel menjadi bagian dari verifikasi on the spot terhadap BPP Karang Agung Ilir selaku Nomine [diusulkan] oleh Pemprov Sulsel selaku Nominator [pengusul] untuk meraih predikat BPP tingkat Nasional dari Penghargaan SIMURP 2023.
Verifikasi on the spot berupa Observasi Lapangan dilakukan Penyuluh Pusat, Suwarna bersama Tim National Project Implementation Unit [NPIU] pada Rubuhan yang didirikan oleh kelompok tani [Poktan] Sri Mulyo binaan BPP Karang Agung Ilir.
Teknologi CSA yang diusung Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] mendorong petani memanfaatkan kembali Rubuhan untuk menekan populasi sekaligus menangkal hama tikus.
Upaya tersebut sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman meningkatkan produktivitas pertanian, dengan mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman [OPT] melalui Pengendalian Hama Terpadu [PHT].
"Tujuan pembangunan pertanian adalah peningkatan produksi, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman, serta budidaya yang ramah lingkungan melalui pengelolaan hama terpadu," katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa petani Indonesia tidak boleh tertinggal, karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian.
"Hama dan penyakit memicu kerusakan tanaman. Akibatnya, produktivitas menurun hingga gagal panen, maka dari itu, hama dan penyakit perlu dikendalikan apabila populasinya melampaui ambang ekonomi," katanya.
Salah satu upaya Kementan, kata Dedi Nursyamsi, dalam mendesiminasikan pertanian ramah lingkungan melalui Program SIMURP, yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku petani, sehingga dapat mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
Program SIMURP merekomendasikan burung hantu sebagai penangkal hama tikus, mengacu pada penelitian bahwa burung hantu memiliki kemampuan memakan tikus per malam minimal tiga ekor dan tetap memburunya jika dilihat meski tidak dimakan.
Kemampuan utamanya, pengelihatan tajam pada intensitas cahaya minim dan pendengaran peka mampu mendengar tikus cicit sekitar 500 meter. Ketepatan menyambar sangat tinggi tanpa didengar mangsanya, dengan kepakan sayap tanpa suara karena bulunya halus. [timsimurpkementan]
Banyuasin of South Sumatera [B2B] - The objective of the Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] with Indonesia Agriculture Ministry is to increase production and productivity, increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reduce the effect of greenhouse gases, and increase the income of farmers in irrigated areas and swamp areas.
The target is to increase cropping intensity through irrigation rehabilitation, revitalization and modernization activities, the realization of a sustainable irrigation system through the revitalization of irrigation management, increasing institutional strengthening, as well as increasing the capacity and competence of human resources in irrigation management and increasing production and productivity.
Increasing farmers´ knowledge and skills in implementing climate smart agriculture, reducing the risk of crop failure, reducing the greenhouse gas effect and increasing farmers´ income in irrigated areas and swamp areas.
SIMURP locations in 13 irrigation areas and two swamp areas namely Banyuasin and Katingan Regencies and 17 districts in eight provinces.
The main objective is to increase motivation for agricultural extension workers, agricultural extension centers, farmer groups, women farmer groups and farmer economic groups in agribusiness-oriented farming.